1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan
masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal tersebut dikarenakan sektor perbankan mengemban fungsi utama
sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan unit - unit ekonomi yang kekurangan dana. Melalui sebuah bank dapat dihimpun
dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan selanjutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank disalurkan kembali dalam bentuk pemberian
kredit kepada sektor bisnis atau pihak lain yang membutuhkan. Semakin berkembang kehidupan masyarakat dan transaksi-transaksi perekonomian suatu
negara, maka akan membutuhkan pula peningkatan peran sektor perbankan melalui pengembangan produk-produk jasanya. Hempel, 1994 dalam
Bachruddin, 2006. Di Indonesia sendiri fungsi intermediasi bank ini juga pengaruhnya cukup
besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, hal ini terlihat pada saat perbankan menurunkan realisasi pemberian kreditnya maka pertumbuhan
ekonomi akan mengalami perlambatan. Dengan perannya yang demikian besar itu tak heran jika maju mundurnya perekonomian Indonesia sangat tergantung pada
efektivitas sistem perbankan. Malahan secara global kita melihat besarnya peran
Universitas Sumatera Utara
2 perbankan, boleh dikatakan kehancuran suatu sistem perbankan hampir pasti akan
membuat ekonomi suatu negara akan terpuruk. Dunia perbankan secara global pernah mengalami krisis yakni tahun 2008 dan Indonesia dapat menyelamatkan
dunia perbankannya dari krisis di tahun tersebut https:financialanalist.wordpress .com20090906perbankan-indonesia-dalam-masa-krisis-2008.
Indonesia sangat bergantung pada perbankan karena dunia perbankan adalah salah satu faktor yang menjalankan perekonomian Indonesia . Berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, perbankan adalah semua hal yang menyangkut mengenai bank, kelembagaan,
operasional usaha, serta proses dan cara dalam melaksanakan operasional usaha. Sedangkan bank merupakan bentuk badan usaha yang menghimpun dana
masyarakat yang berbentuk simpanan dan disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit ataupun bentuk lainya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup rakyat
banyak Kasmir, 2008:2. Kemampuan suatu bank dapat dilihat dari profitabilitasnya, menurut
Harahap 2004 : 319, “Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat
untuk mengukur kinerja suatu perusahaan”. Albertazzi dan Gambacorta 2009 mengemukakan bahwa profitabilitas umumnya digunakan sebagai ukuran tingkat
kesehatan dan stabilitas sektor perbankan, karena terdapat hubungan antara fluktuasi siklus bisnis dan profitabilitas bank.
Return on Asset
ROA merupakan alat yang sering dipergunakan dalam mengukur kinerja keuangan organisasi Certo dan Peter, 2002:288.
Return on Asset
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh
Universitas Sumatera Utara
3 sumber daya total aktiva dalam menghasilkan laba. Menurut Simamora 2006:
529, ROA merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan,maka rasio ini merupakan ukuran yang tepat jika perusahaan ingin mengevaluasi
seberapa baik perusahaan telah memakai dan mendapat imbalan dari dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber dana tersebut. ROA lebih
memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
earning
dalam operasi perusahaan. Bank Indonesia juga lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu
bank yang diukur dengan ROA karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar
berasal dari simpanan masyarakat, sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas bank Dendawijaya, 2009:119.
Kondisi ROA dipengaruhi oleh beberapa kondisi keuangan lainnya seperti Biaya
Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
BOPO adalah
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Veithzal
et all.,
2007:722 Jika rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya
Return on Assets
ROA bank menurun. Nilai rasio yang ideal berada antara 50-75 sesuai dengan ketentuan BI.
Non Performing Loan NPL
menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah tersebut. Rasio NPL yang tinggi juga akan
mengganggu ROA. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan
Universitas Sumatera Utara
4 menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau
profitabilitas ROA bank tersebut akan semakin meningkat Hasibuan, 2008:98. Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5.
