Spektrofotometer Cahaya Tampak Kerangka Teori Kerangka Konsep

menunjukan bahwa terjadi peningkatan komposisi sodium, potassium, bikarbonat, urea, kalsium, fosfat dan zinc pada penderita gagal ginjal kronik dibandingkan kelompok kontrol yang sehat. 10,12 Komponen organik saliva disintesis oleh sel sekretori dari kelenjar saliva yang memperoleh nutrisi dari pembuluh darah. Ketika sel-sel sekretori distimulasi, saliva yang diproduksi akan dikeluarkan. Cairan dan elektrolit untuk saliva mencapai sel dari sirkulasi darah. Meningkatnya kadar urea nitrogen saliva dipengaruhi oleh meningkatnya kadar urea nitrogen darah. Penelitian yang dilakukan oleh Suresh G, dkk di Guntur, India pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kadar urea darah dengan kadar urea saliva. Peningkatan kadar urea darah disebabkan retensi nitrogen metabolit, seperti urea, yang seharusnya sebagian besar diekskresikan oleh ginjal bersama urin 1,33,37

2.5 Spektrofotometer Cahaya Tampak

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Spektofotometer cahaya tampak memakai sumber radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 380 nm. Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang cahaya polikromatis mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu yang ada dalam suatu sampel. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi A sedangkan cahaya yang dihamburkan diukur sebagai transmitansi T, dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer. 40 Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Konsep

Penderita gagal ginjal kronik stadium 5  Telah menjalani hemodialisis ≥ 6 bulan.  GFR 15 mLmenit1,73m 2 Pengumpulan stimulated saliva dengan metode spitting dalam pot saliva  Sesaat sebelum menjalani terapi hemodialisis  2 jam setelah sarapan pagi Menggunakan pH meter Pemeriksaan saliva 1 ml saliva dalam wadah dimasukkan ke dalam termos berisi es pH saliva normal 6,0 - 7,0 pH saliva Dibawa ke laboratorium Preparasi sampel Persiapan reagent Pengukuran kadar urea menggunakan spektofotometer cahaya tampak dengan panjang gelombang 340 nm Kadar normal urea didalam saliva adalah 2,65 mmoll Kadar urea saliva Menggunakan timbangan digital Kriteria laju aliran saliva dengan stimulasi : Normal: 1-3 mLmenit Rendah: 0,7-1,0 mLmenit Hiposalivasi: 0,7 mLmenit Laju aliran saliva Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian ini ada cross-sectional dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel sesaat sebelum melakukan terapi hemodialisis, yaitu subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran dilakukan setelah pemeriksaan tersebut.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di: 1. Klinik Rasyida Medan 2. Laboratorium Kimia UNIMED

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan April sampai Juni 2014 yang mencakup pengumpulan sampel, penelitian, pengolahan data dan hasil penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Klinik Rasyida Medan.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling . Universitas Sumatera Utara