Muamalah Pesan Syari’ah
71
Dalam kalimat di atas, Umar adalah anak pertama Ummi yang bisa dibilang paling sukses. Umar bisa dengan mudah mengeluarkan hartanya,
kalau itu memang bisa berguna bagi orang lain. Terlihat dengan sudah banyaknya modal yang ia berikan kepada keluarga Risma untuk membuka
usaha baru, sampai akhirnya usaha itu gulung tikar. Umar memang tidak pernah pelit untuk mengeluarkan uang, kalau memang itu bermanfaat.
“Asal kamu tahu Risma, Abang tak akan sanggup menelan nasi sesuap pun, kalau Abang tahu Abah, Ummi, atau adik-adik Abang kesusahan di
rumah mereka. Dengar itu” Ummi. h. 23
Dalam kalimat di atas, Umar sedang memarahi Risma karena Risma merasa cemburu kepada keluarga Umar yang selalu diberikan uang
lebih kepada Umar. Padahal Umar sudah berlaku adil kepada keluarga Umar dan Keluarga Risma, Umar juga tak pernah susah untuk
mengeluarkan uang selagi itu bermanfaat. Apalagi Umar adalah anak tertua Ummi, dia merasa ikut bertanggungjawab kepada Abah, Ummi dan
adik-adiknya. Dan janji adalah komitmen yang sampai saat ini dipegang lelaki tua
dengan setia. Lebih-lebih bila menyangkut hutang, bukan piutang. Sebab tak ada muamalah dunia sekecil apapun, yang tak tercatat di buku
besarNya. Ummi. h. 24
Dalam kalimat di atas, Abah memang orang yang sangat menepati janji. Abah faham betul jika janji itu menyangkut dengan hutang. Saat itu
Abah memang sedang butuh uang, karena ada tanah yg sedang dijual murah sampai akhirnya Abah meminjam uang kepada Umar untuk
membayar setengahnya tanah tersebut. Tapi Risma tidak suka dengan sikap Umar yang dengan gampang mengeluarkan uang untuk Abah. Lagi
pula Abah hanya meminjam, bukan meminta.
72
Sebagai suami, dia ingin menjadi sosok yang memberikan ketenangan dan dapat diandalkan istri, bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga yang
telah Allah amanahkan. Ummi. h. 43
Dalam kalimat di atas, Zainal berharapia bisa menemani istrinya disaat melahirkan nanti karena perut Rini sudah semakin membuncit.
Zainal juga ingin Rini bisa melahirkan di Rumah Sakit, agar lebih nyaman. Namun kondisi ekonomi Zainal yang kurang memungkinkan. Zainal hanya
ingin menjadi suami yang terbaik bagi keluarga yang telah diamanahkan Allah.
Dalam kalimat lain Dia bahagia menikah dengan seorang pekerja keras. Sosok sederhana yang
tak mendadak minta dihormati ketika di rumah. Lelaki yang senantiasa mengenakan kopiah itu selalu mendahulukan istri dan anaknya. Ummi. h.
46
Dalam kalimat di atas, Zainal memang orang yang mempunyai semangat untuk kerja keras dan ia juga tidak pernah minta dihormati
ketika berada di rumah. Setiap Zainal mendapatkan sesuatu, ia selalu ingat dan memberikannya kepada istri dan anaknya di rumah. ia juga selalu
mendahulukan istri dan anaknya. Zidan hapal betul kebiasaan Zubaidah menyenangkan laki-laki yang
sedang didekatinya. Kakaknya itu memang paling royal kalu urusan cowok. Mulai dari mentraktir, membawanya ke salon
–gratisan karena milik adiknya sendiri- atau apa pun agar cowo yang disukai membalas
perasaannya. Ummi. h. 52 Dalam kalimat di atas, Zubaidah memang seorang perempuan yang
baik hati. Apapun akan dilakukannya selama orang yang ia sayang merasa senang. Saat Zubaidah sedang dekat dengan seorang lelaki, ia sangat
berusaha untuk memanjakannya. Entah itu mentraktir makan, membawa
73
ke salon Zidan atau apapun agar lelaki yang sedang ia dekati itu bisa membalas perasaannya.
