43
g. Profit Bank Profit bank merupakan variabel yang mempengaruhi likuiditas bank
berupa sumber bagi likuiditas Aspachs, 2005:10. Bagi bank syariah, profit bank merupakan pendapatan dari penyaluran pembiayaan, pendapatan surat berharga
dan pendapatan operasional bank dengan dikurangi biaya bagi hasil dan biaya operasional bank.
L. Penelitian Terdahulu
1. Edward 1993 Universitas Negeri Jakarta, dikutip dari Ali Norman. Dalam penelitiannya mencoba mengukur hubungan antara pengendalian kas
dengan likuiditas bank-bank umum di Jakarta. Penelitian ini cukup baik karena
meneliti hampir semua bank umum konvensional yang ada di Jakarta.
Sebagai variable control, Edward mengguakan tingkat pengendalian kas bank yang mempengaruhi likuiditas. Tingkat pengendalian kas memang sangat
berpengaruh terhadap likuiditas. Jika kas terlalu banyak akan mengakibatkan berkurangnya likuiditas tetapi jika kas dalam kondisi kurang maka bank akan
kesulitan memenuhi kebutuhan likuiditasnya dan akan berakibat pada ketidak percayaan masyarakat. Penelitian ini hanya terfokus pada bank konvensional yang
mempunyai karakteristik risiko likuiditas yang berbeda dengan bank syariah. Terdapat kelemahan penelitian yaitu hanya menggunakan 1 variabel independen,
serta tidak menggunakan data sekunder untuk menganalisis data, tetapi menggunakan kuesioner. Peneliti yang tidak mampu menjelaskan hasil penelitian
44
tentang keadaan likuiditas bank-bank yang diteliti karena menggunakan data primer non numerik.
2. Aspachs dari London School of Economics 2005 meneliti secara komprehensif tentang kebijakan likuiditas bank-bank konvensional di Inggris.
Penelitian ini secara spesifik meneliti bagaimana pengaruh kebijakan fasilitas LOLR dari Bank Sentral mempengaruhi likuiditas bank. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa semakin banyak bantuan potential support maka semakin sedikit cadangan likuiditas yang dipegang oleh bank-bank. Selain itu hasil
penelitian Aspachs yang penting adalah tentang pengaruh fasilitas LOLR dari bank sentral kepada bank-bank di Inggris. Fasilitas LOLR ini mempunyai sisi
positif terhadap keadaan likuiditas bank-bank di Inggris karena meningkatkan liquidity buffer, terutama pada saat krisis. Fasilitas LOLR ini selain memberikan
hasil positif juga mempunyai dampak negatif moral hazard penyimpangan moral yaitu bank-bank tersebut cenderung mempunyai likuiditas yang semakin
sedikit likuiditas yang berasal dari dana yang dihimpun bank tersebut. 3. Penelitian Ieyanto Yamin dan Haryanto Tanujaya dari Universitas
Indonesia pada tahun 1994 membahas tentang fungsi ALM pada Bank Danamon. Masalah utama pada bank yang diteliti yang merupakan bank konvensional adalah
masalah likuiditas dan masalah suku bunga pricing. Dalam jangka pendek, kedua hal ini akan berpengaruh terhadap net income. Dalam jangka panjang,
kedua hal ini akan berpengaruh terhadap market value. Pengukuran likuiditas dapat diukur dari berbagai faktor yaitu:
45
a. Cash flow approach, yaitu sumber dan penggunaan arus kas. Arus kas terutama dihitung untuk membandingkan net new loans yaitu selisih antara pembiayaan
baru dengan pembiayaan yang jatuh tempo dan net deposit yaitu selisih antara penarikan dan penyetoran dana deposan.
