Politik Peran madrasah nizhamiyah pada masa nizham al-mulk 1065-1072 M

penting, seperti mudarris, wa’idh 10 , mutawalli al-kutub 11 muqri, 12 dan nahwi. 13 Orang- orang yang di pilih oleh Nizham al-Mulk tersebut adalah mereka yang menganut madzhab syafi’i, paling untuk tiga jabatan mudarris, wa’idh, dan mutawalli al-kutub di haruskan yang bermadzhab syafi’i karena ketiga jabatan tersebut yang pling berhak dan punya otoritas penuh menentukan arah dan kebijakan madasah itu, bahkan dalam banyak kasus seorang guru juga bisa berfungsi sebagai administrator atas nama pendirinya. 14 Karena Madrasah Nihamiyah merupakan lembaga pendidikan tinggi, maka yang mengajarkan juga orang-orang yang memiliki pendidikan tinggkat tinggipula. Oleh karena itu, pemilihan guru-guru yang mengajar di madrasah ini sangat slektif. Ulama- ulam terkemuka pada waktu itu dan guru-guru besar yang masyhur dan mempunyai kompetensi di bidangnyalah yang dipilih untuk mengajar. 15 Peran ulama tidak terlepaskan dalam penyebaran mazhab Sunni pada masa Nizham al-Mulk, banyak ulama yang berjasa dalam mendidik, dan mengajar di Madrasah Nizhmiyah, namun penulis hanya memilih ulama yang paling berpengaruh dan paling terkenal saja yang penulis sebutkan. diantar ulam- ulama yang termasyhur Madrasah Nizhamiyyah pada masa Nizham al-Mulk adalah: 10 Wa’idh adalah orang yang bertugas menyampaikan ceramah-eramah umum di Madrasah 11 Mutawalli al kutub adalah yang ahli dalam perpustakaan atau pustakawan. 12 Muq’ri adalah orang yang membaca dan mengajarkan Al Qur’an 13 Nahwi adalah orang yang ahli dalam bidang gramatika bahasa Arab. 14 Arief Armai, MA., Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik, Bandung: Angkasa, 2005, hal. 7 15 H. Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Priode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 200, cet. 1, hal. 69

1. Imam Haramain Abdul Malik Al Juwaini

Abu al- Ma’ali Abdul Malik bin Imam Abu Abdullah bin Yusuf bin Muhammad bin Hayawaih al- Juwaini An- Naisaburi, Dhiya Ad- Din Asy- Syafi’i atau lebih di kenal dengan nama Imam al-Haramain Abdul Malik Al-Juwaini. Dia adalah ulama besar, guru besar bagi mazhab Asy- Syafi’i , imam bagi kedua Tanah Suci, dan dia adalah penulis dari beberapa karya tulis, Beliau dilahirkan pada permulaan tahun 419 H. 16 Sejak kecil Imam Haramain di kenal dengan pribadi yang senang menunut ilmu, hampir semua hari harinya, beliau habiskan untuk belajar ilmu agama, maka tak heran pada saat beliau selesai belajar dengan Ayah handa, beliau masih tetap melanjutkan belajarnya. 17 Ayah Handannya sendiri yakni Abu Muhammad bin Juwaini merupakan salah satu guru dari sekian banyak guru yung memberiakan pengjaran pada beliau, diantarnya ada Abu Qasim al-Isfirayini, salah seorang ulama ilmu kalam mazhab Al- Asy’ari. Dalam bidang Ushul Hadits beliau belajar pada Syaikh Abu Ishaq Asy-Syairazi. 18 Untuk belajar Al Qur’an atau ilmu qiraat Imam Harmain belajar kepada Abu Abdullah Al- Khubazi. 19 Sedangkan untuk ilmu fikih Imam Haramain belajar kepada Al Qadhi Husain bin Muhammad bin Ahmad Abu Ali al-Marwazi, seorang Ahli Fikih pada masanya dan guru besar bagi ulama mazhab Asy- Syafi’i. Ia juga mendapat julukan Hibr al- Ummah 16 Syamsudin Adz-Dzahabi , Siyar A’lam An Nubala, vol. 18, hal. 468 17 Jamaluddin Abdurrahman Al Asnawi , Thabaqat Asy- Syafi’iyyah, vol. 5, h.157 18 Imam Haramain Abdullah Al- Juwaini, Al Aqidah An- Nizhamiyah, , hal. 81 19 Ibid, hal. 83 Tinta juru bicara u mat, Dalam hal ini ia mengatakan “Dia adalah juru bicara mazhab Asy- Syafi’i yang sebenarnya. 20 Imam Haramain adalah ulama yang menduduki jabatan-jabatan penting diantaranya ialah jabatannya dalam urusan wakaf, mihrab dan mimbar, majelis pengajian dan zikir pada hari jum’at, dan ceramah agama. 21 Imam Haramain mendapat kepercayaan untuk memimpin madrasah Nizhamiyah Nisabur sebagai kepala madrasah dan tenaga pengajarnya, menyampaikan ceramah, dan berdebat. 22 Saat Imam Haramain menduduki jabatan ini, banyak kemajuan dan meningkatnya jumlah siswa yang belajar, yang berasal dari berbagai penjuru daerah. Para sejarawan menyebutkan bahwa jumlah siswa yang belajar di madrasah Nizhamiyyah pada saat di pimpin Imam Haramain mencapai empat ratus siswa. 23 Maka tak heran Jika Imam Haramain memiliki banyak murid murid yang berhasil menjadi ulama besar dan terkenal seperti Imam Abu Hamid al- Ghazali, Abu Nashr Al- Qusyiri, dan al-Kayahiras. 24 Bayak karya karya yang di tinggalkan Imam Haramain untuk hasanah intelektual Islam diantarnya dalam bidang Aqidah dan Fikih. Dalam bidang Aqidah kurang lebih sebelas buku ia karang diantaranya ialah La m’u Al Adillah fi Qawai’id Ahl as-Sunnah, Asy-Syamil fi Ushul ad-Din dan Al-Aiqdah an- Nizhamiyyah. Sedangkan buku bukunya dalam bidang Fikih dan Ushul Fikih 20 Tarikh Al- Islam Hawadits, 61-470, hal. 62 21 Wafayat Al A’yan, vol. 3, hal. 168 22 Ibid 23 Thabaat Asy- Syafi’iyyah, vol. 5, hal. 177 24 Imam Haramain Abdullah Al- Juwaini, Al Aqidah An- Nizhamiyah, hal.87-89