semakin terampil dalam menginterpretasi hasil penimbangan tersebut dan menggambarkan grafik pertumbuhan anak dalam KMS sebagai modal dasar dalam
deteksi dini gangguan pertumbuhan pada anak balita. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Israwati 2007 menunjukkan bahwa
pengetahuan p = 0,931 tidak berpengaruh terhadap perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu. Rata-rata pengetahuan kader dalam kategori baik 2,87
namun rata-rata perilaku adalah 2,11 skala 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu, tidak semata dipengaruhi oleh
pengetahuannya. Bahwa kinerja kader dalam melaksanakan pekerjaannya di posyandu, sangat kompleks, tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuannya semata.
5.2.2. Sikap dengan Tindakan dalam Pemantauan Pertumbuhan Balita
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa sebagian besar sikap kader berada pada kategori sedang yaitu 75,0, sementara sikap kader dalam
kategori baik adalah 14,0. Dan dari hasil penelitian ditemukan bahwa sikap kader dalam kategori kurang cukup besar yaitu mencapai 11,0.
Sebesar 84,0 kader menjawab tidak setuju pada pernyataan jika berat badan anak bertambah mengikuti pita warna hijau atau pindah ke pita warna diatasnya,
maka pemberian makanan sesuai umur diteruskan dan sebesar 81,0 menjawab tidak setuju pada pernyataan jika berat badan anak tidak naik, maka diberikan makanan
sesuai umur anak dengan porsi kecil dan lebih sering serta sebesar 85,0 menjawab tidak setuju pada pernyataan jika berat badan anak berada di bawah garis merah,
maka pemberian susu diteruskan, dan diselingi air putih, meningkatkan aktivitas anak dan tidak memberikan makanan cemilan. Mereka menyebutkan bahwa hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
tidak dipengaruhi oleh umur anak. Pemberian makanan dapat dilakukan seperti biasa. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mengetahui apa yang harus dilakukan atau
dijelaskan kepada ibunya. Jika terjadi hal yang kader anggap ‘tidak biasa’ maka petugas puskesmas yang akan menyampaikan hal-hal yang perlu dilakukan secara
langsung kepada ibu balita tanpa menyampaikannya atau menginformasikannya kepada kader.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Israwati 2007 menunjukkan bahwa sikap p = 0,027 0,05 berpengaruh terhadap perilaku kader dalam pelaksanaan
posyandu. Menurut Pambudy dalam Israwati 2007, untuk mengubah perilaku manusia bukan hanya dengan mengubah pengetahuan mereka, tetapi yang lebih
penting adalah mengubah sikap konservatif. Adanya pengaruh sikap terhadap perilaku kader dalam penelitian ini merupakan input yang positif untuk perencanaan
program pendidikan non-formal, seperti pelatihan atau penyuluhan kepada para kader posyandu.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Armydewi 2011 menyebutkan, dari hasil analisa uji korelasi Spearman Rank Rho diperoleh nilai r = 0,495 dan p =
0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap kader dengan kinerja kader posyandu dalam pelaksanaan Posyandu di Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dikarenakan pada penelitian yang dilakukan Armydewi
diketahui bahwa sebagian besar kader mempunyai sikap yang baik yaitu sebanyak 25 responden 56,8.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Latif 2011 menunjukkan kader yang bersikap setuju terhadap tugas-tugas kader sebanyak 60 sejumlah 42 kader, adapun kader yang
bersikap tidak setuju terhadap tugas-tugas kader sebesar 40 sejumlah 28 kader. Hasil uji chi square didapatkan nilai p value sebesar = 0.006 α=0.05 pada taraf
signifikansi 5, sehingga Ho ditolak, yang berarti ada hubungan antara sikap kader terhadap tugas-tugas kader dengan praktik kader dalam pelaksanaan posyandu.
5.2.3. Tindakan dalam Pemantauan Pertumbuhan Balita