68
Bab IV HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN
TANAH SERTA UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGATASI HAMBATAN PELAKSANAAN
PENDAFTARAN TANAH TERSEBUT
A. Hambatan dalam Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
1. Hambatan yang datangnya dari masyarakat
Pelaksanaan pendaftaran tanah di kota Gunung Sitoli dinilai masih belumlah maksimal hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat Gunung Sitoli akan
pentingnya pendaftaran tanah yang masih bisa dikatakan rendah. Dimana hal ini terjadi dikarenakan beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan
pendaftaran tanah, antara lain:
60
a. Karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
Kurangnya sosialisasi dari pemerintah sendiri terhadap pentingnya pendaftaran tanah, yang hal ini mengakibatkan masyarakat kurang begitu
memahami untuk apa sebenarnya dilaksanakan pendaftaran tanah, sehingga masyarakat merasa pelaksanaan pendaftaran tanah masih belum begitu penting
untuk dilakukan. b.
Pendidikan masyarakat yang masih rendah Masalah pendidikan juga dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan
pendaftaran tanah, hal ini dapat terlihat dari beberapa daerah yang lebih maju dengan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap, tingkat kesadaran mayarakat
60
Jeremis Silalahi, Wawncara, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Nias, Nias, 17 Juni 2015
akan pentingnya pendaftaran tanah lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang masih tertinggal dan dengan fasilitas pendidikan yang masih
berkekurangan. Selian itu juga, dengan pendidikan kesadaran hukum masyarakat lebih terbangung, karena masyarakat sudah mulai menyadari
bahwa dengan dilakukanya pendaftaran tanah dapat memberikan jaminan perlindungan hukum kepada dirinya.
c. Bukti-bukti kepemilikan tanah yang sebagian besar penyerahanya masih lisan
hal ini terjadi jika misalnya si Bapak meninggal dunia dengan meninggalkan warisan berupa tanah yang belum bersertifikat, kemudian tanah tersebut
diwarisi kepada anaknya dan si anak ingin membuat sertifikat terhadap tanah tersebut, dan jika ingin membuat sertifikat diperlukan bukti tertulis namun si
anak tidak memiliki bukti tertulis, yang dimiliki hanyalah berupa bukti lisan, untuk mengakomodasikan hal tersebut oleh BPN dilengkapi dengan membuat
surat perintah penguasaan fisik sebagaimana yang diatur dalam Pasal 76 PP Nomor 24 Tahun 1997 Jo Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997. karena pihak BPN masih harus membuat surat perintah penguasaan fisik mengakibatkan proses pendaftaran
tanah menjadi lambat, oleh karena itulah hal tersebut menjadi penghambat dalam proses percepatan pendaftaran tanah.
d. Biaya pendaftaran tanah yang relatif mahal
Dalam hal ini walaupun di dalam PP Nomor 24 Tahun 1997 mengandung asas terjangkau, akan tetapi pada prakteknya di lapangan biaya dikeluarkan untuk
melaksanakan pendaftaran tanah masih dikatakan relatif mahal, hal ini
mengakibatkan masyarakat yang tidak mampu, menjadi kesulitan untuk mendaftarkan tanahnya, sehingga pendaftaran tanah ini hanya bisa dilakukan
oleh masyarakat yang mampu saja.
2. Hambatan yang datangnya dari pemerintah