Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap yaitu tahap masukan, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan Rangkuti, 2008.
Tahap Masukan
1. Matrik Faktor Strategi Internal
Sebelum membuat matrik factor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu factor strategi internal IFAS. Berikut cara-cara penentuan Faktor
Strategi Internal IFAS : 1.
Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internalnya yaitu kekuatan dan kelemahan.
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 sangat
penting sampai dengan 0,0 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing factor dengan
memberikan kuesioner mulai dari 4 sangat penting, 3 penting, 2 cukup penting, dan 1 tidak penting berdasarkan pengaruh factor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan bersifat positif kekuatan yang semakin besar diberi
rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil, diberi rating +1. Sedangkan pemberian nilai negative ialah kebalikannya yaitu kelemahan. Misalnya,
jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannnya sedikit beri rating 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Matrik Faktor Strategi Internal IFAS 4.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh factor pembobotan dalam kolom 4.
5. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total
skor pembobotan. Total skor digunakan bagaimana cara bereaksi terhadap factor-faktor eksternalnya.
Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan, dan rating di pindahkan ke Tabel Matrik Faktor Strategi
Eksternal IFAS untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.
2. Matrik Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matrik factor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu factor strategi eksternal EFAS. Berikut cara-cara penentuan
Faktor Strategi Eksternal EFAS : 1.
Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternalnya yaitu peluang dan ancaman.
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
BOBOT RATING
BOBOT X RATING
Kekuatan :
Kelemahan:
TOTAL
Universitas Sumatera Utara
2. Beri bobot masing-masing factor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 sangat
penting sampai dengan 0,0 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap factor strategis.
3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan
memberikan kuesioner mulai dari 4 sangat penting, 3 penting, 2 cukup penting, dan 1 tidak penting berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif peluang yang semakin besar diberi
rating +4, tetapi ika peluangnya kecil, diberi rating +1. Pemberian nilai negatif rating adalah kebalikannya yaitu ancaman. Misalnya, jika niai
ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannnya sedikit beri rating 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. 5.
Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan. Total skor digunakan bagaimana cara bereaksi terhadap
faktor-faktor eksternalnya.
Hasil identifikasi faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan, dan rating di pindahkan ke Tabel Matrik Faktor Strategi
Eksternal EFAS untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor peluang dan ancaman.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Matrik Faktor Strategi Eksternal EFAS
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
BOBOT RATING
BOBOT X RATING
Peluang :
Ancaman:
TOTAL
Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua
informasi tersebut ke dalam model-model kua ntitatif perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan matriks SWOT Rangkuti, 2006
Analisis TOWS atau SWOT
Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi
eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut :
• Sumbu horizontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan,
sedangkan sumbu vertikal y menunjukkan peluang dan ancaman. •
Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut : 1.
Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada
peluang maka nilainya y0. 2.
Kalau kekutan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x0 dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada
kekuatan maka nilai x0.
Universitas Sumatera Utara
Y+
X- X+
Y-
Gambar 1 . Kuadran dalam analisis SWOT
Kuadran I •
Merupakan posisi menguntungkan •
Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal
• Seyogiayanya dapat menerapkan strategi yang mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II •
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya.
EKSTERNAL FAKTOR I
N T
E R
N A
L
F A
K T
O R
Kuadran III Strategi Trund- around
Kuadran I Strategi Agresif
Kuadran IV Strategi Defensiif
Kuadran II Strategi Diversifikasi
Universitas Sumatera Utara
• Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini menggunakan
kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. •
Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.
Kuadran III •
Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara
optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah dapat meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.
Kuadran IV •
Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan •
Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan
• Strategi yang diambil: defensif, penciutan dan likuidasi.
Rangkuti, 2008.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang
Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan Ancaman Threats Rangkuti, 2006
Universitas Sumatera Utara
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan sesuai dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Matriks SWOT IFAS
EFAS Strenght S
Kekuatan Weakness W
Kelemahan
Opportunity O Peluang
Strategi SO Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang Strategi WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats T Ancaman
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST
Strategi ini dibuat untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman
3. Strategi WO
Strategi ini dibuat berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada, dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pda kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman Rangkuti, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
Di dalam suatu perusahaan perkebunan yang bersifat padat karya, faktor tenaga kerja sangat menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Tenaga kerja
dalam perkebunan terdiri dari pekerjapelaksana, pimpinan, dewan direksi, komisaris dan pemilik. Pekerjapelaksana ini terdiri dari pekerja skill dan unskill
Karyawan panen merupakan karyawan skill. Secara logika, peningkatan kinerja karyawan panen ini akan meningkatkan
kinerja perusahaan. Kinerja itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau hasil kerja, baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan persatuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Aspek yang akan dinilai dalam kinerja antara lain:
kuantitas dari hasil dan kehadiran. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, terdapat strategi-strategi yang
dapat dilakukan oleh perusahaan, agar mampu memotivasi para pekerjanya untuk meningkatkan kinerjanya.