b. Large liability dependence, yaitu perbandingan antara dana jangka pendek yang berasal dari pasar uang dibandingkan dengan earning assets bank. Semakin
besar rasio ini, berarti bank semakin tidak likuid. c. Core deposit to assets, yaitu perbandingan dari dana deposan yang bersifat
stabil dibagi dengan total asset. Dana pihak ketiga yang stabil umumnya berasal dari pihak non bank. Semakin besar rasio ini, semakin baik likuiditas
bank. Penelitian ini merekomendasikan teknik perhitungan likuiditas bank dengan dua
cara, yaitu: 1 Metode sumber dan penggunaan dana : metode yang memisahkan antara
controllable dan uncontrollable asset. Metode menggunakan data bank untuk mengenali aset dan liabilities beserta tingkat suku bunga rendah atau tinggi
terhadap jenis komponen didalamnya. 2 Metode penstrukturan deposito adalah metode yang mengenali simpanan
berdasarkan jangka waktunya. 4. Penelitian Ali Norman dari Univrsitas Indonesia tahun 2005. Penelitian
khusus Bank Syariah Indonesia dimana penelitian likuiditas dilakukan dengan
46
studi kasus bank muamalat Indonesia dengan periode tahun 2001-2004. faktor independen yang diteliti berupa tingkat likuiditas yang diukur dengan rasio FDR.
Sedangakan faktor independen terdiri dari faktor internal berupa volalitas dana simpanan nasabah, aset siap konversi menjadi kas, akses terhadap pasar antar
bank termasuk fasilitar LOLR dari Bank Indonesia serta pembiayaan dan investasi yang dilakukan bank. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
secara tidak langsung adalah tingkat suku bunga SBI, kurs terhadap Dollar AS serta variabel inflasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua
variabel yang mempengaruhi likuiditas Bank Muamalat Indonesia, yaitu variabel dana simpanan nasabah dan variabel pembiayaan dan investasi yang dilakukan
bank. Sedangkan variabel-variabel lain yang tidak berpengaruh adalah aset siap konversi menjadi kas, akses pasar terhadap pasar antar bank termasuk LOLR dari
BI ditambah seluruh faktor eksternal. Penelitian merekomendasikan agar pihak BMI memberikan perhatian khusus terhadap faktor-faktor yang secara signifikan
mempengaruhi likuiditas BMI dan menyusun kebijakan yang baku tentang manejmen likuiditas selain memenuhi kepatuhan aturan primary reserve berupa
GWM. 5. Penelitian berikutnya untuk bank syariah di Indonesia, dilakukan oleh Riki
Antariksa 2006 dimana penelitian dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia pada periode 2000-2004. penelitian ini memiliki perumusan masalah pertama
yaitu mengukur dan menjelaskan bagaimana risiko likuiditas berpengaruh pada profitabilitas bank. Sedangkan perumusan masalah kedua adalah melihat pengaruh
tersebut terjadi dalam pengaruh musiman dalam ekonomi. Penelitian ini
47
menggunakan model regresi, dengan menggunakan variabel dummy dan melakukan pendekatan distribute-lag. Variabel independen yang berpengaruh
adalah rasio LTA liquid assets to total assets ratio, LAD liquid assets to deposits ratio, dan FDR financing to deposits ratio. Sedangkan variabel
dependen yang diukur adalah profitabilitas yang diwakili ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari risiko likuiditas
terhadap profitabilitas, baik positif maupun negatif yang tersebar dalam beberapa selang waktu. Misal profitabilitas paling tinggi dicapai pada bulan Desember yang
diduga bahwa pada bulan terakhir, banyak nasabah yang menyelesaikan kewajiban transaksinya dengan pihak bank.
6. Aji Erlangga M 2007 dari Universitas Indonesia. Penelitian khusus bank
syariah di Indonesia dimana penelitian likuiditas dilakukan dengan studi kasus Bank Syariah Mandiri dengan periode tahun 2004-2006. Variabel independen
yang digunakan adalah aset siap konversi menjadi kas, profit bank pada bulan bersangkutan, pembiayaan yang diberikan, dana pihak ketiga, akses pasar dan
sumber dana lain, kewajiban lancar. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa dana pihak ketiga secara signifikan mempengaruhi tingkat buffer likuiditas
bank. Secara statistik dengan koefisien regresi 0,089 menyatakan bahwa setiap penambahan DPK sebesar Rp.1 akan mengakibatkan penambahan money position
sebesar Rp.0,089. Berarti ada hubungan searah dan nilainya cukup signifikan dimana buffer likuiditas bank naik ketika DPK naik. Hasil lainnya adalah bahwa
keuntungan bank berupa profit yang diperoleh bank setiap bulannya tidak
48
signifikan mempengaruhi tingkat buffer likuiditas bank. Variabel ini secara statistik dieliminasi dalam seleksi variabel.
M. Kerangka Berfikir