BAB III KASUS CERAI GUGAT DENGAN NO. PERKARA 078Pdt.G2007PA.JP.
A. Duduk Perkara.
Berdasarkan keterangan para pihak dan saksi, dalam putusan no 078Pdt.G2007PA.JP. disebutkan bahwa Pengugat adalah NMP, umur 26 tahun, agama Islam, Pekerjaan P.N.S,
bertempat tinggal di Jalan KH.Mas Mansyur 25.A Blok 44-2-1 Rt.006 Rw.011, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kodya Jakarta Pusat, dengan Tergugat DNA, umur 26
tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Jalan Rumah Susun Karet Pasar Baru Barat Karet Tengsin Blok A305 Rt …… Rw ….., Kelurahan Karet Tengsin,
Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
32
Penggugat telah mengajukan gugatannya pada tanggal 12 Januari 2007 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama di Jakarta Pusat dengan register nomor :
078Pdt.G2007PA.JP yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut. Pada tanggal 08 Januari 2004, NMP dan DNA melangsungkan perkawinan. Setelah
pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal di rumah kediaman bersama di rumah orang tua Penggugat di alamat Penggugat tersebut di atas. Selama pernikahan tersebut
Penggugat dengan Tergugat telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami isteri dan dikaruniai 1 orang anak bernama MMK, lahir tanggal 28 September 2004.
Adapun duduk perkaranya dijelaskan dalam putusan halaman 2 bahwa Kurang lebih sejak bulan Januari tahun 2004 ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai
goyah, disebabkan karena:
32
Putusan Pengadilan Agama PA Jakarta Pusat tentang gugat cerai No. 078Pdt.G2007PA.JP, h. 1
a. Suaminya di dalam rumah tangga kalau ada masalah kecil selalu menjadi besar dan diakhiri
dengan ucapan kasar serta pemukulan ringan tangan dan tergugat bertempramen sangat tinggi, bahkan setiap hari timbul perselisihan dan percekcokan terus menerus membuat
pshikis Penggugat tertekan. b.
Suami cemburu terhadap isteri padahal yang dicemburuinya hanya sebatas teman, akan tetapi suaminya selalu tidak percaya bahkan suka mengeluarkan kata-kata yang tidak seronoh
seperti selingkuhberzinah. c.
Sejak menikah sang suami kurang memperhatikan masalah kebutuhan dalam rumah tangga seperti masalah keuangan yang diberikan hanya semaunya dan tidak pernah mencukupi
untuk keperluan sebulan. d.
Sang suami setelah menikah 2 hari pernah mengucapkan kata-kata cerai 3 kali dan juga pernah mengembalikan Penggugat kepada orang tua dengan tujuan untuk menceraikan.
Selain hal tersebut diatas NMP dan DNA telah berpisah rumah sejak tanggal 9 Februari 2007 dimana DNA telah pergi ke rumah keluarganya dengan membawa anak serta pembantu
tanpa kompromi dan sejak awal Februari 2007 tidak memberikan nafkah batin sedangkan nafkah lahir sudah tidak diberikan sejak bulan Januari 2007. Selama DNA pergi bekerja keluar negeri,
DNA hanya memberikan nafkah lahir sebanyak Rp. 750.000,- perbulan untuk keperluan anaknya.
Sehubungan dengan hal itu, pada tanggal 12 Januari 2007 NMP mengajukan gugat cerai terhadap DNA ke Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Penggugat dalam surat gugatan
mengajukan tuntutan petitum primair dan subsidar. Dalam tuntutan primair, dimohonkan agar hakim mengambil keputusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menceraikan Penggugat dari Tergugat;
3. Menyatakan dan menetapkan anak hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat yang
bernama MMK, lahir tanggal 28 September 2004 berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak tersebut di atas sebesar Rp.
5.000.000,-lima juta rupiah setiap bulannya kepada Penggugat; 5.
Membebankan biaya perkara kepada Penggugat; Kemudian apabila majelis hakim berpendapat lain, Penggugat dalam tuntutan subsidair
memohon putusan yang seadil-adilnya ex aequo et bono. Atas gugatan tersebut, Tergugat mengajukan jawabannya secara tertulis sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
1. Bahwa Penggugat didalam mengajukan gugatan aquo terhadap Tergugat adalah
terlalu Premature, karena Penggugat adalah seorang Pegawai Negeri pada Departemen Agama, sehingga apabila seorang Pegawai Negeri akan mengajukan
gugatan perceraian, maka harus terlebih dahulu mendapatkan ijin persetujuan dari atasan Penggugat Vide Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1983 tentang Izin
Perkawinan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1990 tentang Izin Perkawinan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil ;
2. Bahwa karena didalam gugatan aquo, Penggugat belum memperoleh Ijin dari atasan
Penggugat, maka sudah selayaknya Ketua Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara aquo berkenan untuk menyatakan gugatan yang diajukan oleh Penggugat, tidak dapat diterima;
II. DALAM POKOK PERKARA.
1. Bahwa apa yang telah disampaikan oleh Tergugat didalam Eksepsi, maka mohon
juga dianggap telah termasuk didalam pokok perkara ini; 2.
Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali mengenai hal-hal yang secara tegas telah diakui kebenarannya oleh
Tergugat; 3.
Bahwa memang benar pada tanggal 8 Januari 2004, telah dilangsungkan pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah
Abang Jakarta Pusat berdasarkan Akta Nikah No. 262I2004 tanggal 8 Januari 2004;
4. Bahwa benar dari hasil perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah
dikaruniai 1 satu orang anak laki-laki yaitu bernama MMK yang lahir pada tanggal 28 September 2004;
5. Bahwa dalil Penggugat dalam point 2 yang menyatakan selama pernikahan
Penggugat dan Tergugat tersebut telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami isteri namun pada point 3 d didalam dalil Penggugat menyatakan setelah 2 hari
menikah Tergugat pernah mengucapkan kata-kata cerai 3 kali, dan dalil penggugat yang demikian adalah sangat kontradiktif, oleh karenanya tergugat mensomier
Penggugat untuk membuktikan dalilnya tersebut;
6. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat dalam point 3 a yang
menyebutkan bahwa Tergugat didalam rumah tangga kalau ada masalah kecil selalu menjadi masalah besar dan diakhiri dengan ucapan kasar serta pemukulan dan
Tergugat bertempramen sangat tinggi, serta setiap hari timbul perselisihan dan percekcokan yang terus menerus merupakan suatu dalil Penggugat tidak berdasarkan
hukum untuk dipertimbangkan berdasarkan alasan hukum sebagai berikut : 6.1.
Pada tahun pertama pernikahan justru tidak terlihat adanya pertengkaran di antara Tergugat dan Penggugat, bahkan pada waktu itu telah disepakati oleh
Tergugat dengan Penggugat untuk merealisasikan pembelian rumah tinggal yang pada nantinya akan ditempati oleh Tergugat dan Penggugat, maka untuk
mencapai maksud tersebut, maka Tergugat dengan persetujuan Penggugat meninggalkan isteri untuk mencari pekerjaan di luar negeri dengan harapan
akan mendapatkan uang yang lebih besar; 6.2.
Pada tahun kedua perkawinan saat Tergugat cuti yang pertama dari pekerjaannya di luar negeri pada Januari 2005, itupun tidak terjadi percekcokan
seperti yang didalilkan oleh Penggugat bahkan mereka hidup secara harmonis selama Tergugat menjalankan cuti dari pekerjaannya tersebut;
6.3. Pertengkaran yang besar terjadi antara Tergugat dan Penggugat ketika Tergugat
cuti liburan pada tanggal 11 Januari 2007, dimana Tergugat mendapatkan informasi kalau Penggugat di duga telah berselingkuh dengan pria lainnya, serta
Penggugat sering pulang larut malam selama Tergugat berada di luar negeri sehingga anak mereka, yang bernama MMK ditelantarkan oleh Penggugat. Oleh
karena itu, Tergugat pergi meninggalkan rumah, serta membawa MMK pada tanggal 13 Februari 2007;
7. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat dalam point 3 b yang
menyatakan Tergugat sangat cemburuan, dalil Penggugat tersebut adalah merupakan dalil yang tidak berdasarkan hukum untuk dipertimbangkan, kalaupun Tergugat
cemburu terhadap Penggugat itu merupakan suatu hal yang sangat manusiawi dan itu hal yang sangat wajar-wajar saja, itu menunjukkan suatu sikap dari Tergugat yang
mencintai dan menyayangi Penggugat; 8.
Bahwa dalil Tergugat pada poin 3 c yang menyebutkan bahwa Tergugat sejak menikah kurang memperhatikan masalah kebutuhan rumah tangga seperti masalah
keuangan yang diberikan hanya semaunya dan tidak pernah mencukupi untuk keperluan sebulan adalah merupakan dalil yang mengada-ada dan tidak berdasarkan
hukum untuk dipertimbangkan karena Tergugat selalu mengirimkan uang pada setiap bulannya, mengenai tidak mencukupi uang yang diberikan Tergugat kepada
Penggugat, itu berarti menunjukkan Penggugat tidak bisa mengelola keuangan rumah tangga secara baik;
9. Bahwa dalil Tergugat pada point 3 e merupakan dalil yang tidak berdasarkan
hukum untuk dipertimbangkan yang menyebutkan Tergugat tidak memberikan nafkah batin dan lahir, karena pada tanggal 11 Januari 2007 dimana saat Tergugat
kembali ke Indonesia untuk cuti liburan Tergugat menyerahkan sejumlah uang dan membelikan sebuah handphone serta sejumlah perhiasan, dan bahkan Tergugat
masih memberikan nafkah bathin;
10. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil yang disampaikan Penggugat di point 3
f menyebutkan bahwa Tergugat hanya memberikan uang sebanyak Rp. 750.000,- tujuh ratus lima puluh ribu rupiah perbulannya adalah merupakan dalil yang tidak
benar dan mengada-ada, karena Tergugat pada setiap bulannya mengirimkan uang kepada Penggugat lebih dari Rp. 750.000 tujuh ratus lima puluh ribu rupiah ;
11. Bahwa Tergugat tidak sependapat dan menolak dengan tegas, dalil penggugat point
