Zink Klorida Natrium Klorida Nanopartikel sebagai Sistem Penghantaran Obat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penghantaran obat terkontrol. Hal ini karena sifatnya yang tidak toksik, biaya produksi yang relatif rendah dan ketersediaan tinggi. Telah diusulkan bahwa pektin dapat digunakan untuk penghantaran obat oral, nasal dan vaginal, yang umumnya diterima baik oleh pasien Morris dkk., 2010. Pektin mempunyai beberapa sifat yang digunakan secara luas sebagai matriks untuk menjerap dan menghantarkan beberapa obat, protein dan sel Ovodov, 2009.

2.3 Zink Klorida

Zink klorida memiliki pemerian serbuk hablur atau granul hablur, putih atau hampir putih. Dapat berupa massa seperti porselen atau berbentuk silinder. Sangat mudah mencair. Larutan 1 dalam 10 bereaksi asam terhadap lakmus. Senyawa ini mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam gliserin. Larutan dalam air atau dalam etanol biasanya agak keruh, tetapi kekeruhan hilang jika ditambahkan sedikit asam klorida Departemen Kesehatan RI, 1995. Zink klorida akan terionisasi menjadi Zn 2+ dan 2Cl - di mana ion Zn 2+ akan digunakan sebagai penyambung silang crosslinker dalam pembuatan nanopartikel zink-pektinat.

2.4 Natrium Klorida

Natrium klorida merupakan hablur bentuk kubus atau serbuk hablur putih, rasa asin. Senyawa ini mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol Departemen Kesehatan RI, 1995. Natrium klorida banyak digunakan dalam berbagai formulasi farmasi parenteral dan nonparenteral, di mana penggunaan utamanya untuk menghasilkan larutan isotonik. Natrium klorida digunakan sebagai lubrikan dan pengisi dalam formulasi kapsul dan tablet cetak langsung di masa lalu, meskipun hal ini tidak lagi umum. Natrium klorida digunakan sebagai channeling agent dan sebagai agen osmotik dalam inti tablet lepas terkontrol. Senyawa ini juga digunakan sebagai pengubah porositas dalam lapisan tablet, dan untuk mengontrol pelepasan obat dari mikrokapsul Rowe, Sheskey Quinn, 2009. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada penelitian ini ion Na + dari natrium klorida diharapkan berinteraksi dengan gugus karboksilat pektin untuk menyaring sebagian tolakan Coulomb sehingga konformasi rantai polimer pektin dapat berubah.

