Salinitas Intensitas Cahaya Kesimpulan dan Saran 39

makrozoobenthos. Kehidupan organisme perairan dapat bertahan jika oksigen terlarut sebanyak 5 mgl dan tergantung juga terhadap daya tahan organisme.

c. BOD

5 Biologycal Oxygen Demand Nilai BOD 5 yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 2,7 - 3,3 mgl. BOD 5 tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 3,3 mgl dan terendah diperoleh pada stasiun I sebesar 2,7 mgl. Adanya perbedaan nilai BOD 5 disetiap stasiun penelitian disebabkan oleh perbedaan jumlah bahan organik yang berbeda-beda pada masing- masing stasiun tersebut yang berhubungan dengan defisit oksigen. Karena oksigen tersebut dipakai oleh mikroorganisme dalam proses penguraian bahan organik. Tingginya nilai BOD 5 pada stasiun III pemukiman penduduk disebabkan oleh banyaknya pencemaran dari limbah domestik yang dibuang ke dalam badan air. Sedangkan pada stasiun I daerah kontrol, nilai BOD 5 rendah disebabkan karena bahan pencemar yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme karena rendahnya suhu pada stasiun I. Menurut Barus 2004, hlm: 86 apabila konsentrasi bahan organik berkurang maka perlahan-lahan populasi bakteri akan menurun, sementara nilai BOD semakin kecil. Menurut Brower et al., 1990, hlm: 52 nilai konsentrasi BOD menunjukkan suatu kualitas perairan yang masih tergolong baik, dimana apabila konsumsi O 2 selama periode 5 hari berkisar sampai 5 mgl O 2 maka perairan tersebut tergolong baik. Sebaliknya apabila konsumsi O 2 berkisar antara 10-20 mgl O 2 akan menunjukkkan tingkat pencemaran oleh materi organik yang tinggi. Selanjutnya Wardhana 2004, hlm: 93 peristiwa penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup.

d. Salinitas

Universitas Sumatera Utara Nilai salinitas yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 27 – 28 00 . Salinitas tertinggi diperoleh pada stasiun III sebesar 28 00 sedangkan salinitas terendah pada stasiun I sebesar 27 00 . Tinggi rendahnya nilai salinitas pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang berada di kawasan tersebut yang menghasilkan limbah sehingga berdampak pada peningkatan kadar garam air. Menurut Nontji 1993, hlm: 59 di perairan pantai karena terjadi pengenceran, misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah dengan penguapan yang sangat kuat, salinitas bias meningkat tinggi. Selanjutnya menurut Barus 2004, hlm: 73 secara alami kandungan garam terlarut dalam air meningkat apabila populasi fitoplankton menurun. Hal ini dapat terjadi karena melalui aktivitas respirasi dari hewan dan bakteri air akan meningkatkan proses mineralisasi yang menyebabkan kadar garam air meningkat. Garam-garam tersebut meningkat kadarnya dalam air karena tidak lagi dikonsumsi fitoplankton yang mengalami penurunan jumlah populasi tersebut.

e. Intensitas Cahaya

Nilai intensitas cahaya yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 473 - 562 Candela. Intensitas cahaya tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 562 Candela, sedangkan intensitas cahaya terendah diperoleh pada stasiun I sebesar 473 Candela. Hal ini disebabkan karena pengukuran dilakukan pada siang hari yang sangat cerah. Sedangkan nilai intensitas cahaya terendah terdapat pada stasiun I yaitu sebesar 473 Candela. Rendahnya nilai intensitas cahaya ini karena banyaknya vegetasi mangrove sehingga cahaya yang akan masuk terhalang oleh banyaknya vegetasi mangrove tersebut. Faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat- sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman Universitas Sumatera Utara lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Barus, 2004, hlm: 43.

f. Penetrasi Cahaya