Substrat dasar suatu perairan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan hewan makrozoobenthos yaitu sebagai habitat hewan tersebut. Masing-masing spesies
mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap substrat dan kandungan bahan organik substrat Barnes Mann, 1994, hlm: 13. Adanya perbedaan yang
tinggi karena kondisi lingkungan yang tenang yang memungkinkan pengendapan sedimen lumpur yang diikuti oleh akumulasi bahan-bahan organik dasar perairan,
sedangkan sedimen yang kasar memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah karena partikel yang lebih halus tidak dapat mengendap. Menurut Seki 1982, hlm:
56 komponen organik utama yang terdapat di dalam air adalah asam amino, protein, karbohidrat, dan lemak. Sedangkan komponen lain seperti asam organik, hidrokarbon,
vitamin dan hormone juga ditemukan di perairan.Tetapi hanya 10 dari material organik tersebut yang mengendap sebagai substrat ke dasar perairan.
3.7 Nilai Analisis Korelasi Pearson Metode Komputerisasi SPSS Ver. 16.00
Nilai uji analisis korelasi keanekaragaman makrozoobenthos dengan faktor fisik kimia perairan yang didapatkan pada setiap stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.7
berikut ini:
Tabel 3.7 Nilai Analisis Korelasi Keanekaragaman Makrozoobenthos dengan Faktor Fisik Kimia Perairan
Suhu °C
DO mgl
BOD
5
mgl Salinitas
o
Intensitas Cahaya
m Penetrasi
Cahaya Candela
pH K.
Oksigen TDS
mgl TSS
mgl K.Organi
k Substrat
H’ -0,900
+0,755 -0,801
-0,900 +0,187
-0,592 -
0,944 +0,743
-0,425 +0,71
+0,921 Keterangan:
Nilai + = Arah Korelasi Searah
Nilai - = Arah Korelasi Berlawanan
Berdasarkan hasil Uji Korelasi Pearson, dapat dilihat bahwa tingkat hubungan yang sangat kuat dengan Indeks Keanekaragaman H’ adalah suhu, BOD
5
, salinitas, pH dan kandungan organik substrat. Tingkat hubungan yang kuat adalah DO Dissolved
Oxygen, kejenuhan oksigen dan TSS Total Suspended Solid. Tingkat hubungan
Universitas Sumatera Utara
yang sedang terdiri dari penetrasi cahaya dan TDS Total Dissolved Solid. Sedangkan tingkat hubungan yang sangat rendah adalah intensitas cahaya.
Suhu memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat dan berkorelasi berlawanan dengan Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobenthos, dimana suhu merupakan
faktor pembatas bagi pertumbuhan hewan benthos, sehingga besarnya suhu sangat mempengaruhi keberadaan dan kehidupan makrozoobenthos. Suhu merupakan faktor
pembatas bagi pertumbuhan hewan benthos. Batas toleransi hewan benthos terhadap suhu tergantung pada spesiesnya. Umumnya suhu di atas 30ºC dapat menekan
pertumbuhan populasi hewan benthos James Evison, 1979, hlm: 152. Menurut Connel Miller, 1995 meningkatnya suhu akan menyebabkan peningkatan laju
pernafasan makluk hidup dan penurunan oksigen terlarut dalam air. Laju penurunan oksigen terlarut DO yang disebabkan oleh limbah organik akan lebih cepat karena
laju peningkatan pernafasan makhluk hidup yang lebih tinggi
BOD
5
memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat dan berkorelasi berlawanan dengan Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobenthos, dimana senyawa-
senyawa organik yang berasal dari limbah baik dari mangrove, pertambakan ikan dan pemukiman penduduk sangat mempengaruhi kehidupan makrozoobenthos, sehingga
tingginya BOD
5
akan mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos dalam mencari sumber makanan yang berupa senyawa-senyawa organik. Menurut Boyd, 1988 dalam
Slamet et al., 2004 peningkatan nilai BOD
5
merupakan petunjuk tingginya kandungan bahan organik pada perairan yang ditunjukkan oleh penurunan kandungan
oksigen terlarut yang disebabkan oleh peningkatan jumlah populasi organisme pengurai dan meningkatnya laju penguraian.
Salinitas memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat dan berkorelasi berlawanan dengan Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobenthos, dimana salinitas
merupakan kandungan garam terlarut dalam air yang dapat berasal dari proses penguraian bahan organik dalam air seperti limbah cair yang akan mempengaruhi
keberadaan dan kehidupan makrozoobenthos. Menurut Barus 2004 secara alami kandungan garam terlarut dalam air dapat meningkat apabila populasi fitoplankton
menurun. Hal ini dapat terjadi karena melalui aktivitas respirasi dari hewan dan
Universitas Sumatera Utara
bakteri air akan meningkatkan proses mineralisasi yang menyebabkan kadar garam air meningkat. Garam-garam tersebut meningkat kadarnya dalam air karena tidak lagi
dikonsumsi oleh fitoplankton yang mengalami penurunan jumlah populasi tersebut. Proses penguraian bahan organik dalam air, yang berasal dari pembuangan limbah
cair, misalnya melalui proses biodegradasi akan meningkatkan garam-garam nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai jenis algae dan fitoplankton lain.
pH memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat dan berkorelasi berlawanan dengan Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobenthos, dimana tinggi rendahnya pH
menunjukkan suatu perairan tersebut bersifat asam, basa atau netral yang akan mempengaruhi kehidupan makrozoobenthos. Menurut Barus 2004 nilai pH yang
ideal bagi kehidupan organisme air pada umumya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
Kandungan organik substrat memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat dan berkorelasi searah dengan Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobenthos, dimana
keberadaan senyawa organik akan mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman makrozoobenthos. Semakin tinggi kandungan organik substrat, maka Indeks
Keanekaragaman H’ makroozoobenthos juga tinggi. Tinggi rendahnya nilai kandungan organik substrat juga dipengaruhi oleh nilai BOD
5
. Menurut Koesbiono, 1979, hlm: 27 kadar organik adalah satu hal yang sangat berpengaruh pada kehidupan
makrozoobenthos, dimana kadar organik ini adalah sebagai nutrisi bagi makrozoobenthos tersebut. Tingginya kadar organik pada suatu perairan umumnya
akan mengakibatkan meningkatnya jumlah populasi hewan benthos dan sebagai organisme dasar, benthos menyukai substrat yang kaya akan bahan organik. Maka
pada perairan yang kaya bahan organik, umumnya terjadi peningkatan populasi hewan benthos.
Intensitas cahaya memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah dan berkorelasi searah dengan Indeks Keanekaragaman H’ makrozoobenthos, dimana
intensitas cahaya akan memberi pengaruh terhadap keberadaan makrozoobenthos.
Universitas Sumatera Utara
Seperti aktivitas dalam mencari makan bagi makrozoobenthos yang diurnal. Ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya tidak mempengaruhi terhadap keanekaragaman
makrozoobnethos, karena makrozoobenthos yang bersifat diam dan pergerakannya yang lambat tidak terlalu dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Menurut Barus 2004
faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan
dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan