Spektrum Inframerah HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan berdampak pada pembentukan gugus ionik antara obat, polimer, dan bahan penyambung silang yang memungkinkan terjadinya ikatan menjadi sedikit, sehingga efisiensi penjerapan menjadi rendah Iswandana, Anwar Jufri, 2013. Efisiensi penjerapan formula 2 dan 3 menghasilkan nilai yang hampir sama. Hasil yang setara ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada jumlah obat yang terjerap dalam nanopartikel yang dipreparasi dalam medium NaCl 0,05 M maupun dalam akuades.

4.6 Spektrum Inframerah

Spektrum inframerah memberikan informasi mengenai kelompok gugus fungsi serta struktur dari nanopartikel yang dihasilkan. Analisis spektrum inframerah dilakukan terhadap serbuk nanopartikel zink pektinat dan pektin sebagai pembanding untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pektin sebelum dan sesudah dibuat nanopartikel. Serbuk nanopartikel dan pektin dianalisis pada bilangan gelombang 4000-400 cm -1 . Tabel 4.3 Daftar ikatan dan bilangan gelombang spektrum inframerah No Ikatan Bilangan Gelombang cm -1 Pektin Formula 1 Formula 2 Formula 3 1 Zn-O - 472,73 488,41 489,89 2 C-O regang, dalam RCO-OH atau RCOOR 1010,95 1017,50 1014,84 1018,10 3 C-O regang, dalam ROR 1149,91 1095,51 1147,41 1149,67 4 C-H tekuk 1424,58 1412,64 1416,65 1418,85 5 NH 2 out of plane, dalam RCONH 2 1597,16 1617,59 1619,24 1624,95 6 C=O regang dalam RCO-OH atau RCOOR 1727,40 1733,16 1740,78 1740,86 7 C-H regang 2935,66 2924,61 2937,80 2943,51 8 O-H 3412,54 3437,64 3408,74 3427,68 Hasil analisis spektrum inframerah ditunjukkan pada table 4.3 dan lampiran 18. Spektrum inframerah memberikan pita serapan lebar pada bilangan gelombang 3500-3000 cm -1 yang berhubungan dengan vibrasi ulur ikatan O-H. Pita serapan pada bilangan gelombang 3000-2850 cm -1 merupakan vibrasi ulur ikatan C-H dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gugus CH 2 . Ikatan C=O kelompok metil ester dan asam karboksilat memberikan pita serapan pada bilangan gelombang yang sama sekitar 1740 cm -1 Assifaoui, Loupiac, Chambin Chayot, 2010. Amida dalam RCONH 2 memberikan serapan pada bilangan gelombang 1640-1600 cm -1 . Vibrasi tekuk ikatan C-H memberikan pita serapan pada bilangan gelombang sekitar 1450 dan 1375 cm -1 Pavia, Lampman, Kriz Vyvyan, 2008. Pita serapan pada bilangan gelombang 1150- 1070 cm -1 merupakan vibrasi regang ikatan C-O kelompok eter. Vibrasi regang ikatan C-O dari kelompok asam karboksilat dan metil ester juga menunjukan serapan pada bilangan gelombang sama sekitar 1320-1000 cm -1 . Gambar 4.7 Perbandingan spektrum inframerah nanopartikel kering dan pektin Menurul Wise 2000, sambung silang dapat mengubah karakteristik pita serapan pada bilangan gelombang kelompok yang berhubungan dengan proses sambung silang. Perubahan tersebut dapat berupa pergeseran bilangan gelombang, perubahan intensitas, perubahan area puncak, hilang atau muncul pita serapan baru. Bilangan gelombang 3500-3000 cm -1 berhubungan dengan ikatan O-H baik yang terikat pada cincin gula maupun pada karboksil bebas. Ikatan O-H pada kelompok karboksil berhubungan dengan proses sambung silang di mana ikatan tersebut menjadi target dari ion Zn 2+ . Pada pita serapan ini terjadi perubahan karakteristik berupa perubahan ketinggian puncak, di mana pektin memiliki ketinggian puncak sebesar 12,14 sedangkan peningkatan terjadi pada nanopartikel zink pektinat formula 1, 2 dan 3 dengan ketinggian masing-masing sebesar 35,30, 18,97 dan 40 60 80 100 120 140 400 800 1200 1600 2000 2400 2800 3200 3600 4000 Trans m it an Bilangan Gelombang cm-1 Pektin Formula 1 Formula 2 Formula 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 38,00. Perubahan ketinggian puncak berhubungan dengan interaksi gugus O-H dengan kation Zn 2+ Assifaoui, Loupiac, Chambin Chayot 2010 mengamati pola spektrum inframerah film zink dan kalsium pektinat. Mereka menemukan pergeseran bilangan gelombang ke arah bilangan gelombang lebih besar serta peningkatan area serapan kelompok karboksilat dan amida pada film zink pektinat. Pergeseran bilangan gelombang dan peningkatan area serapan diartikan sebagai hasil interaksi antara ion penyambung silang dengan gugus karboksilat dan amida. Pergeseran bilangan gelombang yang serupa terjadi pada penelitian ini, di mana pektin memiliki serapan kelompok karboksilat C=O pada bilangan gelombang 1727,40 cm -1 , sementara nanopartikel zink pektinat formula 1, 2 dan 3 bergeser kearah bilangan gelombang lebih besar, masing-masing 1733,12 cm -1 , 1740,83 cm -1 dan 1741,80 cm -1 . Pita serapan amida NH 2 juga mengalami pergeseran kearah bilangan gelombang lebih besar, di mana pada pektin 1596,13 cm -1 sementara pada nanopartikel zink pektinat formula 1, 2, dan 3 masing-masing 1617,59 cm -1 , 1619,24 cm -1 dan 1624,95 cm -1 . Peningkatan area serapan juga ditemui pada kedua pita serapan tersebut. Hal ini ditunjukkan secara tidak langsung dengan peningkatan ketinggian puncak pada lebar serapan yang hampir sama. Ketinggian puncak serapan karboksilat C=O pektin sebesar 1,17, sementara nanopartikel zink pektinat formula 1, 2 dan 3 masing-masing 2,02, 3,27 dan 8,15. Pada ketinggian puncak serapan amida, pektin memiliki ketinggian puncak sebesar 2,32, sementara pada nanopartikel zink pektinat formula 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar 13,74, 12,86 dan 20,69. Puncak serapan yang jelas pada sekitar 480 cm -1 dapat ditemukan pada spektrum inframerah nanopartikel zink pektinat formula 1, 2 dan 3, namun tidak ditunjukkan pada pektin. Pita serapan pada bilangan gelombang tersebut merupakan serapan khas yang berasal dari vibrasi ulur ikatan Zn-O Shi Gunasekaran, 2008. Tidak adanya puncak serapan tersebut pada pektin murni disebabkan karena pektin tidak melalui proses sambung silang, di mana pada proses tersebut, atom Zn akan menggantikan atom H untuk berikatan secara ionik dengan gugus karboksilat membentuk ikatan Zn-O. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.7 Analisis