Akhlak Tercela Pesan Akhlak

65 merugikan diri sendiri. Perbuatan menyakiti fisik maupun batin, akan dibenci oleh orang lain, apalagi terhadap Allah SWT. Seperti dalam kalimat di bawah ini : Dulu sepertinya mustahil. Siapa yang akan tertarik dengan gadis tambun seperti dia? Hampir seluruh teman-teman suka meledek kondisinya yang berbeda. “Idah, kenapa sih kamu lain sendiri?” Ummi. h. 7 Dalam kalimat di atas, Idah memang selalu menjadi bahan ledekan teman-temannya. Walaupun Idah tahu mereka hanya bercanda, tapi hal itu memang kenyataan. Idah merasa dirinya tak sempurna karena di keluarga Ummi hanya dia yang berbeda dari saudara perempuannya yang lain. Dia mempunyai badan yang gemuk dan kurang tinggi, maka dari itu Idah selalu diledek oleh teman-temannya. “Tumben kemari…. Pasti lagi ada keperluan nih sama Bang Umar” Begitu biasanya Risma menyambut kedatangan mereka. Kata „keperluan’ tak pernah luput diberinya tekanan khusus. Ummi. h. 19 Dalam kalimat di atas, Risma memang tak pernah ramah apabila ada saudara-saudara Umar yang datang kerumahnya. Di antara anak-anak Abah, bang Umar yang paling berhasil bisnisnya. Karenanya lelaki itu selalu menjadi yang pertama dicari setiap mereka perlu bantuan. Tetapi setiap mereka meminta bantuan kepada bang Umar, mereka harus memikirkan Risma, istri Umar. Risma memang tak pernah suka apabila mereka datang kerumahnya dan meminta bantuan kepada Umar. “Lagian kenapa sih Abah getol banget bisnis?Usia seperti Abah itu harusnya memperbanyak ibadah, shalat dhuha, tahajud. Bukan bisnisnya yang dibanyakin. Siap- siap kata orang tua … umur kan kita ngga tahu”. Ummi. h. 19 Dalam kalimat di atas, Risma mengatakan hal itu kepada Aisyah dan suaminya Hasan. Risma memang tidak pernah suka setiap ada 66 keluarga Umar yang datang kerumahnya untuk meminta bantuan Umar. Padahal Umar tidak pernah keberatan untuk dimintai tolong, selagi Umar mampu. Kata-kata Risma di atas tidak seharusnya dikatakan, karena bagaimanapun juga Abah adalah mertuanya. Cukupkah cinta begitu besar yang dimiliki pemuda itu mengalahkan nafsu merokok yang jelas-jelas mudharatnya? Untuk perkara rokok Herman sama sekali tidak sensitif. Ummi. h. 32 Dalam kalimat di atas, Herman lebih sayang terhadap sesuatu yang jelas-jelas mudharatnya, yaitu merokok. Herman ternyata lebih memilih rokok daripada Zarika. Sampai akhirnya mereka berpisah hanya karena rokok. Zarika hanya menginginkan keluarga kecil yang sehat, tapi hal itu nampaknya masih mimpi bagi Zarika. “Kalau cinta harusnya setiap lihat Zidan, Abah senang dong , ne’. . eh maaf, Mi. ini malah nggak sabar ngumpet ke kamar begitu papasan” Ummi. h. 54 Dalam kalimat di atas, Zidan memberitahu Ummi bahwa dirinya merasa Abah tidak menyukai sifat Zidan yang cenderung feminim. Padahal Zidan juga tidak ingin menjadi seperti itu. Namun Abah memang berbeda dengan Ummi yang selalu menghadapi Zidan dengan sabar. Sulit dimengerti, sebenarnya, kebahagiaan macam apa yang dirasakan orang-orang dari bergosip. Menggali aib orang lain dan mengumbarnya hingga dua ratus empat puluh juta rakyat Indonesia bisa menikmati. Dosa… Ummi. h. 56 Dalam kalimat di atas, Zidan memang tidak bisa mencegah penyebaran gosip yang telah ada. Ia telah menjadi bahan pembicaraan orang-orang di luar sana, ia juga tidak mengerti sebenarnya apa yang mereka dapat dari bergosip dan mengumbar aib orang lain. Padahal jelas- jelas bahwa Allah tidak suka perbuatan itu. 67 Sejak Aisyah datang tempo hari, istrinya benar-benar berubah. Tak lagi melayani Umar maupun Rangga, satu-satunya anak mereka. Ummi. h. 69 Dalam kalimat di atas, perbuatan Risma itu memang sudah keterlaluan. Padahal Aisyah datang kerumahnya hanya untuk menyampaikan pesan dari Abah, bahwa Abah ingin meminjam uang ke Umar dan Abah pun tidak memaksa apabila Umar keberatan atau sedang ada keperluan. Semenjak kejadian itu Risma marah Karena menurut Risma, suaminya itu terlalu gampang mengeluarkan uang untuk keluarganya, walaupun dengan jumlah yang tak sedikit. Tak seharusnya Risma bersikap seperti itu karena ia mempunyai tanggung jawab sebagai seorang istri dan juga seorang Ibu.

