hal ini tidak dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi siswa untuk belajar.
3. Pemahaman Konsep Kimia
a.  Hasil Belajar Belajar  adalah  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  individu
untuk  memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  sebagai hasil  pengalaman  individu  itu  sendiri  dalam  interaksi  dengan
lingkungan.
40
Sebagai  sebuah  proses,  belajar  mempunyai  hasil  dari proses yang disebut dengan hasil belajar.
Nana Sudjana  menyatakan  bahwa  yang dimaksud hasil  belajar yaitu  kemampuan  yang  dimiliki  oleh  siswa  setelah  menempuh
pengalaman belajar.
41
Perubahan  tingkah  laku  atau  kemampuan  siswa  setelah menempuh  pengalaman  belajar  yang  disebut  hasil  belajar  tersebut
meliputi  hal-hal  yang  bersifat  internal  yang  tidak  dapat  langsung diamati  seperti  pemahaman  dan  sikap,  serta  hal-hal  yang  bersifat
eksternal  yang  dapat  langsung  diamati  seperti  keterampilan  motorik dan berbicara dalam bahasa asing.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan  hal-hal  internal  dan  eksternal  siswa  setelah  menerima
pengalaman belajar. Hasil  yang  diperoleh  melalui  kegiatan  belajar  dapat  diamati
pada  akhir  kegiatan  belajar.  Hasil  belajar  dapat  dijadikan  sebagai indikator  untuk  mengetahui  sejauh  mana  keberhasilan  suatu  proses
pembelajaran.
42
Untuk  mengetahui  seberapa  jauh  hasil  belajar  yang  diperoleh maka  diperlukan  penilaian  hasil  belajar.  Melalui  penilaian  ini  dapat
40
Slameto, Belajar ..., h. 2.
41
Nana  Sudjana,  Penilaian  Hasil  Proses  Belajar  Mengajar,  Bandung:  Remaja Rosdakarya, 2008, h. 2.
42
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 16.
diketahui  apakah  komponen  bahan  pelajaran,  metode  mengajar  dan alat  bantu  pembelajaran  telah  dilaksanakan  sesuai  fungsinya  dengan
baik atau belum dan dapat diketahui pula apakah tujuan pembelajaran dapat  dicapai  atau  belum.  Informasi  mengenai  keberhasilan  atau
kegagalan  kegiatan  pembelajaran  sangat  penting  untuk  menetapkan keputusan lebih lanjut mengenai kegiatan belajar dan pembelajaran.
43
Dengan  hasil  penilaian  yang  diperoleh,  menurut  Daryanto, guru  akan  dapat  mengetahui  siswa-siswa  yang  mana  yang  sudah
maupun  yang  belum  berhasil  menguasai  bahan.  Guru  juga  dapat mengetahui  apakah  meteri  yang  diajarkan  sudah  tepat  bagi  siswa  dan
apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.
44
Benyamin  S.  Bloom  dan  D.  Krathwohl  1964  membagi  hasil belajar  terdiri  dari  tiga  ranah  atau  kawasan  yaitu;  ranah  kognitif
cognitive  domain,  ranah  afektif  affective  domain,  dan  ranah psikomotor psychomotor domain.
45
Ketiga  aspek-aspek  hasil  belajar  tersebut  dapat  dirinci  sebagai berikut yaitu:
1  Kawasan  kognitif  adalah  kawasan  yang  berkenaan  dengan  hasil belajar  intelektual  mulai  dari  tingkat  pengetahuan  sampai  ke
tingkat  yang  lebih  tinggi  yaitu  terdiri  dari  pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
2  Kawasan afektif adalah satu dominan yang berkenaan dengan sikap yaitu  terdiri  dari  penerimaan,  reaksi  atau  tanggapan,  penilaian,
organisasi, dan internalisasi. 3  Kawasan  psikomotor  berkenaan  dengan  hasil  belajar  berupa
keterampilan  dan  kemampuan  bertindak  yang  terdiri  dari  gerakan refleks,  keterampilan  gerakan  dasar,  kemampuan  perspektual,
43
Sudjana, Penilaian..., h. 2.
