Pengalaman bekerja Umur Kemampuan karyawan memenuhi standar panennya. Kemampuan kerjasama karyawan panen dengan buruh panennya. Tingkat pendidikan karyawan panen

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor Internal Kinerja Karyawan Panen Adapun beberapa faktor strategis internal yang mempengaruhi kinerja karyawan beserta pembobotannya dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10 Pembobotan Faktor Strategis Internal Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot 1. Pengalaman bekerja 0,233

2. Umur

0,133 3. Kemampuan karyawan panen memenuhi standar panennya 0,267 4. Kemampuan kerja sama karyawan panen dengan Buruh panennya 0,2

5. Tingkat pendidikan karyawan panen

0,067 6. Kondisi alat-alat panen yang dimiliki karyawan panen 0,1 Total 1

1. Pengalaman bekerja

Pengalaman bekerja merupakan faktor yang sangat penting dikarenakan faktor ini berkaitan dengan kuantitas hasil panen. Dimana karyawan yang telah berpengalaman mampu menghasilkan jumlah hasil panen yang lebih banyak daripada karyawan yang belum berpengalaman.

2. Umur

Umur dapat menjadi sebuah kekuatan dalam peningkatan kinerja karyawan karyawan panen, karena karyawan panen yang memiliki umur yang masih sangat produktif yaitu kisaran 20-40 tahun dapat menghasilkan jumlah panen yang lebih besar dibandingkan karyawan panen yang memiliki umur 40 tahun. Universitas Sumatera Utara

3. Kemampuan karyawan memenuhi standar panennya.

Kemampuan karyawan dalam memenuhi standar panen merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi karyawan dalam peningkatan kinerja karena hal ini merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh karyawan panen itu sendiri. Kemampuan yang tinggi juga erat kaitannya dengan keahlian, sehingga kemampuan yang tinggi dapat dikatakan memiliki keahlian yang tinggi pula secara teknis. Jadi, kemampuan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen.

4. Kemampuan kerjasama karyawan panen dengan buruh panennya.

Kemampuan karyawan panen dalam menggunakan buruh panennya terlihat ketika karyawan panen mampu mengkoordinasikan pembagian kerja yang baik dengan buruh panennya sehingga kuantitas dan kualitas yang diinginkan dapat tercapai. Dalam hal ini, terciptanya kondisi yang saling membantu untuk memperoleh hasil panen tersebut.

5. Tingkat pendidikan karyawan panen

Pendidikan juga merupakan kekuatan dalam peningkatan kinerja karyawan panen. Di sini, pendidikan berperan dalam hal bagaimana membentuk karyawan panen dapat menerima informasi dengan baik, cara bersikap, berperilaku, sehingga dapat mencapai jumlah hasil panen yang diinginkan. Dimana karyawan panen yang memiliki pendidikan setingkat Universitas Sumatera Utara SLTASMA relatif lebih tinggi jumlah panen yang dihasilkan dibandingka n karyawan yang memiliki pendidikan setingkat SLTP dan SD.

6. Kondisi alat-alat panen yang dimiliki oleh karyawan panen.