Perlakuan Sinar Ultraviolet Terhadap Saccharomyces sp. Isolat Daging Buah Durian

Gambar 4.1 Saccharomyces sp. yang diisolasi dari daging buah durian pada media PDA. a. koloni, b. morfologi sel vakuola 1, dingding sel 2 dengan perbesaran 1000x. Menurut Narita 2008, Saccharomyces sp. terdiri atas sel anak, sel induk. Bagian tengah berwarna kehitaman, tepi berbentuk entire, permukaan halus atau licin, koloni berwarna putih keruh, permukaan dan tepi rata, dengan diamter 5- 7 µm. Reproduksinya melalui proses difusi yang dikenal sebagai budding. Menurut Ahmad 2005, Saccharomyces sp. merupakan khamir yang tergolong pada eukariot yang secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan membelah diri melalui budding cell. Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik mempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah.

4.2 Perlakuan Sinar Ultraviolet Terhadap Saccharomyces sp. Isolat Daging Buah Durian

Perlakuan dengan sinar ultraviolet dengan intensitas dan waktu yang berbeda-beda diperoleh perubahan terhadap morfologi koloni yaitu warna koloni didominasi oleh warna putih kecuali pada perlakuan A2T1, A2T4, A3T1. Konsistensi pada setiap perlakuan adalah kental kecuali pada perlakuan A1T3 dan A3T1 dengan konsistensi cair. Bentuk dari permukaan koloni dari setiap perlakuan adalah sama yaitu licin Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengamatan Morfologi Koloni Saccharomyces sp. Setelah Radiasi Ultraviolet Perlakuan Karakteristik Pengamatan Warna Koloni Konsistensi Permukaan Kontrol Putih kental Licin A1T1 Putih kental Licin Universitas Sumatera Utara A1T2 Putih kental Licin A1T3 Putih encer Licin A1T4 Putih kental Licin A2T1 Putih kental Licin A2T2 Putih kekuningan kental Licin A2T3 Putih kekuningan kental Licin A2T4 Putih kental Licin A3T1 Putih encer Licin A3T2 Putih kekuningan kental Licin A3T3 Putih kekuningan kental Licin A3T4 - - - Ket - : Tidak tumbuh Menurut Mertens Hammermith 1995, menyatakan bahwa interaksi ultraviolet dengan materi genetik tergantung pada panjang gelombang. Penyerapan energi radiasi ultraviolet pada materi genetik melalui reaksi fotokimia. Pengaruh biologi dari radiasi ultraviolet tergantung pada panjang gelombang. Jika kerusakan yang ditimbulkan besar maka dapat terjadi mutasi permanen. Tabel 4.2 Pengamatan Morfologi sel Saccharomyces sp. Setelah Radiasi Ultraviolet Perlakuan Karakteristik Pengamatan Ukuran sel milimikron Bentuk Kontrol 5 Oval A1T1 6 Bulat A1T2 7 Bulat A1T3 7 Bulat A1T4 6 oval A2T1 5 Oval A2T2 8 Oval A2T3 7 Bulat A2T4 7 Bulat dan oval A3T1 5 Bulat dan oval A3T2 8 Oval A3T3 9 Bulat A3T4 - - Ket - : Tidak tumbuh Universitas Sumatera Utara Pengamatan morofologi sel dengan intensitas 20 Watt yang diamati di bawah mikroskop diperoleh ciri-ciri yaitu bentuk sel adalah oval dan ada juga yang berbentuk bulat, sedangkan bagian tengahnya ada yang berbwarna hitam dan juga berwarna coklat, dan ukuran sel pada adalah sekitar 6- 7 milimikron dapat Gambar 4.3 di bawah ini: a Universitas Sumatera Utara b c Universitas Sumatera Utara d e Gambar 4.3 Morfologi sel Saccharomyces sp. strain liar a, dan morofologi sel setelah perlakuan sinar radiasi ultraviolet dengan intensitas 20 Watt dengan waktu 30 detik a, 40 detik b, 50 detik c, 60 detik d dengan perbesaran 1000x. Menurut Sitompul 2003, bahwa pemberian radiasi ultraviolet 20 watt dengan panjang gelombang di bawah 254 nm memungkinkan menghasilkan mutan yang lebih rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena panjang gelombang rendah hanya menembus bagian permukaan, sehingga untuk terjadinya mutasi adalah sangat sedikit. Kemungkinan lain adalah karena kehilangan kemampuan metabolisme tetapi tidak meyebabkan kematian, karena mereka dapat tetap bertahan hidup oleh proses glikolisis sebagai sumber energi seperti glukosa yang ditambahkan