Atas tanggapan Penggugat tersebut Majelis Hakim memberikan pertanyaan kepada saksi, kemudian saksi memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa saksi selama satu bulan tidak masuk bekerja 3 hari tetapi memang pada bulan
Desember saksi sering tidak masuk, karena itu saksi mengundurkan diri, dalam seminggu 2 kali tidak masuk kerja;
Selanjutnya atas keterangan dari saksi kedua Penggugat memberikan tanggapan sebagai berikut :
- Bahwa Penggugat keberatan dengan saksi, karena saksi tinggal tidak sesuai dengan
KTP, tetapi di rusun karet; -
Bahwa Tergugat berangkat ke Dubai bukan tahun 2005 tetapi 3 Maret 2006; -
Bahwa Penggugat sering membawa anak kerumah om nya untuk menghindari fitnah, frekuensinya hari selasa saja seminggu sekali, kadang 2 minggu sekali;
- Bahwa mengenai keuangan, Tergugat hanya mengirim sekali sebulan 750 real bukan
dua kali sebulan; -
Bahwa Penggugat tetap perhatian dengan anak, dan waktu dengan Penggugat, Penggugat selalu memberikan vitamin yang mahal;
Berkenaan dengan hal tersebut Penggugat dan Tergugat telah menyampaikan kesimpulan secara tertulis, yang dalam kesimpulannya Penggugat menyatakan bahwa Penggugat
menginginkan bercerai dengan Tergugat.
C. Sumber dan Pertimbangan Hukum Hakim.
Alasan-alasan yang dijadikan pertimbangan hukum bagi Majelis Hakim untuk mengambil keputusan adalah sebagai berikut :
a. Bahwa
berdasarkan bukti
berupa asli
surat izin
atasan Nomor
: DJ.IHK.03.43402007 tanggal 9 April 2007 dari Direktur Jenderal Pendidikan
Islam; P-16 atas nama Penggugat, eksepsi Tergugat ditolak. b.
Bahwa berdasarkan bukti P-1 dihubungkan dengan bukti P-2 dan pengakuan Penggugat terbukti Penggugat dan Tergugat terikat perkawinan sah yang menikah
pada tanggal 8 Januari 2004 di hadapan PPN Kecamatan Tanah Abang sebagaimana ternyata dalam Bukti Kutipan Akta Nikah Nomor: 2805I2001 oleh karenanya
keduanya mempunyai kualitas hukum untuk bertindak sebagai pihak-pihak dalam perkara ini.
c. Bahwa upaya memberikan penasehatan kepada Penggugat agar rukun membina
rumah tangga kembali dengan Tergugat sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat 1 dan 4 Undang-undang No. 7 Tahun 1989 sebagaimana telah di ubah oleh Undang-undang
No. 3 Tahun 2006 Jo pasal 31 ayat 1 dan 2 PP No 9 Tahun 1975 telah dilakukan, tetapi Penggugat tetap pada gugatannya.
d. Bahwa dari keterangan keluarga atau orang yang dekat dengan Penggugat dan
keluarga atau orang yang dekat dengan Tergugat dihubungkan dengan keterangan Penggugat dan kuasa hukum Tergugat maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut : -
Penggugat Konpensi dan Tergugat adalah isteri dan suami sah belum pernah bercerai ;
- Bahwa dari Perkawinan Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai seorang
anak bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 ;
- Pada saat rukun Penggugat dengan Tergugat pernah tinggal di rumah kontrakan;
- Penggugat bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sedangkan Tergugat bekerja
sebagai TKI dan saat ini berada di Dubai, dan pengawasan dan pemeliharaan seorang anak saat Penggugat dan Tergugat bekerja dibantu seorang pembantu
rumah tangga dan terkadang peran serta dari keluarga Penggugat maupun keluarga Tergugat turut menjaga dan mengasuh anak tersebut ;
- Antara Penggugat dengan Tergugat adanya sikap saling menyalahkan yang
menimbulkan perselisihan dan pertengkaran yang berimbas hubungan antara dua keluarga tidak baik; dan puncak ketidakharmonisan Penggugat dengan Tergugat
keduanya sudah tidak melakukan hubungan suami isteri dan Tergugat pergi ke Dubai sebagai TKI;
- Penggugat tetap bertekad untuk berpisah dengan Tergugat; sedangkan Tergugat
juga menginginkan perceraian. e.