Dan untuk mengetahui apakah faktor internal dan faktor eksternal serta strategi peningkatan kinerja karyawan tersebut berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja karyawan di PTPN III, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai strategi peningkatan kinerja karyawan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Keterangan :
: Menyatakan Hubungan : Menyatakan pengaruh
PTPN III Produksi Sawit
Faktor Internal Faktor Eksternal
Karyawan Panen
Strategi Peningkatan Kinerja Strenght
Weakness Opporatunities
Threat
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kebun Rambutan PT.Perkebunan Nusantara III, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan daerah penelitian
dilakukan secara purposive sengaja dengan pertimbangan Kebun Rambutan merupakan kebun sawit yang memiliki prestasi baik di PT.Perkebunan Nusantara
III. Tabel 4. Kategori Kebun Terbaik di PTPN III
Kategori Kebununit
Peringkat Tanaman Belum
Menghasilkan TBM Sawit
Tanaman Menghasilkan TM Sawit
Pabrik Crumb Rubber Pabrik Ribbed Smoke
Sheet Kebun Labuhan Haji
Kebun Pamela Kebun Rambutan
Kebun Tanah Raja Kebun Sei Silau
Kebun Membang Muda Kebun Gunung Para
Kebun Sarang Ginting Kebun Bandar Betsy
Kebun Gunung Para I pertama
II kedua I pertama
II kedua III ketiga
I pertama II kedua
I pertama II kedua
III ketiga
Sumber :Humas PTPN III, 2009
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode simple
random sampling, yaitu melakukan pengambilan sampel secara acak kepada karyawan panen dengan pertimbangan semua karyawan panen memiliki
karakteristik yang relatif homogen yakni merupakan Karyawan Harian Tetap KHT.
Populasi penelitian di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III adalah karyawan panen yang berjumlah 327 Orang. Menurut Gay 1992 , bahwa
Universitas Sumatera Utara
ukuran minimun sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu minimum 30 sampel, dan peneliti mengambil sampel
sebanyak 30 sampel karyawan panen.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada karyawan
panen, sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Pusat PT .Perkebunan Nusantara III, Kantor Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III, serta
literatur yang mendukung penelitian ini.
Metode Analisis Data
Untuk Menganalisis masalah 1 digunakan metode analisis deskriptif dengan melihat faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam
meningkatkan kinerja karyawan khususnya karyawan panen di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III.
Untuk Menganalisis masalah 2 digunakan metode analisis deskriptif dengan melihat faktor apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dalam
meningkatkan kinerja karyawan khususnya karyawan panen di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III.
Untuk memformulasi masalah 3 digunakan matriks SWOT. Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana kekuatan dan kelemahan yang terdapat
pada karyawan serta peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dalam peningkatan kinerja karyawan panen. Analisis SWOT menyediakan pemahaman
realistis tentang hubungan suatu karyawan dengan lingkungan organisasinya untuk mendapatkan terciptanya strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan
Universitas Sumatera Utara
dan peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman yang ada. Dengan gambaran tersebut kita akan dapat melihat bagaimana strategi peningkatan kinerja
karyawan panen di Kebun Rambutan PTPN III.
Langkah-Langkah Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan kinerja
karyawan panen. Berdasarkan itu, ditemukan beberapa variabel yang akan menentukan peningkatan kinerja karyawan panen. Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III diperoleh dari teori, kemudian melakukan
wawancara dengan mewawancarai karyawan panen sehingga diperoleh faktor- faktor yang lebih strategis dalam mempengaruhi kinerja karyawan panen.
Pemilihan faktor-faktor ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan 15 karyawan panen dan pengamatan langsung ke Kebun Rambutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan panen antara lain : 1.