pada medium. Menurut Ackerman et al, 1988, pemberian sinar ultraviolet pada jamur dapat diserap kuat oleh materi genetik pada panjang gelombang 254-260 nm. Menurut Valtenen 1961, bahwa lampu ultraviolet 30 Watt memiliki panjang gelombang 254 Universitas Sumatera Utara nm, sedangkan lampu ultraviolet 20 Watt memiliki panjang gelombang di bawah 254 nm, dan lampu ultraviolet pada 40 Watt memiliki panjang gelombang di atas 254 nm. Pengamatan terhadap morofologi sel yang diamati di bawah mikroskop diperoleh ciri-ciri yaitu bentuk sel adalah oval dan ada juga yang berbentuk bulat, vakuola ada yang berwarna hitam dan juga berwarna coklat, dan ukuran sel pada adalah sekitar 5-8 milimikron Tabel 4.2. Menurut Gull Olive 1980, radiasi ultraiolet pada panjang gelombang berkisar antara 254-260 nm dapat menyebabkan aberasi kromosom berupa translokasi, inversi, dan non disjunction pada jamur. Pemberian radiasi ultaviolet leih lama atau lebih cepat dari 50 detik akan menghasilkan mutan yang lebih sedikit karena kemungkinan bila waktu pemberian radiasi ultraviolet singkat maka akan tidak semua hifa terlewati. a Universitas Sumatera Utara b c Universitas Sumatera Utara d e Gambar 4.5 Morfologi sel Saccharomyces sp. strain liar a, dan morfologi sel setelah perlakuan sinar radiasi ultraviolet dengan intensitas 30 Watt dengan waktu 30 detik a, 40 detik b, 50 detik c, 60 detik d dengan perbesaran 1000x. Menurut Sitompul 2003, bahwa pemberian radiasi ultraviolet dengan 30 Watt pada Sordaria fimicola dimana mempunyai kelas yang sama dengan Saccharomyces sp. menghasilkan mutan yang lebih tinggi. Menurut Harahap 1994, perubahan fisik yang diikuti perubahan kimia merupakan petunjuk adanya efek biologis dari radiasi ultraviolet yang dapat mengganggu kesimbangan biologis yang sangat sensitif terhadap radiasi sehingga menyebabkan perubahan fisiologis dan morfologi. Menurut Harm 1980, menyatakan bahwa semakin tinggi intensitas radiasi ultraviolet yang diberikan pada mikroorganisme, kemampuannya rendah untuk menembus sel dan hanya mikroorganisme yang ada pada permukaan yang dapat ditembus oleh radiasi ultraviolet. Dengan dmikian pada intensitas cahaya ultraviolet Universitas Sumatera Utara 40 Watt pada panjang gelimbang diatas 254 nm menghasilkan jumlah mutan yang terendah. Pengamatan morofologi sel dengan intensitas 40 Watt yang diamati di bawah mikroskop diperoleh ciri-ciri yaitu bentuk sel adalah oval dan juga bulat, sedangkan vakuola ada yang berbwarna hitam, hijau dan juga berwarna coklat, ukuran sel adalah sekitar 5- 9 milimikron. Dinding sel lebih tebal dibandingkan dengan yang intensitas 20 dan 30 watt. a b Universitas Sumatera Utara c d Gambar 4.7 Morfologi sel Saccharomyces sp. strain liar a, dan morfologi sel setelah perlakuan sinar radiasi ultraviolet dengan intensitas 30 Watt dengan waktu 30 detik a, 40 detik b, 50 detik c dengan perbesaran 1000x. Menurut Zul et al. 2003, menyatakan bahwa semakin jauh jarak radiasi akan semakin besar persentasi sel hidup, sebaliknya semakin lama waktu radiasi maka semakin kecil persentasi sel hidup. Kisaran dosis terbaik adalah pada jarak 15 – 50 cm. mikroba yang diradiasi dengan ultraviolet pada dosis yang tepat akan menghasilkan enzim dengan aktivitas yang lebih tinggi dibanding tipe liar. Hal ini terjadi karena radiasi sinar ultraviolet akan menyebabkan perubahan susunan gen dari genom tertua sehingga dihasilkan mutan. Menurut Zaifbio 2009, mengatakan bahwa hasil pengamatan mikroskopis pada Saccharomyces sp. mutan menunjukkan bahwa sel-sel koloni mengalami pertumbuhan yang sangat lamabat karena adanya kelainan dan metabolisme senyawa Universitas Sumatera Utara karbon. Mutan petite melakukan metabolism karbon bukan dengan respirasi menggunakan O 2 melainkan melalui fermentasi glukosa.

4.4 Hasil penentuan gula reduksi hasil fermentasi