44
Daryanto, Evaluasi ..., h. 9-10.
45
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta; Bumi Aksara, 2006, Cet. ke-1, h. 35.
ketepatan,  gerakan  keterampilan  kompleks,  dan  gerakan  ekspresif dan interpretatif.
46
Untuk dapat mengungkapkan dan mengukur data tentang hasil belajar  yang  memenuhi  syarat,  maka  kunci  pokoknya  dengan
mengetahui  secara  garis  besar  jenis  dan  indikator  hasil  belajar  serta cara pendekatan pengungkapan dan instrumen pengukurannya.
b.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil  belajar  bergantung kepada  banyak  hal  atau faktor. Tidak
semua  faktor  mempunyai  pengaruh  yang  sama  besar,  ada  yang peranannya  sangat  penting,  ada  yang  kecil  saja  pengaruhnya.  Agar
belajar berhasil baik, faktor-faktor pendukung belajar perlu dikerahkan sebaik mungkin.
Pembelajaran  konstruktivis  dengan  pendekatan  STM  yang menekankan pada proses pembelajaran yang aktif akan membuat hasil
belajar siswa lebih baik. Dengan demikian, pembelajaran konstruktivis dengan  pendekatan  STM  merupakan  salah  satu  faktor  yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor  yang  berpengaruh  dalam  proses  belajar  banyak
jenisnya.  Menurut  Slameto,  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  belajar secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor eksternal yang ada di luar diri individu yang sedang belajar.
47
Sedangkan  menurut  Muhibbin  Syah,  secara  umum  faktor- faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga, yaitu faktor internal, faktor
eksternal, dan faktor pendekatan belajar approach to learning.
48
Faktor-faktor  internal  yang  mempengaruhi  hasil  belajar  antara lain yaitu:
46
Sudjana, Penilaian..., h. 22-23.
47
Slameto, Belajar..., h. 54.
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008,  h. 144.
1  Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah meliputi kondisi kesehatan kesehatan dan
cacat  tubuh.  Proses  belajar  seseorang  akan  terganggu  jika kesehatannya  terganggu.  Demikian  juga  siswa  yang  cacat  akan
mengalami gangguan dalam belajarnya.
49
2  Faktor psikologis Faktor  psikologis  meliputi  inteligensi,  perhatian,  minat,
bakat,  motif,  kematangan,  dan    kesiapan.  Pengaruh  faktor-faktor ini dalam belajar yaitu:
a  Seseorang  yang  mempunyai  tingkat  inteligensi  yang  tinggi akan  lebih  berhasil  daripada  yang  memiliki  tingkat  inteligensi
yang rendah dalam situasi belajar yang sama. b  Jika  pelajaran  tidak  menjadi  perhatian  siswa  maka  timbullah
kebosanan sehingga ia tidak lagi suka mempelajari hal tersebut. c  Jika pelajaran  yang dipelajari tidak sesuai dengan  minat siswa
maka  siswa  tidak    akan  belajar  dengan  sebaik-baiknya  karena tidak ada daya tarik bagi siswa.
d  Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakat siswa maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar
kemudian ia lebih giat dalam belajar. e  Motif  yang  kuat  sangat  diperlukan  dalam  belajar  karena  dapat
lebih  mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dengan berpikir  dan  memusatkan  perhatian,  merencanakan  dan
melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar. f  Seorang siswa akan lebih berhasil belajarnya jika ia sudah siap
matang. g  Jika  siswa  belajar  dengan  adanya  kesiapan  maka  hasil
belajarnya akan lebih baik.
50
49
Slameto, Belajar..., h. 54-55.
50
Slameto, Belajar..., h. 55-59.
