Tingginya kadar urea pada saliva disebabkan oleh ginjal yang sudah tidak mampu untuk menjalankan fungsi normal sebagai organ yang mengatur
keseimbangan cairan tubuh menyebabkan retensi sisa nitrogen metabolit seperti urea pada darah, dimana seharusnya zat ini disekresikan oleh ginjal bersama urin. Retensi
sisa nitrogen metabolit ini menyebabkan peningkatan kadar urea darah dimana peningkatan kadar urea darah akan menyebabkan peningkatan kadar urea saliva.
1,10,12,37
5.5 Hubungan Laju Aliran dan pH Saliva di Klinik Rasyida Medan
Hasil uji-korelasi
Spearman
tabel 9 menunjukan bahwa terdapat hubungan terbalik yang signifikan p0,05 antara laju aliran dan pH saliva, dimana semakin
rendah laju aliran saliva, maka semakin tinggi nilai pH. Penurunan laju aliran saliva pada penderita gagal ginjal kronik disebabkan oleh pembatasan asupan cairan
sehingga viskositas saliva meningkat dan terjadi perubahan komposisi saliva. Meningkatnya komposisi urea, fosfor, sodium dan potasium dalam saliva
menyebabkan peningkatan nilai pH.
1,10,40
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bayraktar, dkk di Istambul, Turki tahun 2009 pada 100 orang penderita gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis dimana rerata laju aliran saliva stimulasi subjek adalah 0,70 ± 0,32 mLmenit dan nilai pH saliva diatas nilai normal saliva 6,0-7,0 yaitu 8,12 ± 0,74.
11
5.6 Hubungan Kadar Urea dan Laju Aliran Saliva di Klinik Rasyida Medan
Hasil uji-korelasi
Spearman
tabel 10 menunjukan bahwa terdapat hubungan terbalik yang signifikan p0,05 antara laju aliran dan kadar urea saliva, dimana
semakin rendah laju aliran saliva, maka nilai kadar urea saliva SUN akan semakin meningkat. Tingginya kadar urea pada saliva disebabkan oleh meningkatnya kadar
urea didalam darah. Selain itu, pada penderita gagal ginjal kronik, laju aliran saliva menurun karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti pembatasan asupan air
minum untuk mencegah terjadinya edem, kelebihan beban sirkulasi dan toksikasi cairan serta mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi, antidepresan, antihistamin
Universitas Sumatera Utara
dan antipsikotik. Penurunan laju aliran saliva menyebabkan viskositas saliva meningkat dan perubahan komposisi saliva, salah satunya peningkatan kadar urea.
1,2,10,42
5.7 Hubungan Kadar Urea dan pH Saliva di Klinik Rasyida Medan
Hasil uji-korelasi
Spearman
tabel 11 menunjukan bahwa terdapat hubungan searah yang signifikan p0,05 antara kadar urea dan pH saliva, dimana semakin
tinggi kadar urea saliva maka nilai pH saliva akan semakin meningkat. Ketidakmampuan ginjal untuk menjalankan fungsi normal sebagai organ yang
mengatur keseimbangan cairan tubuh mengakibatkan terjadi retensi sisa nitrogen metabolit seperti urea pada darah, dimana seharusnya zat ini disekresikan oleh ginjal
bersama urin. Retensi sisa nitrogen metabolit ini menyebabkan peningkatan kadar urea darah. Peningkatan kadar urea darah menyebabkan peningkatan kadar urea
saliva. Urea NH
2 2
CO yang ada dirongga mulut kemudian dihidrolisis oleh bakteri urease
Staphylococcuss Salivarius
dan
Actinomyces naeslundii
menjadi amonia NH
2 2
CO + H
2
O CO
2
+ 2NH
3
. Tingginya konsentrasi amonia menyebabkan peningkatan nilai pH. Perubahan ini juga dapat menyebabkan rasa kecap logam dan
halitosis.
1,10,12,37
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Karen J Manley, dkk di Australia pada tahun 2012 dimana nilai kadar urea pada penderita
gagal ginjal kronik adalah 29,42 ± 1,93 mmolL dengan nilai pH 6,98 ± 0,24. Sedangkan pada kelompok kontrol diketahui nilai kadar urea saliva adalah 7,50 ±
0,64 mmolL dengan nilai pH 6,72 ± 0,21. Penelitian ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai kadar urea dan pH saliva pada penderita gagal ginjal kronik
dibandingkan kelompok kontrol.
12
5.8 Hubungan Kadar Urea Saliva dan Kadar Urea Darah