i. TDS Total Dissolved Solid
Nilai TDS Total Dissolved Solid yang diperoleh dari tiga stasiun berkisar 396 - 402 mgl. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 402 mgl yang merupakan daerah
pertambakan ikan, dimana daerah tersebut memiliki banyak limbah dari sisa-sisa makanan ikan yang bisa menjadi senyawa-senyawa organik maupun anorganik dalam
air. Dan nilai TDS untuk stasiun III juga memiliki nilai TDS yang hampir sama dengan stasiun II yaitu sebesar 401 mgl. Stasiun ini merupakan daerah pemukiman
penduduk, dimana banyak limbah domestik yang dibuang ke badan air. Kandungan senyawa organik yang tinggi dapat menimbulkan peningkatan BOD, TSS maupun
TDS yang akan menimbulkan gangguan terhadap lingkungan maupun kehidupan yang ada disekitarnya. Tetapi dalam hal ini, dimana standar sekunder untuk TDS sebagai
pengukuran kualitas perairan adalah 1000 mgl. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai TDS yang didapat dari ketiga stasiun masih bisa di toleransi.
Air limbah adalah air yang bercampur zat-zat padat dissolved dan suspended solid yang berasal dari pembuangan kegiatan rumah tangga, pertanian, pertambakan
dan industri Djabu, 1991 dalam Lestari, 2008. Menurut Mahida 1986 dalam Lestari, 2008 limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan
terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1 daripadanya berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik.
Zat-zat organik tersebut sebagian besar sudah terurai degradable merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi bakteri dan mikroorganisme yang lain.
Sedangkan zat-zat anorganik yang merupakan bahan pencemar penting terdiri dari pasir, butiran-butiran garam dan logam berat Djabu, 1991 dalam Lestari, 2008.
j. TSS Total Suspended Solid
Nilai TSS Total Suspended Solid yang didapatkan pada ketiga stasiun penelitian berkisar 36-28 mgl. Dimana nilai TSS tertinggi didapat pada stasiun I sebesar 36
mgl. Dan nilai TSS terendah didapat pada stasiun II sebesar 28 mgl. Tingginya nilai
Universitas Sumatera Utara
TSS yang didapat pada stasiun I disebabkan oleh tingginya penetrasi cahaya pada stasiun tersebut yaitu sebesar 2,51 m.
Zat-zat yang tersuspensi dalam air biasanya terdiri dari pitoplankton, zooplankton yang hidup atau mati, lumpur, kotoran, tumbuhan buangan industri air
timbah, istilah zat padat dalam pemeriksaan kimia air tersebut TSS yaitu jumlah berat zat yang tersuspensi dalam volume tertentu di dalam air ukurannya mgl Sanropie et
al,. 1984, dalam Lestari, 2008.
k. Kandungan Organik Substrat
Nilai kandungan organik substrat yang didapatkan pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 0,44-0,55 dengan nilai tertinggi didapatkan pada stasiun 1
sebesar 0,55 yang merupakan daerah kontrol mangrove dan terendah pada stasiun 3 sebesar 0,44 yang merupakan daerah pemukiman penduduk. Tingginya
kandungan organik substrat pada stasiun I disebabkan karena pada daerah mangrove, komponen senyawa organik berasal dari serasah yang dihasilkan mangrove yang lama
kelamaan akan tertimbun menjadi butiran-butiran lumpur dalam substrat dan dikomposisi oleh detritus. Menurut Sarpodenti Sesakumar, 1997 dalam Gunarto,
2004 sebagian besar makrofauna di mangrove memakan berbagai tipe detritus organik. Komponen detritus organik tersebut terdapat dalam berbagai tipe, yaitu
material tanaman atau hewan yang didekomposisi, dan senyawa organik yang terlarut dalam bentuk bebas atau terikat dengan partikel pasir dan lumpur. Secara keseluruhan
nilai kandungan organik yang didapatkan pada ketiga stasiun penelitian tergolong sangat rendah, hal ini karena sedikitnya senyawa organik yang masuk kedalam badan
perairan. Menurut Djaenuddin et al., 1994 dalam Hutapea 2006, hlm: 37, kriteria tinggi rendahnya kandungan organik substrat berdasarkan persentase adalah sebagai
berikut: 1
= sangat rendah 1 - 2
= rendah 2,01 - 3
= sedang 3,01 - 5
= tinggi 5,01
= sangat tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Substrat dasar suatu perairan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan hewan makrozoobenthos yaitu sebagai habitat hewan tersebut. Masing-masing spesies
mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap substrat dan kandungan bahan organik substrat Barnes Mann, 1994, hlm: 13. Adanya perbedaan yang
tinggi karena kondisi lingkungan yang tenang yang memungkinkan pengendapan sedimen lumpur yang diikuti oleh akumulasi bahan-bahan organik dasar perairan,
sedangkan sedimen yang kasar memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah karena partikel yang lebih halus tidak dapat mengendap. Menurut Seki 1982, hlm:
56 komponen organik utama yang terdapat di dalam air adalah asam amino, protein, karbohidrat, dan lemak. Sedangkan komponen lain seperti asam organik, hidrokarbon,
vitamin dan hormone juga ditemukan di perairan.Tetapi hanya 10 dari material organik tersebut yang mengendap sebagai substrat ke dasar perairan.
3.7 Nilai Analisis Korelasi Pearson Metode Komputerisasi SPSS Ver. 16.00