Rendah Hati Pesan Akhlak
63
bisa melahirkan secara normal, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak besar dan juga tidak membebani suaminya.
Suaminya memang bukan orang berada, meski Umminya daiyah terkenal. Orang luar mungkin sulit membayangkan kesederhanaan keluarga mereka,
tetapi Zainal sudah sejak awal bersikap terbuka tentang ini. Ummi. h. 45
Dalam kalimat di atas, meski Zainal anak seorang daiyah terkenal, tapi ia tidak manja kepada Ummi. Zainal selalu mencari rezeki sendiri dan
berusaha untuk hidup mandiri, mencari penghasilan dari hasil jerih payahnya sendiri. Mungkin orang lain tidak akan menyangka bahwa
keluarga kecil Zainal hidup sederhana. Zainal bukan orang yang suka memamerkan bahwa Ibunya adalah seorang daiyah terkenal, namun ia
tetap menjadi orang yang rendah hati. Dalam kalimat lain : Dan Rini menerima. Bukan kemapanan harta yang dicari muslimah itu
dari calon suaminya. Tapi tekad dan tanggung jawab, serta kesungguhan membimbing keluarga kecil mereka. Ummi. h. 46
Dalam kalimat di atas, memang sejak awal Rini sudah menerima keadaan Zainal yang sederhana. Meski Zainal anak seorang daiyah
terkenal, tapi Rini tidak pernah memandang itu. Buat Rini yang terpenting adalah sifat Zainal yang bisa bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh
dalam membimbing keluarga kecilnya. Setiap orang memang memiliki kekurangan… seperti juga dia, batin Zidan
di sela kelincahan tangannya menarikan gunting. Ummi. h. 53
Dalam kalimat di atas, Zainal sadar bahwa di dunia ini memang tidak ada manusia yang sempurna. Termasuk dirinya yang berbeda dari
seorang laki-laki biasanya. Zidan satu-satunya anak lelaki Ummi yang senang menggunakan kaus-kaus berwarna cerah, rambut yang dicat pirang,
64
celana jeans yang lebih aksi dan intonasi suara serta gaya berjalan yang berbeda. Seperti dalam kalimat lain :
“Zidan juga pengin jadi cowok macho, perkasa… kayak Zainal atau Bang Umar. Tapi kan Ummi tahu sendiri. Sampai kapan pun Zidan kagak
bakalan bisa membuat Abah bangga. ” Ummi. h. 53
Dalam kalimat di atas, Zidan sedang mengungkapkan keluhannya itu kepada Ummi. Zidan juga ingin menjadi cowo macho dan perkasa,
seperti abang-abangnya yang lain. Karena seperti Ummi tahu, kalau Abah memang tidak suka dengan gaya dan penampilan Zidan yang berbeda itu.
Zidan juga tidak ingin berbeda dari laki-laki yang lain, tapi dia jg tidak bisa melawan kecendrungan dirinya sendiri. Dia tidak bisa menjadi
seseorang yang bukan dirinya. Meski Abah dan Ummi tak pernah meminta, Umar merasa berkewajiban
secara rutin mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya sekolah dan les adik-adiknya. Ummi. h. 71
Dalam kalimat di atas, Umar memang bukan anak kandung Abah. Tetapi jasa Abah dan rasa kasih sayang Abah yang diberikan kepada Umar
membuat Umar merasa punya hutang budi kepada Abah. Karena Umar anak tertua, ia merasa berkewajiban untuk bertanggung jawab kepada
Abah dan Ummi, dia membantu meringankan beban Abah dan Ummi untuk memberikan uang setiap bulannya kepada adik-adiknya untuk biaya
sekolah dan les. Ditambah penghasilan Umar yang memang mencukupi.