3  Faktor kelelahan. Kondisi  jasmani  atau  rohani  yang  lelah  akan  menghambat
belajar seseorang. Kelelahan jasmani menimbulkan kecenderungan untuk  membaringkan  tubuh.  Sedangkan  kelelahan  rohani  psikis
mengakibatkan kepala pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
51
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari tiga faktor, yaitu:
1  Faktor keluarga Faktor  keluarga  yang  memberikan  pengaruh  kepada  siswa
yang belajar berupa: a  Cara orang tua mendidik
b  Hubungan antara anggota keluarga c  Suasana rumah tangga
d  Keadaan ekonomi keluarga e  Pengertian orang tua
f  Latar belakang kebudayaan.
52
2  Faktor sekolah Salah satu faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa
yaitu  metode  mengajar  dan  pendekatan  belajar  approach  to learning.  Faktor  pendekatan  belajar  yaitu  jenis  upaya  belajar
siswa  yang  meliputi  strategi  atau  metode  yang  digunakan  siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
53
Metode  mengajar  adalah  suatu  cara  yang  digunakan  dalam menyajikan bahan pelajaran oleh guru kepada siswanya agar siswa
tesebut menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Pendekatan  belajar  dan  metode  mengajar  mempengaruhi
belajar.  Siswa  akan  dapat  belajar  dengan  lebih  baik  jika
51
Slameto, Belajar..., h. 59-60.
52
Slameto, Belajar..., h. 60-64.
53
Syah, Psikologi ...,  h. 155.
pendekatan  belajar  dan  metode  mengajar  yang  digunakan  oleh guru tepat, efisien, dan efektif.
54
Pembelajaran  konstruktivis  dengan  pendekatan  STM merupakan  salah  satu  pendekatan  belajar  yang  tepat,  efisien,  dan
efektif  sehingga  hasil  belajar  siswa,  termasuk  di  dalamnya pemahaman konsep siswa, akan meningkat.
Faktor  sekolah  lainnya  yang  berpengaruh  terhadap  belajar siswa  yaitu  kurikulum,  hubungan  siswa  dengan  guru  dan  sesama
siswa,  disiplin  sekolah,  alat  pelajaran,  waktu  sekolah,  standar pelajaran  di  atas  ukuran,  keadaan  gedung,  metode  belajar  siswa,
dan tugas rumah.
55
3  Faktor masyarakat. Faktor masyarakat yang berpengaruh terhadap belajar siswa
yaitu  kegiatan  siswa  dalam  masyarakat,  media  massa,  teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
56
c.  Pemahaman Konsep Dalam taksonomi Bloom, pemahaman merupakan hasil belajar
yang  termasuk  dalam  ranah  kognitif.  Menurut  Dahar  dan  Liliasari, pemahaman
merupakan jenjang
kemampuan berpikir
untuk mengetahui  tentang  sesuatu  hal  serta  dapat  melihatnya  dari  berbagai
segi.
57
Dengan  demikian  dapat  dikatakan  bahwa  pemahaman  adalah keadaan siswa  yang  mengetahui apa-apa  yang disampaikan dan dapat
menggunakan materi atau gagasan yang diberikan. Indikator pencapaian hasil belajar berupa pemahaman menurut
Dahar  dan  Liliasari  di  antaranya  yaitu  siswa  mampu  membedakan,
54
Slameto, Belajar..., h. 64-69.
55
Slameto, Belajar..., h. 64-69.
56
Slameto, Belajar..., h. 70-72.
57
Ratna Wilis Dahar dan Liliasari, Interaksi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000, h. 48.
menjelaskan,  mendemonstrasikan,  memperkirakan,  menafsirkan, memberikan contoh, dan menghubung-hubungkan.
58
Menurut  Ngalim  Purwanto,  indikator  pencapaian  hasil  belajar berupa  pemahaman  di  antaranya  yaitu  siswa  mampu  mengubah,
mempersiapkan,  menyajikan,  mengatur,  menentukan,  dan  mengambil kesimpulan.
59
Abin  Samsuddin  Makmun  menyatakan  bahwa  indikator pencapaian  hasil  belajar  berupa  pemahaman  yaitu  siswa  mampu  serta
mampu  menyebutkan  atau  menunjukkan  kembali  apa-apa  yang  telah dipelajari.
