14 Asam  lemak  rantai  panjang,  terbentuk  dari  hidrolisis  lipid,  yang  teroksidasi
menjadi  asetat  atau  propionat  dan  gas  hidrogen  terbentuk.  Dalam  kondisi  standar, dengan adanya hidrogen dalam larutan dapat menghambat oksidasi.
Reaksi  penting  lainnya  dalam  tahap  asetogenesis  melibatkan  konversi  glukosa  2.8, etanol 2.9 dan bikarbonat 2.10 menjadi asetat, yaitu :
C
6
H
12
O
6
+ 2H
2
O ↔ 2CH
3
COOH + 2 CO
2
+ 4H
2
2.8 CH
3
CH
2
OH + 2H
2
O ↔ CH
3
COO- + 2H
2
+H+ 2.9
2HCO
3
- + 4H
2
+ H+ ↔ CH
3
COO- + 4H
2
O 2.10
Transisi  dari  substrat  bahan  organik  menjadi  asam  organik  dalam  tahap pembentukan asam menyebabkan pH sistem drop. Hal ini menguntungkan bagi bakteri
acidogenic
dan
acetagenic
yang  lebih  memilih  lingkungan  yang  sedikit  asam,  dengan pH  4,5-5,5,  dan  kurang  sensitif  terhadap  perubahan  dalam  aliran  umpan  yang  masuk,
tetapi bermasalah bagi bakteri yang terlibat dalam tahap berikutnya metanogenesis [35].
2.3.4   Metanogenesis
Proses ini sangat penting dalam digester anaerob. Selama proses metanogenesis karbondioksida direduksi menjadi metana dan air, asetat dikonversi menjadi metana dan
karbondioksida. Bakteri penghasil metana antara lain
Methanococcus, Methanobacteria, dan  Methanosarcina
. Kebanyakan bakteri metanogen bersifat mesofilik dengan kisaran suhu  optimum  20
o
C  -  40
o
C,  namun  bakteri  metanogen  juga  dapat  ditemui  pada  suhu termofilik.  Bakteri  ini  akan  membentuk  gas  CH
4
dan  CO
2
dari  gas  H
2
,  CO
2
dan  asam asetat yang dihasilkan pada tahap pengasaman [36].
CH
3
COOH → CH
4
+ CO
2
2.11
methane
2 H
2
+ CO
2
→ CH
4
+ 2 H
2
O 2.12
methane
2.4 PEMILIHAN PROSES DIGESTASI ANAEROBIK DUA TAHAP
Proses  dekomposisi  bahan  organik  dengan  sistem  anaerobik  akan  dihasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi substitusi bukan sumber energi
alternatif dan dapat digunakan untuk menunjang energi dari sistem pengolahan limbah
15 itu sendiri. Pada sistem anaerobik ini terdapat dua kelompok besar mikroorganisme yang
bekerja  yaitu bakteri pembentuk asam dan bakteri pembentuk metan. Kedua bakteri ini memiliki  kemampuan  duplikasi  yang  sangat  berbeda  dan  sangat  kontradiksi
.
Dengan menggunakan  sistem  anaerobik,  permasalahan  ini  dapat  diatasi  karena  sistem  ini
mempunyai  kemampuan  penyangga  pH  buffer  terhadap  tingkat  keasaman  dengan adanya  alkalinitas  sebagai  reaksi  adanya  komponen  bikarbonat  dan  hidroksida  dalam
reaktor [32]. Pembentukan  biogas  lebih  besar  pada  proses  fermentasi  2  tahap  disebabkan
karena  adanya  proses  hidrolisa  terlebih  dahulu  yang  merupakan  proses  degradasi senyawa  kompleks  yaitu  polisakarida  menjadi  senyawa  yang  lebih  sederhana  yaitu
disakarida  dan  monosakarida  sehingga  akan  mempermudah  proses  pembentukan  asam oleh bakteri asetogenik dan juga proses pembentukan metan oleh bakteri metanogenesis.
Proses  tersebut  tidak  akan  dijumpai  pada  fermentasi  1  tahap,  sehingga  akan  terjadi pembentukan  asam  yang  terlalu  cepat.  Pembentukan  asam  yang  terlalu  cepat  ini
menyebabkan  banyaknya  bakteri  metanogenesis  yang  mati  karena  tidak  tahan  dengan suasana  asam  [36].
Proses  digestasi  anaerobik  dua  tahap  dapat  digambarkan  sebagai berikut:
Gambar 2.3 Proses Digestasi Anaerobik Dua Tahap [22]