Kejenuhan Oksigen TDS Total Dissolved Solid

maupun mikroorganisme air yang mengakibatkan air menjadi keruh Sastrawijaya, 1991, hlm: 56.

g. pH Derajat Keasaman

Nilai pH yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 7,3 -7,8. Dari hasil nilai pH yang didapatkan dari ketiga stasiun penelitian bahwa daerah tersebut masih dapat mendukung kehidupan benthos. Menurut Barus 2004 nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.

h. Kejenuhan Oksigen

Nilai kejenuhan oksigen yang diperoleh dari tiga stasiun penelitian berkisar 7,53 - 7,75. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 73,54 dan terendah pada stasiun III sebesar 55,77. Tingginya kejenuhan oksigen oksigen pada stasiun I berkaitan dengan tingginya nilai DO pada stasiun tersebut, dimana suhu pada stasiun tersebut sebesar 28 °C. Hal ini menunjukkan defisit oksigen pada stasiun tersebut sedikit. Rendahnya kejenuhan oksigen pada stasiun III karena pengaruh dari limbah pemukiman penduduk, sehingga akan mengakibatkan konsumsi oksigen pada makrozoobenthos meningkat dan defisit oksigen juga meningkat. Menurut Hutagalung et al., 1997 sumber utama oksigen dalam air laut berasal dari udara melalui proses difusi dan dari hasil fotosintesis fitoplankton pada siang hari, faktor-faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air laut adalah kenaikan suhu air, respirasi khususnya malam hari, dan adanya lapisan minyak di atas permukaan air laut dan masuknya limbah organik yang mudah terurai. Universitas Sumatera Utara

i. TDS Total Dissolved Solid

Nilai TDS Total Dissolved Solid yang diperoleh dari tiga stasiun berkisar 396 - 402 mgl. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 402 mgl yang merupakan daerah pertambakan ikan, dimana daerah tersebut memiliki banyak limbah dari sisa-sisa makanan ikan yang bisa menjadi senyawa-senyawa organik maupun anorganik dalam air. Dan nilai TDS untuk stasiun III juga memiliki nilai TDS yang hampir sama dengan stasiun II yaitu sebesar 401 mgl. Stasiun ini merupakan daerah pemukiman penduduk, dimana banyak limbah domestik yang dibuang ke badan air. Kandungan senyawa organik yang tinggi dapat menimbulkan peningkatan BOD, TSS maupun TDS yang akan menimbulkan gangguan terhadap lingkungan maupun kehidupan yang ada disekitarnya. Tetapi dalam hal ini, dimana standar sekunder untuk TDS sebagai pengukuran kualitas perairan adalah 1000 mgl. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai TDS yang didapat dari ketiga stasiun masih bisa di toleransi. Air limbah adalah air yang bercampur zat-zat padat dissolved dan suspended solid yang berasal dari pembuangan kegiatan rumah tangga, pertanian, pertambakan dan industri Djabu, 1991 dalam Lestari, 2008. Menurut Mahida 1986 dalam Lestari, 2008 limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1 daripadanya berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik. Zat-zat organik tersebut sebagian besar sudah terurai degradable merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi bakteri dan mikroorganisme yang lain. Sedangkan zat-zat anorganik yang merupakan bahan pencemar penting terdiri dari pasir, butiran-butiran garam dan logam berat Djabu, 1991 dalam Lestari, 2008.

j. TSS Total Suspended Solid