oleh Ibn Khalikan w.681 H1282 M dan pendapat ini diikuti oleh al-Dzahaby w.748 H1347 M, pendapat kedua sejarawan ini diikuti para penulis dewasa ini
seperti Jurji Zaydan, Ahmad Syalaby, Ahmad Amin dan Muhammad Ghanimat, sebagaimana mereka berpendapat bahwa madrasah pertama didunia Islam adalah
Madarasah Nizamiyah Baghdad. Menanggapi perbedaan pendapat mengenai madrasah Nizhamiyah yang
pertama didirikan, penulis sependapat dengan pendapat yang pertamaa yang dikemukakan oleh Edward G. Browne dan Naji Ma’ruf sebagaimana yang dikutip
oleh Abd. Mukti, bahwa madrasah Nizhamiyah Naisabur adalah madrasah yang pertama didirikan oleh Nizha al-Mulk, hal itu di perkuat dengan pernyataan yang
di kemukakan oleh Ibn Khallikan w.681 H1282 M yang di kutip oleh dalam Hasan Asari dalam bukunya, bahwa madrasah ini dibangun oleh Nizham al-Mulk
untuk Imam al-Haramayn Abu al- Ma’ali al-Juwaini, dan bahwa al-Juwaini
menjadi Mudarris guru besar pada madrasah ini selama lebih dari tiga dekade, yang berakhir dengan kematiannya pada 478 H1085 M, ini bisa digunakan untuk
mereka-reka tahun didirikannya; sangat boleh jadi madrasah ini didirikan pada penghujung 440-an1050-an.
23
Dan kita ketahui bahwa Imam Haramain adalah guru pada madrasah Nizhamiyah Naisabur, jadi madrasah yang pertama didirikan
oleh Nizham al-Mulk adalah Madrasah Nizhamiyah Naisabur. Walaupun banyak ahli sejarah berbeda pendapat mengenai Madrasah Nizhamiyah yang didirikan
pertama kali, pada intinya Madrasah-madrasah itu memiliki tujuan atau motif yang sama dalam pendiriannya.
23
Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam Kajian Atas Lembaga-Lembaga Pendidikan, Bandung;Citapustaka Media, Edisi Revisi, 2007, hal. 90
D. Motif Berdirinya Madrasah Nizhamiyah
Madrasah Nizamiyah adalah salah satu fenomena penting tidak saja dalam sejarah pendidikan Islam tetapi juga dalam konteks sejarah peradaban Islam
secara umum. Hal ini antara lain, adalah karena :
24
a. Pembangunnan jaringan Madrasah Nizamiyah adalah merupakan bagian
signifikan dari kejayaan peradaban Islam, khususnya di teritorial Dinasti Saljuk 429-5901038-1194.
b. Fenomena pembangunan rangkaian Madrasah Nizamiyah terjadi
menyusul peralihan kekuasaan dari Dinasti Syi’ah Buwayhi 320- 454932-1062 kepada Dinasti Sunni Saljuk.
c. Sejarah pendidikan Islam menunjukkan bahwa madrasah adalah lembaga
pendidikan Islam par excelence sampai periode moderen dengan diperkenalkannya lembaga-lembaga moderen, seperti universitas.
Pentingnya posisi Madrasah Nizamiyah ini mengharuskan kita untuk melihat motif-motif yang melatar belakangi pembangunannya tersebut dalam
konteks realitas historis yang lebih luas dari sekedar konteks pendidikan.
1. Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas sosial yang harus ada ditengah-tengah masyarakat atau komunitas sosial. Masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek
kian hari, kian bertambah jumlahnya. Dengan bertambahnya anggota masyarakat,
24
Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam, hal. 79
bertambah pula kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi. Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia sekaligus tuntutan yang harus dipenuhi. Karena
jumlah anggota masyarakat semakin banyak, maka kebutuhan pendidikan bukan lagi persoalan individual tapi juga persoalan massal. Bila sudah menjadi persoalan
massal maka perlu dicarikan lembaga kependidikan yang memenuhi tuntutan dan kebutuhan massal, yakni madrasah sebagai institusi alternatif untuk mengatasi
persoalan pendidikan. Nizham al-Mulk adalah seorang sarjana, sehingga perhatiannya terhadap
institusi pendidikan adalah sesuatu yang pantas. Dari sisi yang lebih praktis, kehadiran madrasah memang dibutuhkan untuk melengkapi berbagai kelemahan
yang sulit dihindari dalam sistem pendidikan masjid. Lembaga pendidikan madrasah diperkenalkan sebagai sebuah fase natural dari perkembangan
kebutuhan umat Islam akan lembaga yang secara khusus melayani kebutuhan pendidikan.
