Latar Belakang Masalah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pakaian Wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses percepatan pembangunan yang terlalu menitik-beratkan pada laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa dimbangi dengan pemerataan pendapatan untuk membangun ekonomi rakyat, maka misi pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat akan terabaikan, sehingga basis ekonomi rakyat nasional mengalami kegoncangan bahkan rapuh. Kerapuhan basis ekonomi rakyat mulai nampak pada saat bangsa Indonesia memasuki era tinggal landas atau Pembangunan Jangka Panjang Kedua PJP II yang ditandai dengan munculnya krisis multi-dimensional, yang diawali dengan krisis ekonomi dan moneter pada awal taun 1997 sekaligus menandai berakhirnya pemerintahan Orde Baru dan dimulai dengan memasuki Era Reformasi. Krisis ekonomi dan moneter menyebabkan terjadi kelumpuhan ekonomi nasional terutama di sektor riel yang berakibat terjadinya PHK besar-besaran dari perusahan-perusahan swasta nasional Maulie, 2002. Hal ini berujung pada munculnya pengangguran di kota-kota besar, termasuk di Kota Tanjung Morawa sebagai obyek penelitian ini. Sebagaimana di kota-kota besar lainnya, Kota Tanjung Morawa merupakan kota perdagangan adalah wajar apabila para pengangguran melakukan kompensasi positif dengan memilih bekerja di sektor informal. Salah satu sektor informal yang banyak diminati para pengangguran selain yang sudah lama bekerja di sektor ini yaitu pedagang kecil. Universitas Sumatera Utara Kelompok pedagang kecil sebagai bagian dari kelompok usaha kecil adalah kelompok usaha yang tak terpisahkan dari aset pembangunan nasional yang berbasis kerakyatan, jelas merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam turut mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Pedagang kecil sebagai bagian dari usaha sektor informal memiliki potensi untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja, terutama bagi tenaga kerja yang kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai untuk bekerja di sektor formal karena rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki. Menurut penjelasan UU. No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, disebutkan bahwa Usaha kecil termasuk pedagang kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat, dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi pada khususnya Rachmadi, 2001:13. Bahkan pedagang kecil, secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah, sehingga dengan demikian tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-hasil pembangunan. Kelompok pedagang kecil mempunyai potensi yang cukup besar untuk memberikan kontribusi terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD di sektor penerimaan retribusi daerah seiring dengan kebutuhan daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah. Universitas Sumatera Utara Lepas dari beberapa keunggulan yang dimiliki kelompok usaha kecil, khususnya pedagang kecil sebagaimana dikemukakan di atas, namun hasil pra- survei pada bulan november 2009 menunjukkan bahwa dari 190 pedagang kecil yang tersebar di Pasar Kota Tanjung Morawa, ternyata memperoleh pendapatan rata-rata per-tahun masih tergolong rendah. Indikasi rendahnya tingkat pendapatan mereka dapat ditelusuri melalui kepemilikan rumah tinggal, sebagian besar masih mengontrak rumah, bahkan ada di antara mereka yang masih tinggal di rumah keluarga. Berikut ini adalah komposisi pedagang kecil menurut jenis barang dagangan di pasar Kota Tanjung Morawa tahun 2009 : Tabel 1.1 Komposisi Pedagang Kecil Menurut Jenis Barang Dagangan Tahun 2009 No Jenis Dagangan Jumlah Pedagang Kecil 1 Kelontong 23 2 Pakaian 14 3 Sayur-mayur 15 4 Sepatu 9 5 Pisang 5 6 Daging 11 7 Buah 13 8 Roti makanan 16 12 Beras 28 13 Rumah Makan 9 14 Pedagang pakaian wanita 47 Jumlah 190 Sumber : Data sekunder, Diolah 2009 Tabel 1.1 menunjukkan kondisi sebenarnya pedagang kecil yang telah dikomposisikan di pasar Kota Tanjung Morawa tahun 2009. Namun, yang Universitas Sumatera Utara menjadi perhatian adalah jumlah pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa yang mencapai 47 jumlahnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa lebih diminati masyarakat setempat untuk menjalankan bisnis ini. Dalam mengembang usaha ini masyarakat atau pedagang tentunya mengalami kendala-kendala antara lain rendahnya tingkat pendidikan formal dan keterampilan dalam berusaha, pengalaman berdagang yang minim, masalah modal dagang, perilaku konsumtif konsumerisme, kebanyakan dari mereka belum mempunyai modal sendiri sumber modal sebagian dari rentenir, dan sebagian dari barang-barang yang dijajakan adalah barang-barang komisi. Hal pokok di atas merupakan faktor yang berkaitan dengan masalah pemberdayaan sektor informal, khususnya pengelolaan pedagang kecil, yakni masalah pengelolaan unsur manusia pelatihan, pengelolaan unsur uang modal kerja, pelatihan dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang usaha yang akan di kembangkan dan pengelolaan unsur metode manajemen usaha dalam upaya meningkatkan pendapatan. Mengacu pada permasalahan tersebut, maka penelitian mengenai pemberdayaan sektor informal, yang berkaitan dengan studi pendapatan pedagang pakaian wanita di pasar Kota Tanjung Morawa, penting untuk dilakukan. Perkembangan pedagang pakaian wanita dari waktu kewaktu sangat pesat jumlahnya, karena pedagang seperti ini dapat lebih mudah di jumpai oleh konsumennya dari pada pedagang resmi yang kebanyakan bertempat tetap. Situasi tempat dan keramaian dapat dimanfaatkan untuk mencari rejeki halal sebagai pedagang misalnya pedagang pakaian wanita dengan memanfaatkan Universitas Sumatera Utara peluang yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal untuk mencari ataupun menambah penghasilan. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa sektor informal pedagang kecil mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan pendapatan nasional sehingga mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara khususnya Indonesia, pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa sektor ini juga menyerap modal, jam kerja, pengalaman berdagang tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang relatif minim. Berangkat dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan kajian dengan mengambil judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pakaian Wanita Di Pasar Kota Tanjung Morawa.

B. Perumusan Masalah