Tingkat pendidikan karyawan panen 2.
Tingkat umur karyawan panen 3.
Kemampuan karyawan memenuhi standar panennya 4.
Kemampuan kerja sama karyawan panen dengan buruh panennya. 5.
Kondisi alat-alat panen yang dimiliki oleh karyawan panen 6.
Adanya pengalaman bekerja 7.
Adanya premi yang diberikan kepada karyawan panen
Universitas Sumatera Utara
8. Adanya kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada karyawan
panen 9.
Kemampuan pimpinan dalam memberikan instruksi kerja. 10.
Adanya Sanksi 11.
Infrastruktur seperti jalan ke lokasi panen 2.
Setelah diketahui faktor-faktor strategis, kemudian faktor-faktor tersebut dklasifikasikan menjadi 2 dua bagian yaitu :
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang dapat dikendalikan oleh karyawan panen
tersebut. b.
Faktor Eksternal, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh karyawan panen tersebut.
3. Setelah diklarifikasi faktor-faktor yang internal dan eksternalnya, kemudian
disusun kuesioner untuk menentukan skor setiap faktor dengan menggunakan parameter. Skor tersebut akan menentukan apakah faktor tersebut di dalam
faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan serta apakah di faktor eksternal merupakan ancaman dan peluang. Faktor dibagi menjadi 4 kategori
yaitu 1 dan 2 merupakan nilai rendah serta 3 dan 4 merupakan nilai tinggi. Pada faktor internal 1 dan 2 yaitu kelemahan, 3 dan 4 yaitu kekuatan.
Sedangkan pada faktor eksternal 1 dan 2 yaitu ancaman, 3 dan 4 yaitu peluang.
4. Setelah diperoleh kekuatan dan kelemahan di faktor internal serta peluang dan
ancaman di faktor eksternal, kemudian nilai skor terbobot dengan mengalikan rating dari tiap faktor dengan bobot yang diperoleh dalam tiap faktor. Nilai
dari skor terbobot ini digunakan untuk mengetahui bagaimana reaksi faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor strategis internal dan faktor-faktor strategis eksternal terhadap strategi peningkatan kinerja karyawan panen.
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
1. Karyawan panen di lokasi penelitian adalah karyawan yang melakukan
tugasnya dalam memanen. 2.
Faktor internal dalam peningkatan kinerja karyawan panen dapat dikontrol oleh karyawan panen,
3. Faktor eksternal dalam peningkatan kinerja karyawan panen tidak dapat
dikontrol oleh karyawan panen. 4.
Peningkatan yaitu kondisi suatu kualitas dan kuantitas yang diperoleh dalam keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya di dalam kurun
waktu penelitian dengan pemahaman semua faktor yang memperngaruhi memiliki asumsi dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah : 1.
Lokasi penelitian adalah Kebun Rambutan PTPN III 2.
Waktu penelitian adalah tahun 2010. 3.
Sampel penelitian adalah Karyawan Panen
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kebun Rambutan PT.Perkebunan Nusantara III, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan daerah penelitian
dilakukan secara purposive sengaja dengan pertimbangan Kebun Rambutan merupakan kebun sawit yang memiliki prestasi baik di PT.Perkebunan Nusantara
III. Tabel 4. Kategori Kebun Terbaik di PTPN III
Kategori Kebununit
Peringkat Tanaman Belum
Menghasilkan TBM Sawit
Tanaman Menghasilkan TM Sawit
Pabrik Crumb Rubber Pabrik Ribbed Smoke
Sheet Kebun Labuhan Haji
Kebun Pamela Kebun Rambutan
Kebun Tanah Raja Kebun Sei Silau
Kebun Membang Muda Kebun Gunung Para
Kebun Sarang Ginting Kebun Bandar Betsy
Kebun Gunung Para I pertama
II kedua I pertama
II kedua III ketiga
I pertama II kedua
I pertama II kedua
III ketiga
Sumber :Humas PTPN III, 2009
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode simple
random sampling, yaitu melakukan pengambilan sampel secara acak kepada karyawan panen dengan pertimbangan semua karyawan panen memiliki
karakteristik yang relatif homogen yakni merupakan Karyawan Harian Tetap KHT.
