dengan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dimana dengan lahirnya PP ini diharapkan dapat terjadinya percepatan terhadap pelaksanaan
Pendaftaran Tanah di Indonesia. PP Nomor 24 Tahun 1997 ini berlaku hingga sekarang dan merupakan dasar hukum dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah
di Indonesia.
B. Pengertian Pendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanah berasal dari kata Cadastre yaitu suatu istilah tekhnis untuk suatu rekord rekaman, menunjukan kepada luas, nilai dan kepemilikan
lain-lain alas hak terhadap bidang-bidang tanah. Sedangkan Cadastre sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Capitastrum yang berarti suatu register atau kapita
atau unit yang diperbuat untuk pajak tanah romawi Capotatio Torrens, dalam artian yang lebih tegas cadastre adalah rekord rekaman pada lahan-lahan, nilai
dari pada tanah dan pemegang haknya dan untuk kepentingan perpajakan. Dengan demikian Cadastre merupakan alat yang tepat yang memberikan uraian dan
identifikasi dari lahan tersebut dan juga sebagai Continuous recording rekaman yang berkesinambungan dari pada hak-hak atas tanah tersebut.
23
Menurut PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 bahwa Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah yang dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan dan terartur, meliputi pengumpulan, pengelolahan, pembukuan
dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta
23
A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, CV. Mandar Maju:Bandung, 2009, hal.18-19
dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang
sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
Dari penjelasan Pasal 1 ini maka disebutkan bahwa Pendaftaran Tanah tersebut dipertegas dengan unsur-unsur sebagai berikut:
24
1. Pendaftaran awal yang mendaftarkan hak-hak atas tanah untuk pertama sekali
dan harus dipelihara; 2.
Pendaftaran hak-hak karena adanya mutasi hak, ataupun adanya pengikatan jaminan hutang dengan tanah sebagai agunan dan pendirian hak baru Hak
Guna Bangunan atau Hak Pakai diatas Hak Milik; 3.
Hak-hak yang timbul dari rumah susun dan bagian-bagian dari rumah susun. 4.
Pendaftaran tersebut meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta memelihara data fisik dan data yuridis.
Berdasarkan uraian mengenai pendaftaran Tanah tadi maka dapat disimpulkan bahwa pendaftaran tanah merupakan rangkaian kegiatan pemerintah,
yang dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan, dan teratur yang bertujuan untuk memberikan jaminan kepastian hukum terhadap kepemilikan
tanah dengan memberikan surat tanda bukti kepemilikan berupa Sertifikat.
24
Ibid., hal.73
C. Azas dan Tujuan Pendaftaran Tanah