Bahwa ikatan perkawinan tidak hanya terbatas pada hubungan fisik dan materiil, tapi sekaligus lebih menitik beratkan pada ikatan batin atau ikatan jiwa yang mendalam
yang terhunjam ke dalam sanubari sebagaimana ditekankan dalam surat Ar-ruum ayat 21 yang berbunyi,
,
. 12
34 56
7 8
9 , : ,;2
= ?
34 A3B
C D
EF G
HI 4 JK L
MNOP
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Ar-ruum 30 : 21
bahwa perkawinan adalah bukan tindakan iseng, melainkan guna mewujudkan sakinah, mawaddah dan rahmah. Allah menciptakan bagi manusia pasangan jodoh
suami-isteri dan perkawinan itu hendaklah membawa kesenangan dalam kebersamaan sakinah , bahkan lebih jauh Al-Qur’an mengibaratkan lekatnya
hubungan ikatan jiwa anatra suami isteri harus sampai pada pencapaian keharmonisan, tak ubahnya seperti pakaian, seperti yang tersirat dalam surat Al-
Baqarah ayat 187, yang berbunyi.
6 Q
9 R
S I0 2 8T
V WXJ A Y34
[\0] 3 _ 7`
a0 9 K
. a0 9
_ 1K c 3
d e\0
9f g h i
jk0 . 9]
cl0 W
S d
0L
h c
m 00 W
_ 7` n o .
] .5p
e\0 7
i
nr0 ast
Bu C;v
wS x0
yz S . 0
c wS
x0 2 {. 0
c |J }L
~g7g ?
€0 S 8T A Y34
P62K 5•
‚ƒ7` n o C7
g.
A3B „…} ]
CW
2 „ m\0
5L W
` J4
C LSLi
†‡3 u 9 e\0
0h g1f
7 jk4‰
MO‹P
Artinya:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri- isteri kamu; mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang Telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah,
Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. Al-Baqarah 2 : 187
f. Bahwa menurut kaidah fiqhiyah memberikan petunjuk bahwa dalam menghadapi
kedua madhorot yang mungkin timbul, agar diambil yang lebih ringan sebagaimana tercantum dalam kitab Al-Asybah wan Nadhoir yang selanjutnya pendapat tersebut
dijadikan pendapat hukum
Artinya : “Apabila terjadi dua mudhorot harus diambil mudhorot yang lebih ringan..”
g. Bahwa berdasarkan hal-hal yang dipertimbangkan tersebut di atas, harus dinyatakan
telah terbukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus dan Majelis berpendapat pertengkaran dalam suatu rumah
tidaklah selalu digambarkan adanya pertengkaran secara fisik maupun melalui kata- kata yang terucap sebagaimana yang terjadi dalam rumah tangga Penggugat dan
Tergugat melainkan dapat saja pertengkaran itu berupa adanya saling acuh tidak
ada komunikasi dan mendiamkan satu sama lain yang menunjukkan tidak ada harapan lagi keduanya akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga onheelbaare
tweespalt oleh karena Majelis Hakim berpendapat perkawinan Penggugat dan
Tergugat telah pecah marriage breakdown sesuai pasal 39 ayat 2 undang-undang No. 1 Tahun 1974 jo pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf f
KHI. h.
Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat dapat dikabulkan dengan menjatuhkan talak
1 satu bain shugro; i.
Bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dihubungkan pula dengan keterangan saksi-saksi diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa berdasarkan bukti P-2 Kutipan Akta Kelahiran dari perkawinan Penggugat
dengan Tergugat telah dikaruniai seorang anak bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 ;
- Bahwa anak yang bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 belum
mumayyiz; -
Bahwa anak tersebut telah dibawa oleh Tergugat dan sebelumnya dibawah asuhan dan pemeliharaan Penggugat dan sekarang anak yang bernama MMK lahir tanggal
28 September 2004 tidak diketahui lagi keberadaannya dikarenakan disembunyikan oleh Tergugat;
- Bahwa Tergugat saat ini menjadi TKI di Dubai;
- Bahwa Penggugat seorang karyawati Pegawai Negeri Sipil pada Depag R.I
sedangkan Tergugat karyawan swasta dan terakhir sebagai TKI di Dubai; j.
Bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa pada saat mereka menikah Penggugat berstatus sebagai wanita karier bekerja pada Depag R.I dan sudah menjadi kondisi
logis bila seorang wanita bekerja perhatiannya terhadap anak sedikit berkurang, namun dalam hal ini yang terjadi dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah
menggunakan jasa pengasuh anak dan keterlibatan keluarga lainnya baik dari keluarga Penggugat maupun keluarga Tergugat untuk membantu menjaga dan
mengasuh anak mereka yang bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 dan berdasarkan bukti P-2, P-3, P-4, P-7, P-8, P-9, P-10, P-11, dan P-12, yang bukti-bukti
tersebut menjelaskan Penggugat memang benar-benar lembur bekerja dan pulangnya Penggugat sampai larut malam adalah beralasan dan dalam rangka menunjang karier
dan prestasi bekerja Penggugat dan tentunya untuk menunjang kebutuhan rumah tangga Penggugat dan Tergugat; dan berdasarkan bukti P-15 terbukti Tergugat saat
ini sebagai TKI di Dubai; k.
Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat anak Penggugat masih di bawah umur kecil dilihat secara psikologis
maupun biologis anak yang masih kecil masih memerlukan belaian kasih sayang ibunya dan biasanya lebih dekat dengan ibunya dan sesuai dengan ketentuan pasal
105 huruf a Kompilasi Hukum Islam anak yang bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 harus ditetapkan berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat
sampai anak tersebut dapat menentukan pilihannya sendiri;
l. Bahwa Majelis Hakim berpendapat untuk mencapai kemaslahatan anak, masing-
masing pihak perlu mengendalikan dirinya. Pihak yang dinyatakan tidak berhak melakukan hadonah tidak perlu merasa dikalahkan bilamana putusan ini memang
untuk mendukung tegaknya kemaslahatan anak. Sebaliknya, pihak yang dinyatakan berhak melakukan hadonah tidak pula merasa menang sehingga memandang putus
hubungan anak dengan pihak yang dinyatakan tidak berhak melakukan hadonah. Janganlah sengketa anak seolah-olah sama dengan sengketa harta, dalam sengketa
harta pihak yang menang ia menjadi pemilik penuh dari harta tersebut dan pihak yang kalah tidak berhak lagi atas harta tersebut hal ini berbeda dengan sengketa hadonah
dimana pihak yang melakukan hadonah sama sekali tidak menggambarkan bahwa anak-anak yang menjadi miliknya. Hak hadonah hanya semata-mata menunjukkan
kepada hak yang sekaligus merupakan kewajiban untuk memelihara serta mendidik anak-anak untuk mengantarkan mereka kepada masa depan yang cemerlang sesuai
yang dikehendaki dalam ketentuan pasal 3 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak bahwa perlindungan anak bertujuan untuk menjamin
terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera semata-mata untuk kepentingan yang
terbaik bagi anak tersebut; m.
Bahwa Majelis Hakim berpendapat, Tergugat selaku ayah kandungnya masih memiliki ikatan batin dengan anaknya sampai kapanpun tidak pernah putus dan untuk
menjaga keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak, Tergugat
dapat berkunjung untuk memberikan kasih sayang kepada anaknya dengan tidak mengganggu waktu dan kegiatan anak-anak sesuai pasal 41 huruf a Undang-undang
No. 1 Tahun 1974; n.
Bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dihubungkan dengan penggakuan kuasa hukum Tergugat yang menyatakan bahwa anak di bawah dikuasai oleh Tergugat dan
saat ini Tergugat berada di Dubai dan tidak mengetahui keberadaan anak yang bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 oleh karena pihak Penggugat
telah ditetapkan sebagai pemegang hadlin pengasuh dan pemelihara anak dihubungakan dengan bukti P-14 bahwa Tergugat akan mengembalikan anak yang
bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 kepada Penggugat ternyata sampai perkara tersebut diputuskan Tergugat belum juga menyerahkan anak tersebut;
o. Bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan hal-hal sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Rumah Tangga sebagai berikut :
Pasal 1 Angka 1 :
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga;
Pasal 2 Angka 1:
Lingkup rumah tangga dalam undang-undang ini meliputi : a.
Suami, isteri dan anak; b.
Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian,
yang menetap dalam rumah tangga; danatau.
c. Orang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga;
Pasal 5 Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam
lingkup rumah tangganya, dengan cara : a.
Kekerasan Fisik. b.
Kekerasan Psikis. c.
Kekerasan Seksual. d.
Penelantaran Rumah Tangga. Pasal 7
“Kekerasan psikis sebagaimana dimaksud pasal 5 huruf b adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya, danatau penderitaan psikis berat pada seseorang”;
Pasal 9 1
“Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut”;
Pasal 45 1
Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 tiga tahun atau denda paling banyak Rp. 9.000.000.-Sembilan Juta Rupiah. 2
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat bulan atau denda paling banyak Rp. 3.000.000,-
tiga juta rupiah;
Pasal 49 Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun atau denda paling banyak Rp.
15.000.000,-lima belas juta rupiah, setiap orang yang :
a. Menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 ayat 1; b.
Menelantarkan orang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 2;
z. Bahwa dengan mengetengahkan hal tersebut di atas Majelis Hakim bukan mendramatisir
suasana seperti itu namun yang terjadi dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat adalah memang demikian adanya yakni Penggugat sebagai seorang ibu yang melahirkan
anak tidak dapat bertemu tidak dipertemukan dengan anaknya maka berdasarkan hal tersebut di atas agar putusan tersebut mempunyai kepastian hukum, menghukum kepada
Tergugat atau pihak keluarga Tergugat yang menguasai anak yang bernama MMK lahir tanggal 28 September 2004 untuk menyerahkan kepada Penggugat;
aa. Bahwa mengenai tuntutan Penggugat berupa nafkah anak yang harus ditanggung oleh
Tergugat perbulan sebesar Rp. 5.000.000,-lima juta rupiah, dan untuk kemaslahatan anak meraih masa depan yang cemerlang perlu ditetapkan biaya pengasuhan dan
pemeliharaan anak; bb.
Bahwa Majelis Hakim berpendapat, setiap orang tua manapun menginginkan yang terbaik bagi putra-putrinya begitu pula apa yang diinginkan oleh Penggugat, namun
demikian keinginan yang terbaik tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan dan penghasilan Tergugat sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Talak ayat 7 :
hS 7D
C= 7
{ .
7 {
? „7 S
Œ 7?
hSW W
\0_
e\0
5•
•
e\0 0Ž
••34 \0
1• 6
7 } 2 {
e\0 „ 7
n _ ,n _‘
M‹P
’ +
, -
Artinya :
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”.
At-Talak 65 : 7
cc. Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas sesuai pasal 41 huruf b
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 jo pasal 105 huruf c KHI adalah dipandang patut dan layak untuk nafkah dua orang anak sebesar Rp. 750.000,- tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah perbulan mengingat Tergugat usia produktif dan biaya tersebut dipandang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal di Jakarta;
dd. Bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan pasal 77 huruf b Undang-undang No. 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak yang menyebutkan bahwa “ setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan “penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan
anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial dipidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda Rp. 100.000.000,-seratus juta
rupiah”, oleh karenanya Majelis Hakim memerintahkan kepada para pihak untuk
mentaati apa yang telah diputuskan dalam perkara ini; ee.
Bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai pasal 89 ayat 1 Undang – undang No. 7 Tahun 1989 sebagaimana yang telah diubah oleh Undang –
undang No. 3 Tahun 2006 semua biaya yang ditimbulkan oleh perkara ini dibebankan kepada Penggugat mengingat dan memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang
– undangan yang berlaku dan hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;
D. Putusan Hakim