60
Dengan  demikian,  indikator  pencapaian  hasil  belajar  berupa pemahaman  yaitu  siswa  mampu  menyebutkan  atau  menunjukkan
kembali  apa-apa  yang  telah  dipelajari,  mampu  membedakan, menjelaskan,  mendemonstrasikan,  memperkirakan,  menafsirkan,
memberikan contoh,
menghubung-hubungkan, mengubah,
mempersiapkan,  menyajikan,  mengatur,  menentukan,  dan  mengambil kesimpulan.
Menurut Makmun,
pemahaman dapat
diukur dengan
menggunakan  instrumen  penilaian  hasil  belajar  berupa  pertanyaan, persoalan, tugas, atau tes.
61
Sudjana  menyatakan,  dalam  tes  objektif,  aspek  pemahaman banyak  diungkapkan  melalui  tes  tipe  pilihan  ganda  dan  tipe  benar-
salah.
62
Dalam  teori  belajar  kognitif,  seseorang  hanya  dapat  dikatakan belajar  apabila  telah  memahami  keseluruhan  persoalan  secara
mendalam  insight.  Memahami  itu  berkaitan  dengan  proses  mental:
58
Dahar dan Liliasari, Interaksi..., h. 48.
59
M.  Ngalim  Purwanto,  Prinsip-prinsip  dan  Teknik  Evaluasi  Pengajaran,  Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, h. 44-45.
60
Abin  Samsuddin  Makmun,  Psikologi  Kependidikan:  Perangkat  Sistem  Perngajaran Modul, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. ke-7, h. 167.
61
Makmun, Psikologi..., h. 167.
62
Sudjana, Penilaian..., h. 25.
bagaimana  impresi  indera  dicatat  dan  disimpan  dalam  otak  dan bagaimana  impresi-impresi  itu  digunakan  dalam  memecahkan
masalah.
63
Belajar  dengan  memahami  adalah  belajar  yang  memberikan tekanan  pada  dikuasainya  materi  pelajaran  secara  menyeluruh
insightful karena memahami hubungan satu materi dengan yang lain. Belajar yang bersifat mekanistik dan tanpa pemahaman dipertanyakan
manfaatnya.  Pemecahan  masalah  tidak  dapat  dilakukan  dengan menggunakan informasi yang tidak bermakna.
Konsep-konsep  merupakan kategori-kategori yang kita berikan pada  stimulus-stimulus  yang  ada  di  lingkungan.  Konsep-konsep
menyediakan  skema-skema  yang  terorganisasi  untuk  mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan untuk menentukan hubungan di dalam dan
di antara kategori-kategori.
64
Konsep  menurut  Djiwandono  yaitu  satuan  arti  yang  mewakili sejumlah  objek  yang  mempunyai  ciri-ciri  yang  sama.  Konsep  dapat
dilambangkan  dalam  bentuk  kata  yang  mewakili  konsep  itu.  Konsep dibedakan  atas  konsep  konkret  yang  menunjuk  pada  objek-objek
dalam lingkungan fisik dan konsep yang didefinisakan yang  mewakili realitas hidup tetapi bukan merupakan lingkungan hidup fisik.
65
Menurut  Ausubel,  konsep-konsep  diperoleh  dengan  dua  cara yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep
terutama  merupakan  bentuk  perolehan  konsep-konsep  sebelum  anak masuk  sekolah.  Asimilasi  konsep  merupakan  cara  utama  untuk
memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah sekolah.
66
Belajar  konsep  merupakan  hasil  utama  pendidikan.  Konsep- konsep merupakan batu-batu pembangun berpikir. Konsep merupakan
dasar  bagi  proses-proses  mental  yang  lebih  tinggi  untuk  merumuskan
63
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 2001, h. 25.
64
Dahar, Teori..., h. 95.
65
Sri Esti Wuryani Djiwandono, PsikologiPendidikan, Jakarta: Gramedia, 2006, h. 219.
66
Dahar, Teori..., h. 98.
prinsip-prinsip  dan  generalisasi-generalisasi.  Untuk  memecahkan masalah,  seorang  siswa  harus  mengetahui  aturan-aturan  yang  relevan
yang didasarkan pada konsep yang diperolehnya.