Populasi penelitian di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III adalah karyawan panen yang berjumlah 327 Orang. Menurut Gay 1992 , bahwa
Universitas Sumatera Utara
ukuran minimun sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu minimum 30 sampel, dan peneliti mengambil sampel
sebanyak 30 sampel karyawan panen.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada karyawan
panen, sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Pusat PT .Perkebunan Nusantara III, Kantor Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III, serta
literatur yang mendukung penelitian ini.
Metode Analisis Data
Untuk Menganalisis masalah 1 digunakan metode analisis deskriptif dengan melihat faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam
meningkatkan kinerja karyawan khususnya karyawan panen di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III.
Untuk Menganalisis masalah 2 digunakan metode analisis deskriptif dengan melihat faktor apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dalam
meningkatkan kinerja karyawan khususnya karyawan panen di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III.
Untuk memformulasi masalah 3 digunakan matriks SWOT. Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana kekuatan dan kelemahan yang terdapat
pada karyawan serta peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dalam peningkatan kinerja karyawan panen. Analisis SWOT menyediakan pemahaman
realistis tentang hubungan suatu karyawan dengan lingkungan organisasinya untuk mendapatkan terciptanya strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan
Universitas Sumatera Utara
dan peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman yang ada. Dengan gambaran tersebut kita akan dapat melihat bagaimana strategi peningkatan kinerja
karyawan panen di Kebun Rambutan PTPN III.
Langkah-Langkah Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan kinerja
karyawan panen. Berdasarkan itu, ditemukan beberapa variabel yang akan menentukan peningkatan kinerja karyawan panen. Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III diperoleh dari teori, kemudian melakukan
wawancara dengan mewawancarai karyawan panen sehingga diperoleh faktor- faktor yang lebih strategis dalam mempengaruhi kinerja karyawan panen.
Pemilihan faktor-faktor ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan 15 karyawan panen dan pengamatan langsung ke Kebun Rambutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan panen antara lain : 1.
Tingkat pendidikan karyawan panen 2.
Tingkat umur karyawan panen 3.
Kemampuan karyawan memenuhi standar panennya 4.
Kemampuan kerja sama karyawan panen dengan buruh panennya. 5.
Kondisi alat-alat panen yang dimiliki oleh karyawan panen 6.
Adanya pengalaman bekerja 7.
Adanya premi yang diberikan kepada karyawan panen
Universitas Sumatera Utara
8. Adanya kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada karyawan
panen 9.
Kemampuan pimpinan dalam memberikan instruksi kerja. 10.
Adanya Sanksi 11.
Infrastruktur seperti jalan ke lokasi panen 2.
Setelah diketahui faktor-faktor strategis, kemudian faktor-faktor tersebut dklasifikasikan menjadi 2 dua bagian yaitu :
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang dapat dikendalikan oleh karyawan panen
tersebut. b.
Faktor Eksternal, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh karyawan panen tersebut.
3. Setelah diklarifikasi faktor-faktor yang internal dan eksternalnya, kemudian
disusun kuesioner untuk menentukan skor setiap faktor dengan menggunakan parameter. Skor tersebut akan menentukan apakah faktor tersebut di dalam
faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan serta apakah di faktor eksternal merupakan ancaman dan peluang. Faktor dibagi menjadi 4 kategori
yaitu 1 dan 2 merupakan nilai rendah serta 3 dan 4 merupakan nilai tinggi. Pada faktor internal 1 dan 2 yaitu kelemahan, 3 dan 4 yaitu kekuatan.
Sedangkan pada faktor eksternal 1 dan 2 yaitu ancaman, 3 dan 4 yaitu peluang.
4. Setelah diperoleh kekuatan dan kelemahan di faktor internal serta peluang dan
ancaman di faktor eksternal, kemudian nilai skor terbobot dengan mengalikan rating dari tiap faktor dengan bobot yang diperoleh dalam tiap faktor. Nilai
dari skor terbobot ini digunakan untuk mengetahui bagaimana reaksi faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor strategis internal dan faktor-faktor strategis eksternal terhadap strategi peningkatan kinerja karyawan panen.
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
1. Karyawan panen di lokasi penelitian adalah karyawan yang melakukan
tugasnya dalam memanen. 2.
Faktor internal dalam peningkatan kinerja karyawan panen dapat dikontrol oleh karyawan panen,
3. Faktor eksternal dalam peningkatan kinerja karyawan panen tidak dapat
dikontrol oleh karyawan panen. 4.