25
Tidak diragukan lagi bahwa Nizham al Mulk memberikan perhatian besar terhadap pendidikan. Beliau adalah seorang yang cinta ilmu pengetahuan. Beliau
juga menyadari pentingnya keberadaan madrasah dalam menyikapi kekuarang sistem pendidikan masjid. Diketahui bahwa masjid pada masa awal merupakan
tempat yang serba guna. Mesjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai lembaga pengajaran, rumah pengadilan aula pertemuan bagi tentara, dan
rumah penyambutan para duta.
26
25
Ibid, hal. 80
26
Ahmad Syalabi, Sejarah Pendidikan Islam, ter. Dari Tarikh al Tarbiyah al Islamiyah oleh Mukhtar Yahya dan Sanusi Latif, Mesir: Maktabah, 1976, hal. 102
Kekurangan sistem pendidikan masjid atau dengan kata lain kekurang efektifan masjid sebagai tempat pendidikan di pandang dari beberapa sisi, yaitu:
a. Kegiatan pendidikan di masjid telah mengganggu fungsi utama masjid
sebagai tempat ibadah. b.
Berkembangnya kebutuhan ilmiah sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Timbulnya orioentasi baru dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagaian
guru mulai berfikir untuk mendapatkan rizki melalui kegiatan pendidikan. Dengan penjelasan tersebut, maka dapat di ketahui bahwa Nizham al
Mulk begitusangat memperhatikan dan mementingkan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dengan alasan bahwa tempat tempat yang selama ini di gunakan
sebagai tempat belajar sudah kurang memadai dan kurang efektif dijadikan sebgai tempat menuntut ilmu pengetahuan, maka kemudian beliau mendirikan sebuah
lembaga pendidikan madrasah yang di peruntukan bagi semu orang untuk menuntut ilmu pengetahuan.
2. Politik
Persoalan yang pertama kali timbul setelah wafatnya Rasulullah adalah persoalan politik. Dalam perkembangan selanjutnya dari persoalan politik
kemudian berkembang menjadi persoalan teologi. Hal ini berarti bahwa masalah politik menjadi faktor pendorong perkembangan pemikiran dalam Islam. Faktor
tersebut sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Berkaitan dengan hal di atas, diketahui bahwa pendirian madrasah
Nizamiyah tidak terlepas dari faktor politik.
. Nizham al-Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu untuk memperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan mazhab keagamaan
pemerintahan. Karena sultan-sultan Turki adalah dari golongan ahli sunnah, sedangkan pemerintahan Buwaih yang sebelumnya adalah kaum Sy
i’ah,
27
oleh sebab itu Madrasah Nizamiyah adalah untuk menyokong sultan dan menyiarkan
mazhab ahli sunnah ke seluruh rakyat. Untuk memberantas mazhab-mazhab yang ditanamkan oleh golongan syi’ah kepada rakyat yang dianggap batil, maka
Nizham al-Mulk berupaya semaksimal mungkin mendirikan madrasah Nizamiah untuk menanamkan mazhab ahli sunnah yang dianggap lebih benar karena
kepercayaan yang berdasarkan pelajaran-pelajaran agama yang benar yang lebih memprioritaskan al-
Qur’an dan sunnah. Penanaman kepercayaan, menarik perhatian pelajar atau mahasiswa dalam belajar, dan sikap sangat setia kepada
khalifah dapat mengukuhkan mazhab ahlussunnah dan melemahkan pengaruh kedudukan syi’ah, karena perhatian ahlussunnah sangat besar terhadap ilmu fikih
yang terdapat dalam empat mazhab fikih. Nizham al-Mulk lebih memilih Madrasah dibanding dengan institusi lain
seperti Masjid karena faktor politik, dijelaskan oleh George Makdisi dalam bukunya, yaitu:
“Why did Nizham Al Mulk choose to endow a netwok of Madrasas rather than a netwok of masjid?.... The answer, it seems to me, it that
the madrasa alon, alredy in existene as an ainstitution, could answer his particular need. He founded his network of madrasa to implement
his political-policies throughout the vast lands of the empire under his sway. The institution which could best lend itself to such use had to be
one which could be establishied without ties of an official religious nature such us to bring it under the jurisdiction of the caliph, as in the
27
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990, hal.172.