Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

3.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam enam tahap

1. Pengumpulan data demografi

Pengumpulan data subjek penelitian didapatkan dari buku induk Klinik Rasyida Medan dan rekam medis, yaitu berupa nama, umur, lama menjalani hemodialisis dan riwayat medis.

2. Penandatanganan

Informed Consent Sampel penelitian diberikan penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, manfaat dan prosedur penelitian, lalu diminta kesediannya menjadi subjek penelitian dengan mengisi dan menandatangani informed consent.

3. Pengumpulan Saliva

Setelah pasien memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi maka subjek penelitian dipersiapkan untuk mengikuti prosedur penelitian. Pengambilan saliva dilakukan pada pukul 09.00 – 12.00 WIB yaitu dua jam setelah sarapan pagi. Selama dua jam tersebut, pasien tidak diperkenankan untuk makan, minum, menyikat gigi dan merokok. Pasien diminta untuk duduk tegak dan rileks kemudian diinstruksikan untuk mengunyah aktif permen karet paraffin selama 5 menit tanpa menelan saliva. Saliva yang menggenang diludahkan beberapa kali ke pot saliva.

4. Pengukuran Laju Aliran Saliva

Pengukuran laju aliran saliva dimulai dengan pengukuran volume saliva. Pengukuran volume dilakukan dengan cara menyalakan timbangan digital dan timbangan menunjukkan angka 0. Berat pot saliva ditimbang terlebih dahulu. Saliva yang sudah dikumpulkan kemudian di timbang dan dikurangkan dengan hasil timbangan pot saliva kemudian hasil yang diperoleh dinyatakan dalam ml karena berat jenis untuk saliva adalah 1,0 maka 1 gr saliva sama dengan 1 mL saliva. Kemudian nilai volume saliva dibagi dengan lama waktu stimulasi untuk mendapatkan nilai laju aliran saliva. Nilai laju aliran saliva dinyatakan dalam mLmenit. Universitas Sumatera Utara

5. Pengukuran pH Saliva

pH saliva adalah derajat keasaman dan kebasaan saliva. pH saliva akan diukur menggunakan pH meter digital. Sebelum digunakan, pH meter digital dibersihkan dengan cara mencuci sensor elekroda dibawah air mengalir lalu dikeringkan. Setelah itu, pH meter dicelupkan kedalam larutan buffer untuk proses kalibrasi. pH meter dicelupkan dalam pot berisi saliva hingga sensor elektroda tercelup, lalu diamati derajat pH yang tertera.

6. Pengukuran Urea

Urea Diagnostic Kit. Urea diagnostic kit yang digunakan adalah merek Glory yang telah disertifikasi ISO 9001 ISO 13485. Didalamnya telah terdapat reagen-reagen yang telah dibutuhkan. Reagen 1 adalah buffered ureaseGIDH dengan komposisi TRIS buffer 125 mmolL pH 7.4, 2-oxoglutarate 10 mmolL, urease140 UmL, glutamate dehydrogenease 120 UmL, Biocides. Reagen 2 adalah koenzim dengan komposisi NADH 1,50 mmolL. Urea standar dengan komposisi urea 50 mgdL 8.3 mmol. Kadar urea. Olah reagen menjadi working reagent sesuai dengan prosedur yakni dengan mencampurkan 4 mL reagen 1 dan 1 mL reagen 2. Kemudian pre- inkubasi working reagen , sampel dan standard pada suhu 37°C. Siapkan spektrofotometer pada titik absorbsi 0 dengan menggunakan air suling. Hitung perbedaan nilai absorbansi standar dengan cara pipetkan 1 mL working reagent dan 1 0 μL standard ke dalam cuvet kemudian aduk merata. Lihat absorbansi pada 340 nm kemudian catat nilai masing-masing setelah 30 detik A 1 dan 90 detik A 2 kemudian jumlahkan perbedaan dari absorbansi tersebut. Cara yang sama digunakan dalam mengukur perbedaan absorbansi dari sampel. Pipetkan 1 mL working reagent dan 1 0 μL sampel k edalam cuvet kemudian aduk merata. Lihat absorbansi pada 340 nm kemudian catat nilai masing-masing setelah 30 detik A 1 dan 90 detik A 2 kemudian jumlahkan perbedaan dari absorbansi tersebut. Universitas Sumatera Utara Maka akan didapatlah kadar urea dengan menggunakan rumus : mgdL urea

7. Pengolahan Data

Data kadar urea dan nilai pH saliva pada pasien gagal ginjal dan kelompok kontrol dibagi menjadi dua kelompok. Kemudian seluruh data dimasukan kedalam software statistik di komputer untuk dianalisis.

3.9 Etika Penelitian