Peningkatan yaitu kondisi suatu kualitas dan kuantitas yang diperoleh dalam keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya di dalam kurun
waktu penelitian dengan pemahaman semua faktor yang memperngaruhi memiliki asumsi dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah : 1.
Lokasi penelitian adalah Kebun Rambutan PTPN III 2.
Waktu penelitian adalah tahun 2010. 3.
Sampel penelitian adalah Karyawan Panen
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
RESPONDEN
Deskripsi Daerah Penelitian Letak dan Keadaan Geografis
Kebun Rambutan terletak pada lokasi yang sangat strategis di Propinsi Sumatera Utara, yaitu ±90 km Kota Medan dan berlokasi dalam dua Kabupaten
Serdang Bedagai dan Batubara. Letak Kebun Rambutan berada pada ketinggian ±18 m Dari Permukaan Laut dan bertopografi datar yang didominasi oleh jenis
tanah podsolik Merah Kuning, Alluvial dan Hidromorfik Kelabu. Menurut Schmith dan Ferguson 1990 tipe iklim E dengan curah hujan berkisar 1300-2100
mm per tahun, dan bulan basah ±8 bulan serta bulan kering ± 4 bulan.
Profil Kebun Rambutan PT Perkebunan Nusantara III
Kebun Rambutan berasal dari Perkebunan milik Maatskappay Hindia Belanda dibawah Naungan NV RCMA Rubber Cultur Maatskappy Amsterdam
yang pada tahun 1958 dinasionalisasi menjadi PPN Perusahaan Perkebunan Nusantara Baru Cabang Sumatera Utara. Dalam perkembangannya Perkebunan
ini beberapa kali mengalami restrukturisasi, yaitu pada tahun 1961 menjadi PPN SUMUT IV, selanjutnya pada tahun 1976 dirubah menjadi unit Kebun PT.
Perkebunan V Persero. Kemudian pada bulan Pebruari 1996 terjadi penggabungan antara PTP III, IV dan V, menjadi satu perusahaan yang diberi
Universitas Sumatera Utara
nama PT. Perkebunan Nusantara III yang berkantor pusat di Jalan Sei Batang Hari Medan, dimana Kebun Rambutan menjadi salah satu unit kebunnya.
Adapun Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III adalah sebagai berikut: 1.
Visi Perkebunan Nusantara III Adapun visi dari PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu Menjadi perusahaan
agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksankan tata kelola bisnis terbaik.
2. Misi Perkebunan Nusantara III
1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan 2.
Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan. 3.
Memperlakukan karyawan sebagai asset stratejik dan mengembangkan karyawan secara optimal.
4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan “imbal-hasil” yang
terbaik bagi para investor. 5.
Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. 6.
Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.
7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan
lingkungan.
Kebun Rambutan terletak pada lokasi yang sangat strategis di Propinsi Sumatera Utara, yaitu ± 90 km kota Medan dan berlokasi dalam dua kabupaten,
Serdang Bedagai dan Asahan. Letak kebun berada pada ketinggian ± 18 m dari
Universitas Sumatera Utara
permukaan laut dan bertofografi datar yang didominasi oleh jenis tanah Podsolik Merah Kuning, Alluvial dan Hidromorfik Kelabu. Tipe Iklim E Schmith
Ferguson dengan curah hujan berkisar 1.300-2.100 mm per tahun, dan bulan basah ± 8 bulan serta bulan kering ± 4 bulan.
Manajemen team Kebun Rambutan terdiri dari 1 orang Manager, 2 orang Asisten Kepala dan 13 orang karyawan pimpinan yang terdiri dari : 8 orang
Asisten Tanaman, 1 orang Asisten Pengolahan, 1 orang Asisten Teknik, 1 orang Asisten Tata Usaha dan 1 orang Asisten Personalia Kebun. Manajemen kebun
didukung oleh 618 orang karyawan pelaksana yang terdiri dari 327 orang pemanen kelapa sawit, 166 orang penyadap Karet dan 115 orang karyawan yang
bertugas di bidang administrasi, mandor, pemeliharaan tanaman, guru, petugas kesehatan, pengolahan, teknik, serta keamanan. Segenap karyawan mempunyai
komitmen memberikan produktivitas, efisiensi, laba dan pertumbuhan yang tinggi
untuk PT. Perkebunan Nusantara III. Tabel 5. Kategori Karyawan Pimpinan di Kebun Rambutan PTPN III.