Aspek lainnya yang dapat dilihat diantaranya adalah aspek permodalan. Jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi kemampuan bank dalam
memperoleh keuntungan. Rasio yang umum digunakan untuk menilai kecukupan modal bank adalah
Capital Adequacy Ratio
CAR Siamat, 2005:290. Dengan meningkatnya rasio ini, maka akan berpengaruh pada meningkatnya laba suatu
bank, jadi semakin besar CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya
Return on Assets
ROA bank tersebut Muljono, 2002:92. Berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 3012KEPDIR tanggal 30 April 1997 CAR minimal 8.
Loan to Deposit Ratio
LDR mencerminkan kegiatan utama suatu bank yang dapat diartikan tingkat penyaluran kredit juga mempengaruhi besarnya nilai
ROA, dimana rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Menurut Rivai 2007:724,
“Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan laba bank. Peningkatan LDR
berarti dana yang disalurkan dalam bentuk kredit semakin besar sehingga pendapatan bunga bertambah dan laba bank akan meningkat. Peningkatan laba
tersebut mengakibatkan ROA semakin tinggi ”. Maksimal LDR yang
diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110.
Net Interest Margin
NIM mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi
keuntungan yang diperoleh bank. Rasio ini menunjukkan kemampuan
earning
Universitas Sumatera Utara
5
assets
dalam menghasilkan bunga bersih Rivai
et al.,
2007:721. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6 keatas.
Kondisi BOPO, NPL, CAR, LDR dan NIM dan Bank Umum Swasta Nasional pada periode penelitian 2010 hingga 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Rata Rata Rasio Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Periode Tahun 2010-2013 Rasio
Tahun 2010
2011 2012
2013
ROA 2,58
2,44 2,64
2,43 BOPO
85,53 81,67
80,61 86,84
NPL 2,35
2,41 2,43
2,47 CAR
15,76 15,55
15,33 16,01
LDR 73,16
75,86 81,58
83,77 NIM
5,35 5.42
5,17 5,08
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia SPI Data Diolah
Berdasarkan Tabel 1.1, menunjukan perkembangan rasio keuangan ROA, BOPO, NPL, CAR, LDR dan NIM pada Bank Umum Swasta Nasional yang
terdaftar di BEI periode tahun 2010 –2013. Dapat dilihat perkembangan rasio
keuangan bank mengalami fluktuasi setiap tahunnya, seperti ROA menunjukkan rata rata yang mengalami fluktuasi, dari Tabel 1.1 terlihat bahwa angka ROA pada
Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun 2010-2013 berada diatas 2 yaitu 2,58 pada tahun 2010, 2,44 pada tahun 2011, 2,64 pada tahun 2012
dan 2,43 pada tahun 2013 dimana angka ROApada Bank Umum Swasta Nasional Devisa sudah sangat baik karena telah memenuhi standar yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu diatas 2. Rasio BOPO pada Tabel 1.1 mengalami fluktuasi setiap tahunnya,
Universitas Sumatera Utara
6 dimana rasio BOPO mencapai angka diatas 75 dari tahun 2010-2013, tetapi
rasio BOPO masih dalam kategori sehat menurut ketentuan BI. Persentase BOPO mengalami penurunan pada periode tahun 2010-2011 sebesar 3,86 dari 85,53
pada tahun 2010 menjadi 81,67 pada tahun 2011 dan pada tahun yang sama 2010-2011 ROA juga mengalami penurunan sebesar 0,14 dari 2,58 pada
tahun 2010 menjadi 2,44 pada tahun 2011. Pada tahun 2011-2012 rasio BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahunmengalami penurunan sebesar
1,06 dari 81,67 pada tahun 2011 menjadi 80,61 pada tahun 2012 diikuti dengan peningkatan ROA sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada
tahun 2012.Pada periode tahun 2012-2013 mengalami kenaikan yangcukup besar yaitu sebesar 6,23 dari 80,61 pada tahun 2012 menjadi 86,84 pada tahun
2013 begitu juga dengan ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun yang sama mengalami penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012
menjadi 2,43 pada tahun 2013. Rasio
Non Performing Loan
pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi yang cukup stabil dan juga telah
memenuhi standar Bank Indonesia dibawah 5,dapat dilihat rasio NPL pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 0,06 dari 2,35 pada tahun 2010
menjadi 2,41 pada tahun 2011 dan pada periode yang sama 2010-2011 ROA mengalami penurunan sebesar 0,14 dari 2,58 pada tahun 2010 menjadi 2,44
pada tahun 2011. Pada periode tahun 2011-2012 rasio NPL mengalami kenaikan sebesar 0,02 dari 2,41 pada tahun 2011 menjadi 2,43 pada tahun 2012 akan
tetapi pada tahun yang sama 2011-2012 rasio ROA juga mengalami kenaikan
Universitas Sumatera Utara
7 sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada tahun 2012.Pada
periode tahun 2012-2013 NPL mengalami kenaikan sebesar 0,04 dari 2,43 pada tahun 2012 menjadi 2,47 pada tahun 2013 tetapi pada tahun yang sama
ROA justru mengalami penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012 menjadi 2,43 pada tahun 2013.
