Kenapa Mba memberi judul novel Ummi yang hampir sama dengan Apa tujuan tertentu Mba Asma dalam menulis novel Ummi ini? dan

dianggap terlalu mencampuri urusan anak, terlalu banyak ngomong atau terlalu banyak ngatur gitu, nah itu saya pengen anak-anak muda sekarang maksudnya bisa memahami bahwa bagaimanapun ekspresi orang tua kita itu adalah bentuk perhatian mereka terhadap anak-anaknya. Maksudnya kita kan kadang-kadang punya masalah sendiri antara suami dan istri, ya sementara kita harus tetap memperhatikan anak dan kita juga punya tanggung jawab terhadap anak-anak kita. Saya juga pengen buku itu bisa mengalirkan semangat kesabaran kepada para bunda atau siapa saja yang sedang diuji oleh Allah, karena kan gak ada orang yang di dunia ini yang enggak mendapat ujian. 5. Berapa lama mba asma menyelesaikan pembuatan novel Ummi ini ? Jawab : Itu kan isinya ada tiga novel dan sepuluh cerita pendek. Kalau cerita pendeknya memang sudah pernah diterbitkan di berbagai buku kompilasi, saya gabungkan. Sedangkan kalau novel Ummi sendiri sekitar tiga bulanan.

6. Apa yang membuat Mba Asma termotivasi untuk berdakwah melalui

tulisan ? Jawab : Karena menurut saya lebih mudah lewat tulisan ketimbang lisan. Apalagi sekarangkan media punya peran penting untuk didengar oleh anak-anak khususnya remaja. Jadi, biasanya lebih susah kalau orang tua memberitahu, tapi kalau ada buku, majalah, bahkan iklan atau apapun itu lebih mudah memberitahu untuk menjadi alat penyampai pesan. Kemudian dengan buku kita bisa berada di banyak tempat, menjangkau puluhan ribu orang dalam satu waktu. Kemudian mungkin kalau lewat lisan kita mungkin terbatas. Dan dasarnya kalau kita berdakwah dengan potensi atau sesuatu yang kita sukai itu mudah-mudahan menjadi baik, maka energinya tidak terlalu sulit, karena kita melakukan sesuatu yang kita sukai. Dan satu lagi, buku itu abadi, dengan buku saya berharap apapun misalnya, mudah- mudah kalau ada kebaikan saya diberi umur panjang, saya akan terus menulis. Tapi sekalipun saya sudah tidak ada, saya berharap bahwa buku saya akan terus berjalan sampai nanti. 7. Apa kelebihan dan kekurangan novel Ummi ? Jawab : Saya sendiri merasa sebetulnya setiap buku, saya hanya menyerahkan kepada penerbit ketika saat itu saya merasa puas. Kalau novel Ummi saya berharap punya banyak waktu, karena kita ngejar waktu, bukunya harus terbit sebelum filmnya tayang. Jadi, tidak terlalu punya banyak waktu karena kalau ada lebih waktu, mungkin saya lebih bisa memperbaiki dan membuat novel itu lebih bagus lagi. Tapi sekarang sih, kalau masukan dari temen-temen pembaca Alhamdulillah respon mereka baik. Tapi saya tetap merasa waktu itu saya menyerahkannya tidak dalam kondisi puas seperti biasanya. Jadi saya merasa bahwa novel ini masih bisa diperbaiki dan saya berharap masih punya waktu.

8. Dari sekian banyak novel yang Mba Asma diterbitkan, mana

diantaranya yang paling menonjol pesan dakwahnya ? Jawab : Gak tau yah. Karena harapannya gini, kalau kita sudah menjadi pola pikir maka kita tidak perlu menyengajakan novel dakwah, oh ini novel dakwah nih, atau oh ini bukan novel dakwah atau novel dakwah ini kadarnya segini. Kalau kita enggak, menurut saya setiap buku harus bermanfaat, setiap buku punya nilai, setiap buku harus bisa mendorong orang untuk kebaikan. Jadi, saya gak pernah menilai, karena mungkin pembaca yang yang menilai. Karena setiap buku berbeda-beda, kayak buku Catatan di Setiap Doa ku, itu agar membuat orang lebih banyak berdoa, lebih banyak percaya kepada Allah. Kemudian kalau novel Catatan Hati Seorang Istri, saya ingin menguatkan para Istri, jangan jadi muslimah nyebelin itu menjadi media introspeksi. Jadi saya kira, sulit untuk menjawab novel mana yang lebih menonjol nilai dakwahnya. Kalau memang dari awal niat kita menulis sebuah buku yang tidak hanya bagus tapi juga Insyaallah kita