Tabel 4.4 Klasifikasi skor skala kecemasan
Kategori Rentang Raw Score
Jumlah Subjek Persentase
Tinggi 42,5 18
51,43 Rendah 42,5
17 48,57
Total 35
100
Berdasarkan hasil pengolahan dari persebaran data di atas dapat kita lihat bahwa dari 35 orang responden 18 orang diantaranya 51,43 memiliki skor
kecemasan yang masuk dalam kategori tinggi, dan 17 orang 48,57 masuk dalam kategori rendah.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Hasil Uji Hipotesis
Selanjutnya untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut maka diajukan Hipotesis Penelitian Ha yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan kecemasan
pasien gagal ginjal kronik di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia. Untuk menganalisisnya, maka peneliti menggunakan teknik uji korelasi Pearson. Berikut
hasil perhitungannya dengan menggunakan SPSS 16,0:
Tabel 4.5 Uji Korelasi antara
Self Control dengan Kecemasan
Correlations
Self Control Kecemasan
Self Control Pearson Correlation
1 .077
Sig. 2-tailed .660
N 35
35 Kecemasan
Pearson Correlation .077
1 Sig. 2-tailed
.660 N
35 35
Dengan hasil di atas diketahui bahwa taraf signifikasi sebesar 0,660 maka
dimana 0,660 0,05 sehingga keputusannya yaitu Ho diterima karena angka
koefisien korelasi lebih besar dari 0,05, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel yaitu self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal
kronik. Dengan demikian hipotesis Ha yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan kecemasan pasien gagal
ginjal kronik ditolak.
4.3.2 Hasil Analisa Tambahan
Tabel 4.6 menggambarkan hasil perhitungan uji t skor untuk variabel self control antara subjek laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.6 Self Control Berdasarkan Jenis Kelamin Independen Sampel Test
Self Control
Jenis Kelamin Mean
t Sig. 2-tailed
Laki-laki 41,4286 1,684
0,263 Perempuan 40,6429
Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan pada mean skor variabel self control antara subjek laki-laki dengan perempuan
dengan indeks signifikansi 0,263 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan self control yang signifikansi antara subjek laki-laki dan
perempuan diterima. Artinya baik responden laki-laki dan perempuan memiliki
self control yang sama.
Tabel 4.7 mengambarkan hasil perhitungan uji t skor untuk variabel kecemasan antara subjek laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.7 Kecemasan Berdasarkan Jenis Kelamin
Kecemasan
Jenis Kelamin Mean
t Sig. 2-tailed
Laki-laki 43,8095 2,381
0,190 Perempuan 40,6429
Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel kecemasan antara subjek laki-laki dan perempuan dengan
indeks signifikansi 0,190 0,05. Dengan demikian dapat diartikan tidak terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan antara responden laki-laki dan perempuan
diterima. Artinya baik responden laki-laki dan perempuan memiliki kecemasan
yang relatif sama.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang penelitian serta hasil penelitian, diskusi tentang penelitian serta saran
praktis dan saran untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data, serta pengujian hipotesa menggunakan perhitungan Pearson Correlation diatas didapatkan indeks signifikansi sebesar
0,660 dimana 0,6600,05 maka keputusannya adalah menerima hipotesis penelitian Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik. Dan dari hasiluji t juga didapatkan hasil bahwa tidakterdapat perbedaan
self control dengan kecemasan berdasarkan jenis kelamin.
5.2 Diskusi
Hasil utama dalam penelitian ini didapatkan bahwa Hipotesis penelitian Ho diterima dikarenakan dari hasil penelitian menyatakan bahwa pasien gagal
ginjal mengalami kecemasan yang tinggi dan juga memiliki self control yang tinggi pula. Hal ini tidak sesuai dengan teori dari Calhoun and Acocella 1990
yang menyebutkan bahwa tiga penyebab masalah yang dapat diatasi dengan self control yang salah satunya adalah kecemasan.
Begitu pula dalam Hurlock 1980 dijelaskan bahwa proses mengontrol emosi sendiri dapat dilakukan dengan self control karena self control sendiri