Rasio
Capital Adequacy Ratio
CAR pada Tabel 1.1 juga mengalami flukuasi, dari tabel menunjukkan rasio CAR tertinggi pada tahun 2013 sebesar
16,01 dan terendah pada tahun 2012 sebesar 15,33. Secara umum rasio CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa sudah memenuhi standar Bank
Indonesia yaitu diatas 8.Pergerakan rasio CAR juga telah sejalan dengan pergerakan Rasio ROA dapat dilihat pada tahun 2010-2011 CAR menurun sebesar
0,21 ROA juga menurun sebesar 0,14. Rasio LDR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa mengalami
fluktuasi dari tahun ketahun, dapat dilihat pada tabel di atas rasio LDR sudah sesuai dengan ketentuan BI yaitu dibawah 110.Pada tahun 2010-2011 LDR
mengalami kenaikan sebesar 2,7 dari 73,16 pada tahun 2010 menjadi 75,86 pada tahun 2011, tetapi rasio ROA justru mengalami penurunan sebesar 0,14,
pada tahun 2011-2012 LDR mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,72 dari 75,86 pada tahun 2011 menjadi 81,58 pada tahun 2012
pada tahun yang sama ROA juga mengalami peningkatan sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada tahun 2012, pada periode tahun
2012-2013 NPL Bank Umum Swasta Nasional Devisa mengalami peningkatan sebesar 2,19 dari 81,58 pada tahun 2012 menjadi 83,77 pada tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
8 tetapi ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun yang sama
justru mengalami penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012 menjadi 2,43 pada tahun 2013.
Rasio NIM pada Tabel 1.1 juga mengalami fluktuasi yang cukup stabil, dari tabel menunjukan rasio NIM tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5,42
dan terendah pada tahun 2013 sebesar 5,08. Pada tahun 2010-2011 rasio NIM mengalami kenaikan sebesar 0,07 dari 5,35 pada tahun 2010 menjadi 5,42
pada tahun 2011 tetapi ROA pasa tahun yang sama mengalami penurunan sebesar 0,14 dari 2,58 pada tahun 2010 menjadi 2,44 pada tahun 2011,pada periode
tahun 2011-2012 rasio NIM pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa mengalami penurunan sebesar 0,25 dari 5,42 pada tahun 2011 menjadi 5,17
pada tahun 2012 tetapi ROA justru mengalami peningkatan sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada tahun 2012, pada tahun 2012-2013
NIM mengalami penurunan sebesar 0,09 dari 5,17 pada tahun 2012 menjadi 5,08 pada tahun 2013 dan pada tahun yang sama ROA juga mengalami
penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012 menjadi 2,43 pada tahun 2013.
Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“P
engaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan
to Deposit Ratio dan Net Interest Margin TERHADAP Return on Asset pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
9
1.2 Rumusan Masalah