No. Karyawan Pimpinan Jumlah Karyawan Keterangan
1 Asisten Tanaman
8 2.
Asisten Pengolahan 1
3. Asisten Teknik
1 4.
Asisten Tata Usaha 1
5. Asisten Personalia Kebun
1
Total 16
Sumber :Humas Kebun Rambutan PTPN III Serdang Bedagai 2009
Tabel 6. Kategori Karyawan Pelaksana di Kebun Rambutan PTPN III.
Universitas Sumatera Utara
No. Karyawan Pelaksana Jumlah Karyawan Keterangan
1 Karyawan Panen Kelapa Sawit
327 Karyawan Harian
Tetap 2.
Karyawan Penyadap Karet 116
3. Karyawan Bidang Administrasi
115
Total 618
Sumber :Humas Kebun Rambutan PTPN III Serdang Bedagai 2009
Karakteristik Responden
Karakterisitik responden adalah keseluruhan karakteristik yang akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu kegiataan yang menunjang
kehidupannya kearah yang lebih baik. Karakteristik seseorang akan mempengaruhi tindakan, pola pikir, serta wawasan yang dimilikinya.
Karakteristik sosial ekonomi responden di daerah penelitian meliput i umur, pendidikan, lama bekerja.
Karakterisitk sosial ekonomi yang dilihat dari umur pada Tabel 6 di bawah ini : Tabel 7. Distribusi Sampel Karyawan Panen di Kebun Rambutan PTPN III
berdasarkan Umur Tahun 2009 Umur
Jumlah Karyawan Panen Persentase
Tahun orang
22-26 8
26,67 27-31
5 16,67
32-36 6
20 37-41
4 13,33
42-46 4
13,33 46
3 10
Jumlah 30
100
Sumber :Humas Kebun Rambutan PTPN III Serdang Bedagai 2009
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 menunjukkan kisaran umur jumlah karyawan terbesar berada pada kelompok umur 22-26 sebanyak 8 orang dengan persentase 26,67 . Sedangkan
yang terkecil pada kelompok umur lebih besar 46 sebanyak 2 orang dengan persentase 10. Adapun karakteristik sosial yang dilihat dari tingkat pendidikan
pada Tabel 8 di bawah ini : Tabel 8. Distribusi Sampel Karyawan Panen di Kebun Rambutan PTPN III
Pendidikan Tahun 2009 Tingkat Pendidikan
Jumlah Karyawan Panen Persentase
Tahun Orang
SD 18
60 SLTP
1 3,33
SLTASMA 11
36,67 Jumlah
30 100
Sumber :Humas Kebun Rambutan PTPN III Serdang Bedagai 2009
Tabel 8 menunjukkan bahwa pada tingkat pendidikan tamatan SD terdapat 18 orang dengan persentase 60 , pada tamatan SLTP terdapat 1 orang dengan
persentase 3,33, sedangkan pada tamatan SLTA terdapat 11 orang dengan pesentase 36,67 . Berdasarkan data diperoleh bahwa tingkat pendidikan
karyawan panen sampel dominant 60 tergolong rendah karena hanya pada tingkat pendidikan SD. Untuk karakteristik sosial yang ditinjau dari pengalaman
bekerja diperlihatkan pada Tabel 9 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Distribusi Sampel Karyawan Panen di Kebun Rambutan PTPN III berdasarkan lama bekerja Tahun 2009
Lamanya bekerja Jumlah Karyawan Panen
Persentase Tahun
orang 2-6
4 13,33
7-11 12
40 12-16
4 13,33
17-21 3
10 22-26
4 13,33
27-30 3
13,33 Jumlah
30 100
Sumber: Humas Kebun Rambutan PTPN III Serdang Bedagai 2009 Tabel 9 menunjukkan data pengalaman bekerja terbesar terdapat pada
kisaran 7 sampai 11 tahun dengan persentase sebanyak 12 orang dengan persentase 40.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor-Faktor Internal Kinerja Karyawan Panen
Adapun beberapa faktor strategis internal yang mempengaruhi kinerja karyawan beserta pembobotannya dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10 Pembobotan Faktor Strategis Internal Faktor-Faktor Strategi Internal
Bobot 1.
Pengalaman bekerja 0,233