Dari Tabel 4.13 menunjukkan bahwa variabel residual berdistribusi normal, karena terlihat nilai Unstandardized Residual Asymp. Sig. 2-tailed
adalah 0,938 hal ini berarti nilai Symp. Sig 2-tailed lebih besar dari nilai signifikan dengan nilai 0,05.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan
secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor melalui
program SPSS 15 for windows
Tabel 4.14 Coefficients
Model Collinearity
Statistics Tolerance
VIF 1
Constant Bentuk_Fisik
,755 1,324
Jaminan ,721
1,387 Daya_Tanggap
,734 1,362
Keandalan ,851
1,175 Empati
,659 1,518
LDR ,755
1,324
a Dependent Variable: Keputusan Nasabah Sumber: Hasil olahan SPSS 15.0 for windows
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, keenam variabel dependen tersebut memiliki VIF 5, maka tidak terdapat adanya gejala multikolinearitas pada
persamaan regresi linear berganda ini. 73
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
Singgih:2000
Tabel 4.15 Model Summaryb
Mod el
R R
Square Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
,770a ,592
,571 1,32691
1,815
a Predictors: Constant, Empati, Jaminan, Bentuk_Fisik, Daya_Tanggap, Keandalan b Dependent Variable: Keputusan_Nasabah
Sumber : Hasil olahan SPSS 15.0 for windows Dari hasil pengolahan mengunakan SPSS 15 for windows dapat diketahui
bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,815. Nilai du: 1.801 dan nilai dl:2.199. Oleh karena du 1.801 dw hitung 1.815 2.199 maka di dalam
model regresi ini tidak terdapat adanya autokorelasi positif maupun negatif.
4. Uji heterokedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians
dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda, maka disebut heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi. Dalam penelitian ini akan
digunakan metode chart Diagram Scatterplot, dengan dasar pemikiran bahwa Singgih, 2004 :
74
Universitas Sumatera Utara
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik poin-poin, yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang beraturan bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan keterangan diatas maka seluruh variabel dari penelitian ini tidak
terdapat heteroskedastisitas. lampiran 2
Uji Glejser Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan
pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas.
Untuk melihat apakah terjadi heterokedastisitas atau tidak dapat dilakukan melalui dua cara yaitu cara grafik dan cara statistik dengan menggunakan uji Glejser
melalui program SPSS 15 for windows.
Tabel 4.16
Coefficients a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
B Std. Error
1 Constant
1,768 1,063
1,664 ,100
Bentuk_Fisik -,030
,075 -,047
-,405 ,686
Jaminan ,047
,105 ,052
,443 ,659
Daya_Tanggap -,032
,073 -,050
-,433 ,666
Keandalan -,152
,074 -,222
-2,051 ,053
Empati ,091
,097 ,115
,938 ,351
a Dependent Variable: ABSUT Sumber: Hasil olahan SPSS 15.0 for windows
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absut.
75
Universitas Sumatera Utara
Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel bentuk fisik, jaminan, daya tanggap, keandalan dan empati masing-masing lebih besar dari tingkat signifikansi
α = 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heterokedastisitas dalam model regresi ini.
D. Analisis Regresi Linier Berganda