Imam Haramain Abdul Malik Al Juwaini
Beliau adalah seorang ulama yang menetap di Bagdad, yang lahir pada tahun 373 H.
30
Abu Ishaq belajar pada Abu Abdullah Al-Baidhawi, Abdul wahab bin Ramain di Syeraz, sedangkan di Bashrah belajar kepada al-Kharazi, sedangkan untuk
hadits Abu Ishaq sering mendengarkan dari Abu bin Syadzan, Abu Bakar Al- Burqani dan Muhammad bin Ubaidillah Al Kharjusyi. Pada tahun 415 H beliau
datang ke Bagdad dan kemudian menetap di sana.
31
Awal karier Abu Ishaq adalah sebgai guru pendamping, yakni mndampingi Abu Thayyib Ath-Thabari hingga menjadi seorang yang jenius dan
membantunya dalam mengajar. Abu Ishaq merupakan salah satu ulama yang terkemuka di Madrasah Nizhamiyah pada masanya, beliau ahli dalam bidang
fikih, Al- Muwaffiq Al Hanafi mengatakan “ Abu Isha adalah Amirul Mukminin
dalam bidang fikih”
32
As- Samani mengatakan “ia adalah seorang imam
bermazhab Asy- Syafi’i, pengajar utama di Madrasah Nizhamiyah, ulama
terkemuka pada masanya, dan banyak pelajar yang berguru kepadanya dari berbagai daerah”
33
Abu Ishaq adalah salah satu ulama yang banjir akan pujian salah satu pujian yang beliau dapatkan ialah dari perdana Mentri Ibnu Juhair, beliau sering
kali mengatakan “ Imam Abu Ishaq merupakan ulama senior dan terkemuka pada masanya, dan doanya dikabulkan”
34
walaupun sering kali banyak mendapat pujian dari para ulama maupun pejabat negara, Abu Ishaq adalah sosok yang rendah hati,
30
Syamsudin Adz-Dzahabi , Siyar A’lam An Nubala, vol. 18, hal. 453.
31
Ibid
32
Thabaqat As Subuki, Vol. 4, hal. 227
33
Adz Dzahabi, Siyar A’lam An Nubala, , hal. 18453.
34
Thabaqat As Subuki, vol. 4, hal. 227
zuhud, tidak pernah sombong, dan beliau adalah ulama yang tidak pernah mengharapkan imbalan ketika mengajar di Madrasah Nizhamiyyah. Al Hafizh
Adz- Dzahabi mengatakan tentangnya” beliau diangkat menjadi tenaga pengajar di
Madrasah Nizhamiyyah setelah sebelumnya beliau menolaknya , beliau ulama yang tidak menerima Jamikiah
35
atau gaji dari pemerintah sama sekali”
36
Abu Ishaq adalah ulama yang sangat berkontribusi pada Madrasah Nizhamiyah dalam bidang Fikih, usul fikih, hadits dan berbagai ilmu pengetahuan
lainnya. Di samping itu beliau merupakan ulama yang produktif dalam menulis, tidak heran jika beliau menghasilkan karya tulis yang bermanfaat dan karya-
karyanya populer di berbagai daerah,
37
seperti Al- Muhadzdzab fi Al Mdzhab, At Tanbih, An Nukt fi al-
Khilaf, Al Lam fi’Ushul Al Fiqh, At Tabshirah wa Al Ma’unah, Ath-Thabaqat la Fuqaha, dan lainnya.
38
Setelah meninggalkan banyak karya, Abu Ishaq tutup usia pada malam ke 21 jumadil Akhir tahun 476 H di Bagdad.
39
Jenazah beliau di shalatkan untuk yang ke dua kali di Masjid Raya Al Ashar Masjid Raya Istana, lalu jenazah beliau di
makamkan di Bab Abraz.
40
Setelah kepergiannya banyak sekali orang orang yang merasa bersedih dan menghormati keprgiannya, diantaranya ialah Nizham Al
mulk. Ketika al- Mu’Ayyid anak dari Nizham al-Mulk hendak mengangkat
seorang ulama untuk menggantikan Abu Ishaq mengajar di Madrasah Nizhamiyah, maka Nizham al-Mulk segera menolak dan menuliskan sebuah surat,
dalam surat te rsebut di tuliskan “ seharusnya Madrasah ini di tutup selama satu
35
Jamikiah adalah gaji yang di berikan kepada pengabdi negara.
36
Syamsudin Adz-Dzahabi , Siyar A’lam An Nubala, vol. 18, hal.461
37
Ibid, vol. 18, hal. 46
38
Al Bidayah wa An Nihayah, vol. 16, hal.87
39
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Bngkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk, hal.602.
40
Al Bidayah Kwa An Nihayah,vol. 16, hal. 87
tahun sebagai penghormatan kepada Syaikh”.
41
Kemudian ada pula penyair yang meratapi dan merasa sedih atas kepergian Abu Ishaq yaitu Abu Al Qasim bin
Naqiya, dia adalah seorang penyair kenamaan.
42
Begitu mulianya Abu Ishaq kematinnya pun banyak orang yang menghormatinya dan banyak orang- orang
yang merasa kehilangan.