25
Lanjutan Tabel 2.3
No. Nama
Tahun Judul
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Hasil Penelitian
5 Luh
Eprima Dewi
2015 Analisis
Pengaruh NIM, BOPO, GCG,
LDR, DAN NPL Terhadap
Profitabilitas Studi Kasus
Pada Bank Umum Swasta
Nasional Yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia
Periode 2009- 2013
Dependen: ROA
Independen: 1. NIM
2. BOPO 3. LDR
4. NPL 5. GCG
Analisis Regresi
Linear Berganda
1.NIM dan LDR berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA
2. BOPO, NPL, dan GCG berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA
2.6. Kerangka Konseptual
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal.
Return on Assets
ROA merupakan ukuran profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan laba secara keseluruhan Dendawijaya, 2009:119. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. ROA
penting bagi bank karena rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya Pandia, 2012:72. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah
perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya. Bank yang nilai BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena
Universitas Sumatera Utara
26 tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya jumlah biaya operasional
yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional Rivai
et al.,
2007:722. Semakin rendah BOPO, berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan
adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar Pandia, 2012:72.
Non Performing Loan
NPL merupakan rasio untuk mengukur risiko kegagalan kredit yang diberikan bank kepada debitur. Semakin tinggi rasio NPL,
mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pula risiko kegagalan kredit yang akan diderita perbankan Ismail, 2010:218. Oleh karena itu, bank harus menanggung
kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba ROA yang diperoleh bank Kasmir, 2008:92.
Menurut Siamat 2005:291, fungsi utama modal yaitu untuk memenuhi kebutuhan minimum dan untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan.
Capital Adequency Ratio
CARmerupakan rasio untuk mengukur kekuatan modal dari suatu perusahaan perbankan. Semakin tinggi rasio CAR, mengindikasikan bahwa kekuatan
modal suatu perbankan semakin besar Riyadi, 2006:161. Semakin besar
Capital Adequacy Ratio
CAR maka semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah.
Semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank. Penyaluran kredit yang optimal, dengan asumsi tidak terjadi macet akan menaikkan laba yang akhirnya
akan meningkatkan ROA.
Universitas Sumatera Utara
27 Peningkatan
Loan to Deposit Ratio
LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut
menunjukkan ROA semakin tinggi. Oleh karena itu, pihak manajemen harus dapat mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian disalurkan
kembali dalam bentuk kredit. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi LDR sampai dengan batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam
bentuk kredit akan meningkatkan pendapatan bunga sehingga ROA semakin tinggi Pandia, 2012:128.
Net Interest Margin
NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkat
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil Pandia, 2012 :71.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar
Net Interest Margin
NIM suatu perusahaan, maka semakin besar pula
Return on Asset
ROA perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat, begitu juga
sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
28 Sehingga dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.7. Hipotesis