67
Dalam  belajar,  siswa  mengkonstruksi  pengetahuan  dengan menghubungkan  informasi  yang  masuk  dengan  informasi  yang
diperoleh  dan  disimpan  sebelumnya  yang  ada  dalam  struktur kognitifnya.
68
Pengetahuan  tidak  dapat  dipindahkan  secara  utuh  dari pikiran  guru  ke  pikiran  siswa.  Pengetahuan  tidak  dapat  diteruskan
dalam  bentuk  jadi,  sehingga  siswa  harus  membangunmengkonstruksi sendiri  pengetahuannya.
69
Guru  tidak  menjadi  satu-satunya  sumber belajar  melainkan  menjadi  mediator  dan  fasilitator  siswa  dalam
mengkonstruksi pengetahuannya.
d.  Konsep Kimia pada Pokok Bahasan Minyak Bumi dan Petrokimia Ilmu  kimia  merupakan  salah  satu  bidang  ilmu  yang  tergolong
sains  atau  Ilmu  Pengetahuan  Alam  IPA.  IPA  adalah  ilmu  yang mempelajari mengenai gejala-gejala alam dan hukum-hukum alam.
Di antara bidang ilmu yang tergolong sains lainnya, ilmu kimia secara  khusus  mempelajari  tentang  komposisi  dan  struktur  suatu
materi,  sifat  materi,  perubahan  materi  serta  energi  yang  menyertai perubahan materi tersebut.
70
Menurut  Middlecamp  dan  Kean,  ciri-ciri  ilmu  kimia  adalah sebagai berikut:
1  Sebagian besar kimia bersifat abstrak. 2  Ilmu  kimia  yang  dipelajari  merupakan  penyederhanaan  dari  yang
sebenarnya.
67
Dahar, Teori..., h. 95-96.
68
Dahar, Teori..., h. 119.
69
Dahar, Teori..., h. 192.
70
Priscilla Retnowati, Seribu Pena Kimia SMA untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2004, h. 1.
3  Mata  pelajaran  kimia  sifatnya  berurutan  dan  berkembang  dengan cepat.
4  Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal. 5  Bahan  yang  harus  dipelajari  dalam  mata  pelajaran  kimia  sangat
banyak.
71
Dengan  ciri-ciri  tersebut,  pembelajaran  kimia  harus  mampu menyesuaikan antara teori dengan kenyataan yang ada terutama dalam
kehidupan  sehari-hari  sehingga  siswa  dapat  memahami  kimia  secara konkret  dan  terpadu.  Pembelajaran  konstruktivis  dengan  pendekatan
STM  berusaha  mengaitkan  informasi  baru  dengan  pengetahuan  yang ada dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari. Di  antara  pokok  bahasan  dalam  ilmu  kimia  pada  sekolah
tingkat  menengah  atas  yaitu  hidrokarbon  yang  juga  membahas mengenai minyak bumi dan petrokimia. Pembahasan minyak bumi dan
petrokimia mencakup: 1  Pembentukan minyak bumi
Minyak  bumi  terbentuk  dari  jasad  renik  yang  berasal  dari hewan  atau  tumbuhan  yang  telah  mati.  Karena  pengaruh  waktu
yang mencapai jutaan tahun, suhu dan tekanan, jasad renik berubah menjadi  bintik-bintik  dan  gelembung  minyak  atau  gas.  Dengan
adanya  kapilaritas,  minyak  bumi  bergerak  dan  terakumulasi  pada batuan  yang  kedap.  Bila  akumulasi  minyak  cukup  banyak  dan
menguntungkan secara
komersial maka
dapat dilakukan
pengeboran untuk mengambil minyak tersebut.
72
Sumber minyak bumi di Indonesia pada umumnya terdapat di daerah pantai atau lepas pantai, seperti: Pantai utara Jawa pantai
utara  Cirebon,  Cepu,  Kruka,  Jatibarang,  Kalimantan  Timur Barito,  Kutai,  Tarakan,  Sumatra  Utara  Arun,  Lhokseumawe,
71
Middlecamp dan Kean, Panduan Belajar Kimia Dasar, Jakarta: Gramedia, 1995, h. 5-8.