4, yang menyebutkan anak yang dilahirkan dari perkawinan antara Tergugat dengan Penggugat yang bernama MMK yang lahir pada tanggal 28 September 2004, untuk
berada dibawah perwalian Penggugat, adalah merupakan permohonan yang tidak berdasarkan hukum untuk dipertimbangkan. Karena Penggugat sebagai ibu dari anak
yang bernama MMK tidak pernah bertanggung jawab karena berdasarkan fakta-fakta yang terungkap bahwa Penggugat sering pulang hingga larut malam hingga
pengasuhan MMK hanya diserahkan kepada pembantu saja, serta Penggugat sering pulang hingga larut malam dikarenakan Penggugat sering pergi dengan
selingkuhannya; Dan berdasarkan hal-hal yang telah Tergugat uraikan, maka Tergugat memohon
kehadapan Yth. Bapak Ketua Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk tidak mengabulkan permohonan yang diajukan oleh Penggugat untuk diberikan hak perwalian atas
anak yang bernama MMK namun menyatakan perwalian atas anak yang bernama MMK berada di bawah perwalian Tergugat sebagai ayahnya;
III. DALAM REKONPENSI
1. Bahwa apa yang telah diuraikan oleh Tergugat, didalam pokok perkara, maka
mohon juga dianggap telah termasuk didalam gugatan Rekonpensi ini;
2. Bahwa memang benar pada tanggal 8 Januari 2004, telah dilangsungkan
pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat berdasarkan Akta Nikah No. 2626I2004
tanggal 8 Januari 2004; 3.
Bahwa benar dari hasil perkawinan antara Penggugat dan telah dikaruniai 1 satu orang anak laki-laki yaitu bernama MMK yang lahir pada tanggal 28 September
2004; 4.
Bahwa karena sejak Penggugat telah bekerja di Departemen Agama maka sebagai seorang ibu yang seharusnya memberikan waktunya bagi anaknya dalam
mendidik dan membesarkan anak dari hasil perkawinan antara, Penggugat dengan Tergugat yang bernama MMK, Tergugat Rekonpensi tidak memiliki waktu lagi
dan sering pulang hingga larut malam dari tempat bekerjanya, ditambah lagi Tergugat Rekonpensi telah melakukan selingkuh dengan pria lainnya;
5. Bahwa tindakan Tergugat Rekonpensi yang sering pulang larut malam itu dan
berselingkuh dengan pria lainnya yang berakibat tidak diperolehnya perhatian sang anak dari hasil perkawinan Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi
oleh Tergugat Rekonpensi adalah merupakan bukti bahwa Tergugat Rekonpensi tidak mempunyai tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membesarkan
anak yang bernama MMK yang masih berusia kurang dari 3 tahun; 6.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka adalah patut dan wajar apabila Ketua Majelis Hakim untuk menyatakan anak yang bernama MMK yang
lahir di Jakarta pada tanggal 28 September 2008, berada di bawah perwalian Penggugat Rekonpensi;
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan Tergugat didalam pokok perkara dan didalam gugatan rekonpensi ini, maka dengan ini mohon kehadapan Yth. Bapak Ketua Majelis Hakim
yang memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut ; I.
DALAM EKSEPSI Mengabulkan eksepsi yang diajukan oleh Tergugat Konpensi untuk seluruhnya;
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat Konpensi, sepanjang menyangkut pengasuhan
perawatan dan perwalian anak laki-laki yang bernama MMK yang lahir di Jakarta 28 September 2004, untuk berada dibawah asuhan perawatan dan
perwalian Penggugat Konpensi. 2.
Menghukum Penggugat Konpensi untuk membayar biaya perkara yang timbul;
III. DALAM REKONPENSI
1. Mengabulkan gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi
Tergugat Konpensi untuk seluruhnya; 2.
Menetapkan anak laki-laki yang bernama MMK, yang lahir di Jakarta pada tanggal 28 September 2004 dari hasil perkawinan antara Penggugat
Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi berada di bawah asuhan, perawatan, dan perwalian Penggugat;
3. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara;
Apabila Pengadilan Agama Jakarta Pusat berpendapat lain mohon putusan yang seadil- adilnya Ex Aequo Et Bono;
Berdasarkan uraian di atas maka penulis berkesimpulan bahwa pihak-pihak berperkara adalah NMP selaku Penggugat, umur 26 tahun, agama Islam, Pekerjaan P.N.S, bertempat tinggal
di Jalan KH.Mas Mansyur 25.A Blok 44-2-1 Rt.006 Rw.011, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kodya Jakarta Pusat, dengan Tergugat DNA, umur 26 tahun, agama
Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Jalan Rumah Susun Karet Pasar Baru Barat Karet Tengsin Blok A305 Rt …… Rw ….., Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta Pusat. Dalam duduk perkaranya Penggugat menggugat cerai Tergugat, menginginkan hak pengasuhan anak jatuh ke tangan Penggugat dan Nafkah Anak sebesar Rp.
5.000.000,- lima juta rupiah setiap bulannya.
B. Temuan Fakta dipersidangan.