32 dimana seharusnya yang dizinkan hanya bernilai sebesar 500 mgL. Tingginya
nilai COD ini menunjukkan tingginya kandungan bahan organik yang ada dalam LCPKS sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan VFA.
Pada Tabel 4.1 juga dapat dilihat kandungan lemak, protein, dan karbohidrat dari LCPKS yaitu sebesar 31,8, 0,14 dan 1,99. Senyawa-
senyawa organik inilah yang nantinya akan diolah pada proses asidogenesis menjadi asam-asam lemak rantai pendek yang terkandung didalam VFA.
4.2 HASIL PENELITIAN VARIASI HRT PROSES
LOADING UP
Loading up
merupakan langkah penting untuk kelancaran proses digestasi anaerobik. Proses
loading up
dilakukan dengan memvariasikan HRT yang dimulai dari HRT 20 hari, 15 hari, 10 hari, dan 4 hari. Proses ini dilakukan agar mikroba
pada
starter
dapat beradaptasi.
Starter
berasal dari kolam pengasaman PTPN III PKS Torgamba. Selama proses
loading up
, fermentor dioperasikan pada kondisi temperatur 45
o
C, pengadukan fermentor sebesar 150 rpm dan pH dijaga konstan pada 6 ±0,2 dengan penambahan natrium bikarbonat NaHCO
3
. Analisis pH, alkalinitas, TS, VS, TSS, VSS, COD serta VFA dilakukan untuk melihat
metabolisme dan pertumbuhan mikroba selama proses
loading up
.
4.2.1 Pengaruh HRT terhadap Profil pH dan Alkalinitas
Sebagai produk dari asidogeneis, VFA bisa bisa berdifusi ke dalam sel bakteri anaerob dan mengionisasi untuk mengurangi pH. Hal ini umumnya diakui
sebagai penghambat asidogenesis [43]. Alkalinitas memungkinkan netralisasi VFA yang menyebabkan penurunan pH, sehingga proses asidogenesis dapat
berjalan dengan baik [44]. Menurut penelitian Rafael Borja
et al
[45] pH antara 5,2-5,8 menunjukkan peningkatan produksi asam yang baik saat proses
asidogenesis. Oleh sebab itu, pada proses
loading up
perlu dilakukan pengontrolan pH 6±0,2 agar proses asidogenesis yang diharapkan dapat tercapai.
pH LCPKS dijaga stabil dengan dengan penambahan NaHCO
3.
Pengaruh penurunan HRT pada saat
loading up
terhadap pH dan alkalinitas dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
33
1 2
3 4
5 6
7
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
55 60
pH Alk
a lin
it a
s m
g L
Hari ke-
Alkalinitas pH
HRT 20 HRT 15
HRT 10 HRT 4
Gambar 4.1 Pengaruh HRT terhadap Profil pH dan Alkalinitas
Pada Gambar 4.1, menunjukkan grafik pH yang relatif konstan diantara 5,8-6,2. Fluktuasi pH disebabkan oleh penambahan umpan segar yang memiliki
pH berbeda-beda, sehingga untuk menjaga pH fermentor tetap berada antara 5,8- 6,2 dilakukan penambahan NaHCO
3
. Nilai alkalinitas yang diperoleh pada HRT 20 hingga HRT 4 berfluktuasi
antara 1.300 – 4.200 mgL. Nilai Alkalinitas yang diperoleh masih dalam rentang
yang diizinkan yaitu 2000-4000 mgL untuk kondisi fermentor yang stabil [46]. Penelitian Kameswari
et al
[29] memberikan nilai alkalinitas 2000 – 3.500 mgL
yang menunjukkan mikroba beradaptasi dengan baik. Pada proses
loading up
penurunan HRT tidak memberikan dampak yang signifikan pada perubahan alkalinitas. Grafik alkalinitas berfluktuasi pada kisaran
pH dan alkalinitas asidognesis.
4.2.2 Pengaruh HRT Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Proses digestasi dipengaruhi oleh pH, suhu, alkalinitas dan HRT. Kandungan biomassa dipantau dengan mengukur profil VSS
effluent
fermentor
.
Menurut Bambang Trisakti,
et al
, 2015 [11], pengaruh penurunan HRT pada pertumbuhan mikroba dijelaskan oleh perubahan konsentrasi VSS dalam