Sinopsis Novel Ummi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Ummi Karya Asma Nadia
40
Menuntun tujuh anak, dua dari pernikahannya terdahulu, agar tetap berada di jalan surga, bukanlah hal mudah. kenyataannya anak bukanlah
sekedar anugerah, tetapi juga pintu-pintu ujianNya. Tidak mudah pula bagi Ummi untuk melewati perceraian yang meninggalkan luka dalam jika Abah
tidak datang menyejukkan hatinya. Abah adalah suami kedua Ummi, lelaki saleh yang sabar ini selalu mendampinginya dalam menjaga anak-anak dan
menjadi sosok penting di balik layar atas kesuksesan Ummi. Mulai dari pernikahan Umar, putra tertua yang terancam
perceraian.Saat pertama ia mengenal seorang gadis periang, ramah dan sepertinya ringan tangan. Risma muda yang tak pernah memberi aturan
macam-macam. Justru sikap penurutnya, selain kebagusan wajahnya, yang membuat Umar tertarik. Umar anak tertua di keluarga Ummi. Umar
merupakantulang punggungkeluarga, istrinya harus bisa memahami itu. Meski Abah dan Ummi tak pernah meminta, Umar merasa berkewajiban secara rutin
mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya sekolah dan les adik-adiknya. Dulu dikiranya Risma akan berada di sisinya, mendukung penuh
keputusan-keputusan suaminya selama itu bukan hal-hal yang buruk. Tetapi memang tidak mudah menduga kedalaman hati seseorang. Perangai asli
istrinya baru ketahuan setelah pernikahan mereka menginjak tiga bulan. Risma bersikap seakan-akan detektif yang melakukan investigasi. Perempuan itu
mulai mendata semua harta benda mereka, juga setiap sen yang dikeluarkan suaminya. Jika ditegur, perempuan berambut ikal itu akan memunggunginya
berhari-hari di tempat tidur. Awalnya Umar mengalah. Bukan mengubah
41
prinsipnya dalam mendukung Ummi, Abah dan adik-adik, tetapi berusaha mencari jalan terbaik untuk meminimalisasi keributan. Istrinya, perempuan
yang diharapkan memahami hati Umar lebih dari yang lain, berani menghina orang tua dan adik-adik yang dia sayangi. Tak ada artinya keberlimpahan
materi jika tidak bisa membahagiakan dan memudahkan hidup orang tua dan keluarga yang dicintai.
Cerai, perkara halal namun paling dibenci Allah. Risma telah mengangkat kaki dan membawa koper besar berisi pakaian. Meninggalkan
suami dan juga Rangga, anak satu-satunya mereka. Seingatnya selama ini Umar sudah berusaha memberikan kebahagiaan dan kehidupan mewah kepada
istrinya. Dia tidak ingin berpisah. Tetapi tanpa ragu dia akan menjawab tidak, untuk hidup bersama perempuan yang menghalangi baktinya kepada Abah
dan Ummi. Setelah berhari-hari Risma meninggalkan rumah, suami dan anaknya. Akhirnya atas saran Ummi, Umar menjemput istrinya yang berada di
rumah orang tuanya. Zarika, anak gadis Ummi yang paling cantik, memiliki karir bagus
namun belum menikah, dan digosipkan banyak sosial media telah merebut suami orang. Kabar yang membangkitkan luka lama yang coba dilupakan
Ummi. Ia adalah wanita yang modis, tetapi ia selalu tertutup masalah cinta karena selalu berhubungan dengan orang yang salah. Setelah beranjak dewasa,
Zarika justru tak pernah sanggup berbagi urusan cintanya dengan keluarga. Ada banyak alasan untuk menyembunyikan kisah asmaranya. Tidak tega
membebani pikiran Ummi, itu yang pertama. Sementara menceritakan kepada
42
saudara-saudaranya sama saja dengan memberi bocoran kepada Ummi, cepat atau lambat.
Kenyataan bahwa dia entah bagaimana selalu berhubungan dengan orang yang salah. Laki-laki yang tepat secara kriteria dunia tetapi sulit
diterima keluarganya. Ada Rio yang tampan dan atletis. Tetapi profesinya menimbulkan keengganan di batin Zarika karena Rio berprofesi sebagai
penari. tetapi mereka hanya berpacaran delapan bulan. Setelah Rio, ada beberapa nama lain. Tapi tak layak dicatat, sampai dia bertemu Herman,
fotografer yang dikenalnya secara tak sengaja. Namun kehadiran lelaki itu dalam hidupnya, tidak meringankan bibir Zarika untuk menjawab pertanyaan
Ummi, kapan dia menikah. Ia tak sanggup menyampaikan kekurangan paling fatal lelaki itu. Herman perokok berat. Sementara tak ada satu pun anggota
keluarga Zarika yang perokok. Sampai akhirnya Herman lebih memilih rokok daripada Zarika.
Zarika menyibukkan hatinya yang patah, kalah oleh rokok, dengan menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Hingga akhirnya dia duduk di kursi
direksi dan bertemu dengan Mas Wisnu, sosok sempurna yang cerdas dan tidak merokok. Tampan, cerdas, dan bukan perokok. Relijius pula. Mas Wisnu
sangat taat beribadah. Masalahnya tempat ibadah lelaki itu dan Zarika berbeda. Karena ternyata Mas Wisnu itu beragama kristen katolik. Sampai
Zarika bercerita ke Ummi dan Ummi menyitir ayat Al- Qur’an sambil
memeluk erat Zarika. Ali imran 102
43
“Wahai orang-orang yang beriman Bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya. Dan janganlah kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
Ummi tidak bisa membiarkan anak Ummi seumur hidup menanggung
dosa zina atau berpindah agama. Ummi berpesan ada dua hal yang bisa menghancurkan hati Ummi, yang pertama berpindah agama dan yang kedua
jika anak-anak Ummi mengganggu rumah tangga orang lain. Demi Allah, Ummi tidak ridha anak-anak Ummi terlibat perselingkuhan. Sebab selingkuh
membuka pintu zina, dan itu dosa besar. Lalu Zidan, putra yang diharapkan menjadi cahaya mata, sebagaimana
doa-doa yang selalu diucapkan Ummi, ternyata merasa dirinya berbeda. Zidan yang feminin menjadi bulan-bulanan media infotainment.
Zidan, cowok kurus yang rambutnya dicat pirang itu dengan cekatan mendandani rambut Mas Joko. Zidan hapal betul kebiasaan Zubaidah
menyenangkan laki-laki yang sedang didekatinya. Mulai dari mentraktir, membawanya ke salon gratisan karena milik adiknya sendiri atau apa pun agar
cowok yang disukai membalas perasaannya. Zidan, anak laki-laki Ummi yang berbeda dengan Zainal dan Umar. Bagi Zidan berat sekali melawan
kecendrungan diri. Selama ini Zidan bisa menampik godaan rokok, minuman keras bahkan narkoba. Tetapi, tak sanggup menjadi sosok yang bukan dirinya.
Hanya orang munafik yang melakukan itu, tampil tak sesuai aslinya. Dia juga tidak bisa mencegah timbulnya perdebatan di infotainment tentang teka-teki
orientasi seksual anaknya Ummi Aminah. Namun, karena kecerobohan Zidan yang sedang melamun dan memikirkan nasibnya yang berbeda dengan
44
saudara laki-lakinya itu, akhirnya rambut Mas Joko jadi salah high light. Sementara Mas Joko terlihat sangat terpukul hingga tak bisa bicara. Parahnya
lagi, ketika keluar salon mereka tak menemukan motor Mas Joko terparkir. Kemurkaan Mas Joko berikutnya sungguh menyesakkan gadis itu. Sampai
akhirnya Mas Joko meminta Zubaidah untuk menggantikan motor itu, karena Zubaidah yang telah mengajak Mas Joko ke salon.
Di antara anak-anak Abah, Bang Umar yang paling berhasil bisnisnya. Karenanya lelaki itu selalu menjadi yang pertama dicari setiap mereka perlu
bantuan. Apalagi meski bertambah kaya, abang tertua mereka tak pernah susah merogoh dompet untuk orang tua dan adik-adiknya. Persoalannya,
hanya Aisyah saudara satu ayah dengan Bang Umar. Itu sebabnya selalu wajah Aisyah yang disodorkan jika keluarga mereka memerlukan pinjaman.