Lelaki soleh yang telah menyelamatkan hidup Ummi, dan dia serta Aisyah. Apa pernah lelaki itu mengatakan tak punya uang setiap dia dan
Aisyah meminta bayaran sekolah? Seingatnya Abah bahkan tak pernah sekalipun menolak keinginan mereka jajan. Ummi. h. 69
Dalam kalimat di atas, Umar sedang mengingat kebaikan-kebaikan Abah yang selalu menjadi seorang Ayah yang baik. Menggantikan
Bapaknya yang selalu tergoda dengan seorang wanita, sehingga menelantarkan keluarga mereka. Untunglah ada Abah yang bisa
menggantikan sosok seorang Ayah dan Suami. Masalah uang juga selalu diusahakan oleh Abah, agar mereka tidak merasa kekurangan.
Kebersamaan mereka adalah sumber ketenangan yang menguatkan satu sama lain dalam melalui hari-hari yang kadang terasa begitu berat. Dulu
persoalannya hanya ekonomi. Bahu membahu berjuang agar ketujuh anak mereka bisa sekolah. Seiring popularitas Ummi, ada ujian lain. Ummi. h.
86
Dalam kalimat di atas, terlihat kebersamaan Ummi dan Abah yang membuat keluarga mereka utuh. Mulai dari Abah dan Ummi mencari uang
untuk ketujuh anak mereka agar bisa terus sekolah. Sampai akhirnya sekarang setelah anak-anak mereka menjadi dewasa, masalahnya pun
berbeda. Apalagi sekarang Ummi sudah menjadi seorang daiyah terkenal. Sehingga tidak sedikit yang ingin mengetahui bagaimana kehidupan
keluarganya. Sekecil apapun masalah yang ada, sudah pasti menjadi sorotan media. Tapi karena Abah dan Ummi selalu kompak, maka masalah
apapun akan dihadapi bersama.
74
Hanya kebaikan yang ingin dia lakukan di usia tua seperti sekarang. Hanya matahari yang ingin dia sebarkan. Bukan yang lain. Hidup untuk
membagikan cahaya. Telah lama ia curahkan hati, waktu dan pikiran, serta energy untuk senantiasa berada dalam barisan dakwah yang dipimpin oleh
Nabi Muhammad Saw. . laki-laki mulia yang sampai detik ini masih dia rindukan untuk bertemu dalam mimpi. Ummi. h. 92
Dalam kalimat di atas, hanya kebaikanlah yang ingin Ummi sebarkan, apalagi dikala umur Ummi yang sudah tidak muda lagi. Ummi
hanya mencari kebaikan untuk bekalnya di akhirat nanti. Ummi hanya ingin terus menebarkan dakwah, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad
SAW. Zainal yang baru mendapatkan rezeki lebih dari dagangan sepatunya,
berinisiatif mentraktir kakak dan adiknya makan sate. Ummi. h. 113
Dalam kalimat di atas, selama ini Zainal sangat bekerja keras dalam mencari uang. Maka disaat ia mempunyai uang lebih, dia pun
langsung mentraktir saudara-saudaranya. Zainal mendapatkan uang lebih dari hasil jerih payahnya menjual sepatu dan sandal murah.
Penghasilan, selama lelaki yang menikahi anak gadisnya punya karakter gigih dan pejuang, tidak masalah jika sementara dia dan Abah harus
membantu meringankan mereka. Lagi pula, ke mana memangnya harta akan dibawa, jika tidak digunakan untuk kebutuhan orang-orang yang
mereka cinta? Ummi. h. 171
Dalam kalimat di atas, Ummi hanya mengaharapkan siapapun lelaki yang menikahi Zarika mempunyai karakter gigih dan pejuang.
Masalah uang, Ummi dan Abah masih bisa membantu untuk meringankannya. Ummi dan Abah juga selama ini mencari uang untuk
anak-anaknya. Jadi mereka tidak keberatan kalau harus membantu keuangan rumah tangga anaknya.
75