1.2 Umur
Berdasarkan penelitian terdapat karyawan panen yang memiliki umur tergolong sangat produktif yaitu sebesar 20 orang dengan persentase
66,67 dan terdapat 10 orang karyawan panen yang tergolong produktif dengan persentase 33,33 sehingga dapat dikatakan umur karyawan
panen pada saat penelitian dapat tergolong relatif produktif. Umur yang masih produktif merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk dapat
terus meningkatkan kinerja atau mempertahankan kinerja khususnya dalam melakukan kegiatan panen. Menurut Henry Simamora 1995,
atribut individu, seperti kemampuan, umur, keahlian merupakan faktor penting dalam peningkatan kinerja karyawan. Terdapat Karyawan panen
yang memiliki umur di atas 50 tahun memberikan catatan hasil panen yang menurun, sedangkan karyawan yang memiliki umur 50 memberikan
catatan hasil panen yang tinggi. Menurut pendapat bebarapa asisten kebun, yang memiliki catatan hasil panen yang lebih tinggi berada pada umur 25-
45 tahun. Dalam hal ini, umur dapat mempengaruhi kinerja karyawan panen.
1.3 Kemampuan karyawan panen dalam memenuhi standar panennya.
Berdasarkan penelitian karyawan panen memiliki kemampuan melakukan panen sesuai dengan standarnya relatif tinggi yaitu sebanyak
19 orang memiliki kemampuan panen sangat tinggi sebesar 63,33 dan sebanyak 9 orang dengan kemampuan panen dalam kategori tinggi yaitu
30. Kemampuan karyawan panen dalam melakukan panen dalam satu
Universitas Sumatera Utara
harinya merupakan faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen Karena erat kaitannya kepada faktor kemampuan dan
keahlian. Menurut Keith Davis 2000 , Kemampuan individu karyawan merupakan faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja dan secara
psikologis kemampuan terdiri atas kemampuan potensi dan kemampuan skillkeahlian. Jadi, kemampuan mempengaruhi peningkatan kinerja
karyawan khususnya karyawan panen.
1.4 Kemampuan kerjasama karyawan panen dengan buruh panennya.
Berdasarkan penelitian terdapat karyawan panen yang memiliki kemampuan kerjasama dengan buruh panennya dengan kategori sangat baik
yaitu sebanyak 21 orang dengan persentase 70, dan terdapat 5 orang karyawan panen yang dapat melakukan kerjasama dengan buruh panennya
dengan kategori baik dengan persentase 30. Kemampuan kerjasama karyawan panen dengan buruhnya panennya dapat dilihat terutama dalam
pemilihan buruh panennya. Dalam melakukan panen karyawan panen memerlukan bantuan buruh panen. Buruh panen yang diikutsertakan
karyawan panen dalam melakukan panen sebaiknya memiliki fungsi yang benar-benar optimal. Dan Menurut pendapat beberapa asisten kebun,
Kelompok kerja karyawan panen dengan buruh panennya terdapat kelompok yang memiliki catatan kuantitas hasil yang baik dengan kelompok
Buruh yang optimal yaitu sebaiknya satu sampai dua orang lelaki berumur produktif yaitu 25-30 tahun. Kemampuan Kerjasama karyawan panen
dengan buruh panennya merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh karyawan panen. Menurut Henry Simamora 1995, kemampuan dan
Universitas Sumatera Utara
kapasitas mengerjakan sesuatu merupakan faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Jadi, kerjasama karyawan panen juga merupakan faktor
yang dapat meningkatan kinerja karyawan panen.
2. Kelemahan Weakness Peningkatan Kinerja Karyawan Panen di Kebun Rambutan.
2.1 Tingkat Pendidikan Karyawan Panen
Berdasarkan penelitian terdapat karyawan panen yang memiliki pendidikan dalam kategori Pendidikan rendah yaitu karyawan panen yang
memiliki pendidikan SD sebanyak 18 orang dengan persentase 60. Sehingga hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan karyawan panen di
Kebun Rambutan relatif rendah. Karyawan panen sangat diperlukan dalam hal bagaimana karyawan panen dapat menerima informasi yang diberikan
atasan serta pola pikir yang lebih baik. Karyawan panen yang memiliki pendidikan SLTA menghasilkan jumlah panen yang lebih tinggi
dibandingkan dengan karyawan yang memiliki pendidikan SLTP dan SD, pendidikan memiliki pengaruh dalam peningkatan kinerja karyawan
panen.Menurut Keith Davis 2000 kemampuan yang merupakan faktor penting dalam peningkatan kinerja merupakan hasil perkalian pendidikan
dan keahlian sehingga pendidikan juga merupakan faktor yang mempengaruhi karyawan dalam peningkatan kinerja. Tetapi pada
umumnya karyawan panen yang ada memiliki pendidikan yang rendah yaitu SD sehingga tingkat pendidikan merupakan kelemahan dalam
peningkatan kinerja karyawan panen.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kondisi alat-alat panen yang dimiliki oleh karyawan panen