Gelasi Ionik TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penargetan obat yang efisien. Stabilitas dispersi dan respon fisiologis primer terutama ditentukan oleh jenis surfaktan dan sifat lapisan luar. Sifat rilis dan degradasinya sangat tergantung pada komposisi dan struktur dinding kapsul Gupta Kumar, 2012. Nanopartikel dalam sistem penghantaran obat memang telah memberikan banyak keuntungan. Namun demikian, masih terdapat kelemahan dalam nanopartikel sebagai nanocarrier pembawa nano. Keterbatasan pembawa nano di antaranya: a Pembawa nano masih sulit dibuat, disimpan dan diberikan karena rentan terhadap agregasi. b Nanocarrier tidak cocok untuk obat yang efikasinya belum jelas. c Hal utama yang menjadi perhatian terkait dengan ukurannya yang kecil sebagai nanocarrier yaitu dapat masuk ke bagian tubuh yang tidak diinginkan dengan konsekuensi berbahaya, misalnya dapat menyeberangi selubung nukleus sel dan menyebabkan kerusakan genetik dan mutasi yang tidak diinginkan Gupta Kumar, 2012.

2.6 Gelasi Ionik

Gelasi ionik merupakan metode pembuatan nanopartikel yang melibatkan proses sambung silang antar polielektrolit dengan adanya pasangan ion multivalennya. Gelasi ionik seringkali diikuti dengan kompleksasi polielektrolit dengan polielektrolit yang berlawanan. Pembentukan ikatan sambung dapat meningkatkan kekuatan mekanis dari partikel yang terbentuk Iswandana, Effionora Jufri, 2013. Gelasi ionik adalah teknik sederhana dan cepat untuk pembuatan dispersi nanopartikel Jonassen, Treves, Kjøniksen, Smistad Hiorth, 2013. Penemu fenomena gelasi ionik adalah seorang ilmuwan koloid Jerman, Heinrich Thiele yang menggagas mekanisme pemisahan fase segregasi droplet. Proses gelasi; Larutan Polimer + Elektrolit ↔ Gelisfer + Elektrolit + Air Gelisfer merupakan suatu kesatuan polimer hidrofilik sambung silang sferik yang mampu tergelasi dan mengembang di dalam cairan biologis simulasi serta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat merilis obat melalui kesatuan tersebut yang dikendalikan oleh relaksasi polimer Patil, Chavanke, Wagh, 2012. Metode gelasi ion telah banyak digunakan pada proses enkapsulasi polisakarida alam seperti alginat, pektin, kitosan, dan karboksimetil selulosa Patil, Chavanke, Wagh, 2012. Penaut silang yang digunakan untuk gelasi ionik dapat dibagi menjadi dua macam yaitu penyambung silang dengan bobot molekul rendah misalnya kalsium klorida, barium klorida, magnesium klorida, zink asetat, pirofosfat, tripolifosfat, tetrapolifosfat, serta penyambung silang bobot molekul tinggi seperti lauril dan setilstearil sulfat Racovita dkk., 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode gelasi ionik: a Konsentrasi polimer dan elektrolit sambung silang. Konsentrasi polimer dan elektrolit memiliki pengaruh besar pada formulasi partikel dengan metode gelasi ionik. Konsentrasi keduanya harus dalam rasio tertentu yang dihitung dari jumlah unit sambung silang. Variasi persen efisiensi penjerapan berasal dari jenis elektrolit dan konsentrasi elektrolit. b Suhu Suhu juga memainkan peran pada ukuran partikel yang dibentuk oleh metode gelasi ionik. Selain itu, waktu reaksi juga berpengaruh, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk terbentuk ikatan silang. c pH larutan sambung silang pH larutan sambung silang juga faktor yang dipertimbangkan selama formulasi karena menunjukkan efek pada laju reaksi, bentuk dan ukuran partikel. d Konsentrasi Obat Obat yang akan terperangkap dalam partikel harus dalam rasio yang tepat dengan polimer, karena konsentrasi obat sangat mempengaruhi efisiensi penjerapan, jika rasio obat-polimer melebihi kisaran maka dapat dilihat efek bursting, densitas partikel meningkat serta ukuran dan bentuk dari partikel juga meningkat. e Konsentrasi zat pembentuk gas Agen pembentuk gas seperti kalsium karbonat dan natrium bikarbonat yang ditambahkan ke formulasi untuk menghasilkan partikel berpori sangat mempengaruhi ukuran dan bentuk gelisfer. Oleh karena zat pembentuk gas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membentuk partikel berpori, lapisan partikel rusak dan hasilnya permukaan tidak teratur Patil, Chavanke, Wagh, 2012. Pektin memiliki kemampuan untuk membentuk gel dengan penyambung silang berupa kation divalen ion zink atau ion kalsium Racovita dkk., 2009. Kalsium klorida adalah penyambung silang yang biasa digunakan untuk preparasi gel makroskopik pektin. Mekanisme sambung silang biasanya digambarkan oleh model egg-box, di mana Ca 2+ yang bermuatan positif berinteraksi dengan dua gugus asam yang terpisah pada rantai polimer secara paralel Sriamornsrak, 2011. Pembentukan gel pektin dengan dua mekanisme yaitu reaksi sambung silang berdasarkan model egg box dan ikatan hidrogen non ionik. Chambin dkk., 2006.

2.7 Sifat dan Karaterisasi Fisik Nanopartikel Sambung Silang