C. Pesan Syari’ah

1. Shalat

Shalat merupakan hubungan dengan Allah SWT. Hubungan antara tiupan ruh Allah dengan sumber aslinya untuk memperoleh kehidupan dan barokah dariNya. Dan shalat adalah cara mendekatkan diri kepada Allah dan bermesra denganNya. Rasulullah SAW bersabda, “dijadikan ketentraman hatiku dalam shalat”. 8 Seperti pada kalimat berikut : Ayah tirinya itu saleh. Shalat di masjidnya tak pernah tinggal. Uang yang diperoleh dari usaha kos-kosan dan kontrakan yang dirintisnya, digunakan selain untuk keluarga juga bersedekah ke sekitar mereka yang memerlukan uluran tangan. Ummi. h. 20 Dalam kalimat di atas, Abah memang merupakan sosok seorang suami dan ayah yang betanggung jawab. Abah tak hanya bertanggung 8 Syaikh Mushthafa Masyhur, Fiqh Dakwah, Al- I’tishom anggota IKAPI, Jakarta Timur, cet ke-6, h. 59. 68 jawab terhadap keluarganya saja, tetapi terhadap Allah juga. Karena itu Abah tidak pernah absen untuk solat di masjid. Abah memang termasuk orang yang soleh. Sepekan melakukan tahajud dan menenggelamkan diri dalam lautan huruf- huruf hijaiyah, Zarika akhirnya tahu keputusan apa yang disampaikannya kepada Wisnu. Ummi. h. 37 Dalam kalimat di atas, Zarika memang sedang bingung dengan keputusan apa yang akan diambilnya. Apakah ia memilih Wisnu ataukah ia memilih meninggalkan Wisnu. Dalam kebimbangannya itu Zarika melakukan shalat tahajud, untuk meminta petunjuk dan meneguhkan hatinya dalam mengambil suatu keputusan. Tinggal bersama Ummi dan Abah juga menjadi semacam tarbiyah bagi dia dan istri untuk menyamakan langkah ibadah, mengisi malam-malam dalam sujud dan tilawah. Meneruskan cita- cita…satu keluarga, tak hanya di dunia, tetapi semoga hingga ke surga. Ummi. h. 43 Dalam kalimat di atas, Zainal merasa dirinya beruntung karena masih tinggal bersama Ummi dan Abah. Ia bisa menambah pelajaran dalam beribadah bersama Ummi dan Abah yang selalu mengisi malam dengan solat dan berzikir. Karena ia sadar bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja, tetapi juga kita harus menyiapkan bekal untuk di kehidupan yang kekal nanti, yaitu akhirat. “Ambil wudhu… shalat dan lapor sama Allah, Mi. ” Ummi. h. 85 Dalam kalimat di atas, Abah menyuruh Ummi mengambil wudhu lalu solat. Karena hati Ummi memang sedang tak tenang memikirkan Zarika yang ternyata mempunyai hubungan terlarang dengan seorang pria yang sudah mempunyai istri. Ummi tidak menyukai apa yang sudah