2.5 Nanopartikel sebagai Sistem Penghantaran Obat

Nanoteknologi adalah teknik untuk mendesain dan menyusun materi pada skala nano yang memungkinkan untuk memanfaatkan dan merekayasa struktur atom per atomnya Yokoyama, 2007. Salah satu bidang penelitian yang paling aktif dari nanoteknologi adalah nanomedicine, yang menerapkan nanoteknologi untuk intervensi medis yang sangat spesifik untuk pencegahan, diagnosis dan pengobatan penyakit Lobatto dkk., 2011. Nanopartikel merupakan bagian studi nanomedicine dalam sistem penghantaran obat. Nanopartikel dapat didefinisikan sebagai partikel dengan berbagai bentuk yang memiliki ukuran dalam kisaran 1 sampai 1000 nm. Jonassen, 2014. Nanopartikel terdiri dari nanokapsul dan nanosfer. Nanokapsul adalah sistem vesikular di mana obat hanya berada pada rongga yang dikelilingi oleh membran polimer, sedangkan nanosfer adalah sistem matriks di mana obat secara fisik tersebar merata dalam matriks polimer Singh Lillard, 2009. Nanopartikel harus bersifat stabil, tidak beracun, tidak trombogenik, tidak imunogenik, tidak memicu inflamasi, biodegradable, mencegah penyerapan oleh sistem retikulo endotel dan harus dapat diaplikasikan ke berbagai molekul seperti obat, protein, vaksin atau asam nukleat Kumari, Yadaf Yadaf, 2010 Nanopartikel dapat terbuat baik dari unsur anorganik maupun organik Jonassen, 2014. Dalam bidang farmasi, nanopartikel lebih banyak dibuat dari polimer alam. Polimer hidrofilik alam digunakan luas dalam berbagai industri farmasi untuk pengembangan sistem penghantaran obat baru karena sifat toksisitasnya yang rendah, biokompatibilitas dan biodegradabel Chakraborty dkk., 2012. Polimer alam yang digunakan untuk nanopartikel penghantaran oral di antaranya kitosan, dekstran, gelatin, alginat, agar, dan di antaranya kitosan adalah yang paling populer De Jong Borm, 2008. Salah satu sifat dasar dari nanopartikel yang berbeda dengan material lain adalah besarnya rasio luas permukaan terhadap volume Kohane, 2007. Sifat ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dimanfaatkan dalam formulasi obat hidrofobik, dengan peningkatan luas permukaan yang akan meningkatkan laju disolusi dan penyerapan obat Merisko- Liversidge Liversidge, 2008. Nanopartikel juga dapat diserap langsung oleh sel mukosa melalui endositosis Fröhlich Roblegg, 2012. Selain ukuran dan bentuk, karakteristik permukaan nanopartikel juga dapat menentukan jangka hidup partikel selama sirkulasi dalam aliran darah. Salah satu kemajuan besar saat ini adalah temuan bahwa partikel yang dilapisi dengan molekul polimer hidrofilik, seperti PEG, dapat menahan adsorpsi protein serum, sehingga memperpanjang sirkulasi sistemik partikel Bamrungsap dkk., 2012. Hal ini terjadi karena PEG memodifikasi muatan permukaan partikel. Muatan permukaan partikel mempengaruhi internalisasi oleh makrofag. Partikel bermuatan positif telah terbukti menunjukkan internalisasi yang lebih tinggi oleh makrofag dan sel dendritik, dibandingkan dengan partikel netral atau bermuatan negatif Doshi, Mitragotri, 2009. Nanopartikel juga dapat berguna dalam meningkatkan stabilitas suatu agen terapeutik. Bahan farmasetik tertentu seperti protein dan peptida mudah terdegradasi ketika diberikan secara oral dan sering cepat tereliminasi setelah injeksi intravena Balmayor, Azevedo Reis, 2011. Penggabungan molekul obat dalam nanopartikel telah dimanfaatkan untuk melindungi bahan sejenis dari degradasi dan eliminasi fisiologis dini Plapied, Duhem, des Rieux, Préat 2011. Permukaan nanopartikel juga dapat dimodifikasi dengan ligan untuk penghantaran tertarget, misalnya penggabungan nanopartikel dengan folat untuk menargetkan sel kanker manusia yang mengekspresi reseptor folat berlebih Bamrungsap dkk., 2012. Terdapat pula nanopartikel responsif rangsangan yang dapat menargetkan atau melepaskan obat di tempat yang diinginkan, atau setelah terpapar berbagai rangsangan, seperti perubahan fisiologis pada pH atau medan magnet eksternal yang diberikan Ding Ma, 2013. Teknologi nanopartikel juga dapat memperoleh keuntungan profil pelepasan terkontrol. Sebagai contoh, nanokapsul baru-baru ini menghasilkan banyak minat dalam bidang pelepasan terkontrol dengan berbagai polimer biokompatibel dan biodegradable. Dispersi polimer nanokapsul dapat berfungsi sebagai pembawa obat berukuran nano untuk mencapai pelepasan terkontrol serta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penargetan obat yang efisien. Stabilitas dispersi dan respon fisiologis primer terutama ditentukan oleh jenis surfaktan dan sifat lapisan luar. Sifat rilis dan degradasinya sangat tergantung pada komposisi dan struktur dinding kapsul Gupta Kumar, 2012. Nanopartikel dalam sistem penghantaran obat memang telah memberikan banyak keuntungan. Namun demikian, masih terdapat kelemahan dalam nanopartikel sebagai nanocarrier pembawa nano. Keterbatasan pembawa nano di antaranya: a Pembawa nano masih sulit dibuat, disimpan dan diberikan karena rentan terhadap agregasi. b Nanocarrier tidak cocok untuk obat yang efikasinya belum jelas. c Hal utama yang menjadi perhatian terkait dengan ukurannya yang kecil sebagai nanocarrier yaitu dapat masuk ke bagian tubuh yang tidak diinginkan dengan konsekuensi berbahaya, misalnya dapat menyeberangi selubung nukleus sel dan menyebabkan kerusakan genetik dan mutasi yang tidak diinginkan Gupta Kumar, 2012.

2.6 Gelasi Ionik