Saat itu Ummi minta tolong kepada Aisyah untuk bantu Abah pinjam uang ke Umar, karena Abah ingin membeli tanah. Kalau sampai lelaki yang sehari-hari
mengenakan baju koko itu mencari pinjaman ke sana kemari untuk membeli tanah, berarti harga tanahnya benar-benar murah. Dan selama ini Abah belum
pernah salah perhitungan. Abah memang ayah tiri Umar, tetapi Umar tahu Abah memiliki otak dagang yang nyaris tak pernah salah dalam melihat
peluang. Zainal adalah anak Ummi yang bisa dibilang sangat gigih dalam
mencari pekerjaan. Tetapi ia tidak membiarkan dirinya berada dalam area keraguan. Ketika lulus SMA dan tidak diterima di perguruan tinggi negeri,
pemuda itu tidak berlama-lama sedih. Dia hanya harus mencari dengan jeli
45
peluang yang Allah berikan. Akhirnya setelah lama menanti, Zainal mulai menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri, berwiraswasta. Ketika bisnis
kecil-kecilan sebagai calo percetakan tidak berjalan baik, Zainal mengembangkan husnuzhon berikutnya kepada Allah. mungkin Allah sedang
menguji kegigihannya melamar pekerjaan. Mulai dari guru taman kanak- kanak, sales, kasir, pedagang kaki lima, penjaga toko, petugas car call di mall,
dan supir taksi. Lika liku mencari pekerjaan berakhir setelah dia menjadi supir pribadi Ummi. Namun, itu saja masih kurang membantu menambahkan biaya
kelahiran Rini yang sedang hamil. Sampai akhirnya Zainal menemukan pekerjaan freelance yaitu berjualan sepatu yang diambilnya dari seorang
teman yang sekarang jadi distributor sepatu dan sandal murah. Pasarnya adalah ibu-ibu dan muslimah jamaah pengajian Ummi. Sebuah pekerjaan yang
tanpa resiko. Seharusnya. Karena, pada suatu hari Zainal dijebak oleh pengedar narkoba. Barang
haram tersebut di simpan rapi dalam sepatu oleh pengedarnya, sehingga Zainal tidak menyadari. Saat pengedar yang lain mengambil barang titipan itu,
ternyata polisi mengetahui aksinya. Zainal pun ikut tertangkap oleh pengedar itu. Melihat hal itu hati Ummi tidak karuan. Namun, Allah memang tidak
pernah tidur. Kenyataan itu pun akhirnya terungkap, Zainal pun bebas dari penjara. Karena memang Zainal tidak bersalah dan ia hanya dijebak.
Alhamdulillah keadilan tidak buta. Orang yang bertanggung jawab akan keberadaan narkoba di tiga kardus sepatu itu sudah ditangkap. Allah
Mahabesar. Kabar itu tentu saja disambut reaksi berbagai media. Pertanyaan yang diajukan mereka kemudian adalah: kapan Ummi Aminah ceramah lagi ?
46
Selama ibu mereka vakum, menanggapi curhatnya, Ziah telah membantunya memilih baju-baju dan jilbab yang serasi hingga Zubaidah
kakaknya yang bertubuh besar itu lebih pede. Sekarang Zubaidahlah yang menggantikan Ziah dalam menemani Ummi ceramah. Hampir setiap hari
Zubaidah mendorong ibunya untuk segera tampil. Gadis itu sudah tidak sabar berperan di samping Ummi.
Saat ini benak Ummi Aminah hanya dipenuhi keinginan memesrai orang-orang rumah. Menemani dan mengiringi mereka mendekat keridha
Allah. Cinta di usia senja, rezeki Allah yang lain, yang harus disyukurinya. Cinta yang menguatkan keduanya saat berbenturan dengan ujian hidup.
Seperti pinjaman dari Umar yang ternyata tak jadi berbentuk tanah. Tak apa. Ujian ini masih ringan. Dia tak perlu melaluinya selama
Sembilan ratus lima puluh tahun. Tidak satu pun dari ujian yang Allah hamparkan pada keluarga mereka, layak dibandingkan ujian-ujian di masa
lalu. Para Nabi dan rasul Allah telah mencontohkan hidup dalam ujian yang luar biasa, tanpa berkurang cinta dan kepercayaan mereka kepada Allah.
Ummi Aminah belajar tak lagi kaget atau panik dalam menyikapi ujian yang Allah berikan. Ujian itu ada karena dia dan Abah sanggup mengatasinya.
Ujian diberikan sebagai tes tambahan karena iman mereka akan naik kelas, Insya Allah. Sebab, Allah yang Maha Rahman dan Rahim tak hanya
menyiapkan ujian, tetapi juga jalan keluar.
47