bersifat umum dan netral karena dapat termasuk pria dan wanita sedangkan kata mahasiswi lebih bersifat khusus karena hanya
mengenai wanita. Unsur leksikal yang bersifat umum seperti kata tersebut dikenal sebagai anggota yang tidak bertanda dari pasangan itu.
Dalam diagram anggota yang tidak bertanda ini diberi tanda 0 atau ±. 2
Ada kata atau unsur leksikal yang sukar dicari pasangannya karena memang mungkin tidak ada, tetapi ada juga yang mempunyai
pasangan lebih dari satu. Contoh yang sukar dicari pasangannya antara lain kata-kata yang berkenaan dengan warna.
3 Seringkali kita sukar mengatur ciri-ciri semantik itu secara bertingkat,
mana yang lebih bersifat umum dan mana yang lebih bersifat khusus. Umpamanya ciri [jantan] dan [dewasa] mana yang lebih bersifat
umum. Keduanya dapat ditempatkan sebagai unsur yang lebih tinggi dalam diagram yang berlainan. Ciri-ciri semantik ini dikenal sebagai
ciri-ciri penggolongan silang.
2.4 Kolokasi
Saifullah Kamalie mengemukakan bahwa Istilah kolokasi dipopulerkan oleh linguis Inggris Firth dengan slogan yang terkenal “you shall judge a word by the
company it keeps ”. Mengutip pendapat Firth, Kamalie menjelaskan bagaimana
kajian „Meaning by Collocation‟ dapat memberikan kontribusi pada pendekatan
makna kata baik secara formal maupun secara kontekstual sebagai kebalikan dari pendekatan secara konseptual.
24
24
http:saifullahkamalie.blogspot.com200706kolokasi-dalam-bahasa-arab.html Tuesday, June 19, 2007 Posted by Saifullah Kamalie at 1:35 AM
,
diakses pada tanggal 20-01- 2011 jam 4:22
Definisi lain diberikan oleh Abu Al-`Azm yang dikutip oleh Saifullah Kamalie:
ف أ ، أ أ
، ف أ غ
اا ث ،
أ غ ا
ف ث
Satuan bahasa yang bermula dengan kata benda atau kata kerja, terdiri dari dua perkataan atau lebih, dari keterikatan satu dengan yang lainnya itu
membentuk sebuah makna baru yang berbeda sama sekali dari makna asal dari setiap perkataan tersebut secara sendiri-sendiri, sehingga makna baru tersebut
berubah menjadi makna sosial, politik, budaya, kejiwaan dan peristilahan.
25
Definisi lain diberikan oleh Harimurti yang dikutip oleh Kushartanti dkk, bahwa kolokasi adalah asosiasi atau pendampingan secara tetap suatu leksem.
26
Dari definisi di atas, Penulis menyimpulkan kolokasi adalah keterikatan atau pendampingan kata yang menimbulkan makna baru. Contohnya kata
ث memiliki makna asalnya „mencari‟, tetapi jika didampingi kata lain maka
maknanya akan berubah, contohnya kata ث jika didampingi preposisi ف
bermakna „belajar‟, dan jika berdampingan dengan kata
bermakna „riset‟.
27
Dalam bahasa Arab ada beberapa kombinasi untuk membentuk kolokasi, Al-Tahir A. Hafiz merumuskan kombinasi tersebut sebagai berikut;
25
Ibid.,
26
Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia RMT Lauder, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007, h.141
27
Al-Tahir A. Hafiz, Mu jam al-Hafiz Lil Mutashahibaat al-Arabiyah, Libanon: Maktabah
Lubnan, 2004, cet-1, h. 59-60
1 Kombinasi verba
ف + nomina , dimana nomina dapat berupa subjek, objek,
tempat. contohnya kata bermakna
„membebaskan‟ + bermakna
„tanggungan, jaminan‟ ketika digabungkan dalam satu kalimat
ض memiliki makna „Hakim membebaskan jaminan tertuduh‟
2 Kombinasi verba + frasa preposisi, dimana nomina bertindak
sebagai objek tak langsung. Contohnya أ „mengendurkan tali
kekang‟ 3
Kombinasi verba + frasa preposisi, dimana frasa tersebut menjadi kata keterangan adverbial. Contohnya
أ „menanggung beban‟ 4
Kombinasi verba + frasa nominal ف ض
, dimana nomina bertindak sebagai adverbia. Contohnya
„menghubungi dengan telpon t
elegram‟ 5
Kombinasi verba+ konjungsi + verba, biasanya verba itu bersinonim. Contohnya
bermakna „keturunan‟ 6
Nomina + nomina, ini dalam konstruksi ف ض . Contohnya
ا bermakna „weekend‟ 7
Nomina + konjungsi + nomina. Contonya bermakna
„import dan eksport‟ 8
Nomina + adjektifa, contohnya ا nomina ا yang
bermakna „pembenaran, pengislahan‟ + adjektif yang bermakna
„kepolitikan‟. Jika kita gabungkan keduanya akan bermakna „reformasi politik‟
9 Nomina + frasa preposisi, contonya
nomina yang bermakna „perjuangan‟ berdampingan dengan frasa preposisi
yang bermakna „atas kekuasaan‟. Jika kita gabungkan keduanya akan bermakna „perjuangan terhadap kekuasaan‟
10 Nomina + preposisi, contohnya
ف غ „menyukai‟ 11
Adjektif + nomina, contonya „will power
12 Adjektif + frasa adverbial, dimana frasa adverbial mengandung
preposisi + nomina, contohnya „sedikit uangnya‟
Dari kombinasi-kombinasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang inflektif, yaitu bahasa yang mempunyai
sejumlah perubahan bentuk, baik bertalian dengan pembentukan kata baru maupun sesuai dengan fungsi sintaksis tiap kata.
28
Inilah yang merupakan tugas penerjemah untuk memahami budaya bahasa sumber dalam hal ini bahasa Arab.
28
Aziz Fahrurrozi dan Muhajir, Gramatika Bahasa Arab, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010, h. 1
23
BAB III
3
KOSAKATA MEDAN MAKNA UNIVERSITAS
3.1 Analisis Kosakata Medan Makna Universitas