72
Retnowati, Seribu ..., h.98.
Aceh  Utara,  Sumatra  Tengah  Minas,  Lirik,  Bekosap,  Sumatra Selatan Jambi, Palembang.
2  Komponen utama penyusun minyak bumi Minyak  bumi  merupakan  campuran dari  berbagai senyawa
hidrokarbon, yang terdiri atas: a  Golongan alifatik, yaitu golongan alkana baik yang rantai lurus
maupun bercabang. Contohnya n-heptana dan isooktana 2,2,4- trimetil  pentana.  Alkana  rantai  lurus  merupakan  komponen
utama penyusun minyak bumi. b  Golongan  alisiklik,  yaitu  golongan  sikloalkana  alkana  rantai
tertutup. Contohnya metil siklopentana. c  Golongan aromatik, yaitu golongan benzena dan turunannya.
73
3  Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi Minyak  bumi  hasil  pengeboran  masih  berupa  minyak
mentah  crude  oil  belum  dapat  langsung  digunakan.  Minyak tersebut diolah terlebih dahulu dengan cara distilasi penyulingan
bertingkat.
74
Dengan  adanya  perbedaan  titik  didih,  minyak  bumi akan  terpisah  sesuai  dengan  tahapfraksi  dan  disebut  fraksionasi.
Hidrokarbon  dengan  rantai  C  pendek  akan  menguap  lebih  dulu karena titik didihnya lebih rendah.
Gambar 2. Diagram Distilasi Minyak Bumi
73
Teguh  Pangayuanta,  Ringkasan  Materi  dan  Latihan  Soal  Tuntas  Tuntunan  ke Universitas Kimia X, Jakarta: Graha Pustaka, 2008, h. 40-41.
74
Retnowati, Seribu ..., h. 98.
TANUR 70
C - 140 C
180 C - 250
C 250
C - 350 C
350 C
140 C - 180
C 20
C - 70 C
Petroleum eter C
5
– C
6
Bensin C
7
– C
8
Nafta C
9
– C
10
Kerosin C
11
– C
13
Solar C
14
– C
16
Residu C
17
dst Gas C
1
– C
4
Minyak  bumi  hasil  pengeboran  dipanaskan  pada  suhu  di atas  350°C  sehingga  terjadi  penguapan.  Minyak  bumi  yang
menguap  akan  mengembun  mencair  pada  pendinginan  sesuai dengan trayek titik didih masing-masing.
Tabel 1. Fraksi Minyak Bumi
Fraksi Minyak Bumi
Jumlah Atom C
Trayek Titik Didih °C
Kegunaan
Gas 1 – 4
20 bahan bakar LPG
Petroleum eter
5 – 6 20 – 70
pelarut, dry cleaning
Bensin 7 – 8
70 - 140 bahan bakar motor,
mobil Nafta
9 - 10 140 -180
bahan bakar Kerosin
11 - 13 180 - 250
bahan bakar kompor, lampu
Solar 14 - 16
250-350 bahan bakar mesin
diesel Pelumas
16 - 24 350
Pelumas Lilin
21 - 40 penerangan
Aspal 40
bahan bakar dan pengeras jalan raya
4  Bensin Bensin adalah campuran isomer-isomer heptana dan oktana
yang  disebut  petrol  atau  gasolin.  Bensin  merupakan  minyak  bumi yang paling banyak diproduksi dan digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan.
75
Fraksi  minyak  bumi  yang  rantainya  lebih  panjang dapat  diolah  menjadi  bensin  dengan  proses  cracking  pemutusan
hidrokarbon yang rantainya panjang, sehingga lebih komersial.
75
Retnowati, Seribu ..., h. 100.
Kualitas bensin diukur dari nilai oktannya bilangan oktan, yaitu angka yang menunjukkan persentase isooktana dalam bensin.
