Sejak kapan Mba Asma mulai menulis? Apa yang melatarbelakangi Mba Asma untuk menulis novel Ummi ?

persoalannya yang berbeda. Ummi Aminah justru pengen menghadirkan kompleksitas persoalan-persoalan keluarga di tanah air dan kalau dilihat juga ceritanya sesuai dengan realita.

3. Kenapa Mba memberi judul novel Ummi yang hampir sama dengan

judul filmnya yaitu Ummi Aminah ? Jawab : karena Mas Adit minta bantuan untuk membantu mengangkat filmnya. Jadi kalau bisa sebelum filmnya, novelnya sudah beredar lebih dulu, namun akhirnya hampir berbarengan. Tapi tujuannya untuk membantu promosi awalnya untuk film Ummi Aminah. Tapi, waktu itu saya berfikir, bukunya saya gak kasih judul Ummi Aminah yah,, saya kan Ummi yah,, bukan Ummi Aminah,, karena sampai sekarang saya merasa Mas Adit seharusnya kasih judul Ummi, bukan Ummi Aminah gitu. Karena kalau Ummi Aminah itu secara ini siapa gitu kan,, kecuali misalnya kita kasih judul tuh Mamah Dedeh, nama tokoh atau apa gitu, seperti Habibi dan Ainun. Ummi Aminah ini tokoh fiktif gitu, nah bebannya besar untuk mengangkat tokoh fiktif itu menjadi judul. Sementara kalau dikasih judul Ummi kan dia lebih mewakili banyak kaum Ibu-Ibu gitu kan, menurut saya lebih akrab gitu, kalo dipanggil Ummi. Makanya novel itu buat saya, saya kasih judul Ummi, kemudian covernya juga tidak memakai cover film karena saya pengen bukunya tetap berjalan sekalipun film Ummi Aminah sudah tidak tayang. 4. Apa tujuan tertentu Mba Asma dalam menulis novel Ummi ini? dan pesan apa yang ingin disampaikan dalam menerbitkan novel ini khususnya pesan dakwahnya? Jawab : Sebagai penulis, saya ingin menulis buku yang bisa membuat seorang anak lebih dekat dengan Ibunya, karena kalau kita lihat pergaulan anak- anak zaman sekarang yang tidak suka diatur dan kurang mendengar kata- kata orang tuanya, lebih mudah untuk membuat jarak antara anak dan orang tua. Kadang-kadang dengan karakter si Ibu yang bawel kan gitu dan dianggap terlalu mencampuri urusan anak, terlalu banyak ngomong atau terlalu banyak ngatur gitu, nah itu saya pengen anak-anak muda sekarang maksudnya bisa memahami bahwa bagaimanapun ekspresi orang tua kita itu adalah bentuk perhatian mereka terhadap anak-anaknya. Maksudnya kita kan kadang-kadang punya masalah sendiri antara suami dan istri, ya sementara kita harus tetap memperhatikan anak dan kita juga punya tanggung jawab terhadap anak-anak kita. Saya juga pengen buku itu bisa mengalirkan semangat kesabaran kepada para bunda atau siapa saja yang sedang diuji oleh Allah, karena kan gak ada orang yang di dunia ini yang enggak mendapat ujian. 5. Berapa lama mba asma menyelesaikan pembuatan novel Ummi ini ? Jawab : Itu kan isinya ada tiga novel dan sepuluh cerita pendek. Kalau cerita pendeknya memang sudah pernah diterbitkan di berbagai buku kompilasi, saya gabungkan. Sedangkan kalau novel Ummi sendiri sekitar tiga bulanan.

6. Apa yang membuat Mba Asma termotivasi untuk berdakwah melalui

tulisan ? Jawab : Karena menurut saya lebih mudah lewat tulisan ketimbang lisan. Apalagi sekarangkan media punya peran penting untuk didengar oleh anak-anak khususnya remaja. Jadi, biasanya lebih susah kalau orang tua memberitahu, tapi kalau ada buku, majalah, bahkan iklan atau apapun itu lebih mudah memberitahu untuk menjadi alat penyampai pesan. Kemudian dengan buku kita bisa berada di banyak tempat, menjangkau puluhan ribu orang dalam satu waktu. Kemudian mungkin kalau lewat lisan kita mungkin terbatas. Dan dasarnya kalau kita berdakwah dengan potensi atau sesuatu yang kita sukai itu mudah-mudahan menjadi baik, maka energinya tidak terlalu sulit, karena kita melakukan sesuatu yang kita sukai. Dan satu lagi, buku itu abadi, dengan buku saya berharap apapun misalnya, mudah- mudah kalau ada kebaikan saya diberi umur panjang, saya akan terus