Dalam  penelitian  dibuat  bensin  standar  yaitu  campuran  n-heptana dan  isooktana.  Bensin  standar  yang  mengandung  100  isooktana
diberi  angka  nilai  oktan  100  dan  bensin  standar  yang mengandung 100 n heptana diberi nilai oktan 0. Jadi bensin yang
mempunyai angka oktan 80 berarti kualitas pembakarannya  setara dengan bensin standar yang mengandung 80 isooktana dan 20
n heptana.
76
5  Industri petrokimia Selain sebagai bahan bakar, fraksi-fraksi minyak bumi juga
digunakan  sebagai  bahan  baku  dalam  industri.  Industri  yang menggunakan  minyak  bumi  sebagai  bahan  baku  dinamakan
industri petrokimia. Sebelum diolah menjadi produk yag digunakan sehari-hari,  fraksi-fraksi  minyak  bumi  terlebih  dahulu  diolah
menjadi  intermediat  seperti  metanol,  fenol,  stirena,  vinil  klorida, dan  poliester.  Intermediat  inilah  yang  digunakan  sebagai  bahan
untuk menghasilkan berbagai produk.
77
6  Dampak negatif pembakaran bensin Semua bahan bakar seperti batu bara, bensin, dan gas alam
yang dibakar akan menghasilkan gas CO
2
. Pada dasarnya, gas CO
2
tidak  beracun,  tetapi  jika  terlampau  banyak  di  udara  akan  terjadi peningkatan  suhu  bumi.  Peristiwa  ini  disebut  efek  rumah  kaca
green house effect. Bensin  yang  terbakar  sempurna  akan  menghasilkan  gas
karbon dioksida dan uap air dengan reaksi sebagai berikut: C
8
H
18
+ O
2
 CO
2
+ H
2
O Pembakaran  yang  tidak  sempurna  akan  menghasilkan
jelaga  arang  atau  karbon  sehingga  asap  kendaraan  bermotor
76
Parning,  dkk.,  Kimia  1B  Sekolah  Menengah  Atas  Kelas  X  Semester  Kedua,  Jakarta: Yudhistira, 2006, h. 70.
77
Parning, dkk., Kimia ..., h. 72.
menjadi  hitam.  Partikel  padatan  karbon  dalam  udara  ini  akan mengganggu  pernapasan.  Selain  jelaga,  pembakaran  bensin  yang
tidak  sempurna  akan  menghasilkan  gas  karbon  monoksida  CO. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C
8
H
18
+ O
2
 C
s
+ CO
g
+ CO
2g
+ H
2
O
g
Gas  CO  sangat  berbahaya.  Jika  terhirup  maka  CO  akan berikatan  dengan  hemoglobin  darah  membentuk  HbCO  sehingga
O
2
yang terikat makin  sedikit sehingga kekurangan O
2
. Jika kadar CO  di  udara  750  ppm  dan  terhirup  selama  satu  jam  maka  bisa
menyebabkan kematian. Bensin  juga  mengandung  sedikit  senyawa  belerang.  Jika
dibakar  maka  belerang  atau  belerang  oksida  dilepaskan  ke  udara. Kalau  berlangsung  terus  menerus  dan  oksida  belerang  yang
dilepaskan ke udara dalam jumlah banyak, maka akan timbul hujan asam.
78
e.  Pemahaman  Konsep  Kimia  pada  Pokok  Bahasan  Minyak  Bumi  dan Petrokimia
Pada  Pokok  bahasan  minyak  bumi  dan  petrokimia,  ada beberapa  indikator  tercapainya  hasil  belajar  ranah  kognitif  aspek
pemahaman yaitu: 1  Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam
2  Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi 3  Menafsirkan  bagan  penyulingan  bertingkat  untuk  menjelaskan
dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi 4  Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya
5  Menjelaskan  penggunaan  residu  minyak  bumi  dalam  industri petrokimia
6  Menyimpulkan  dampak  pembakaran  bahan  bakar  terhadap lingkungan
78
Parning, dkk., Kimia ..., h. 71.
B. Hasil Penelitian yang Relevan