hal ini tidak dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi siswa untuk belajar.
3. Pemahaman Konsep Kimia
a. Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
40
Sebagai sebuah proses, belajar mempunyai hasil dari proses yang disebut dengan hasil belajar.
Nana Sudjana menyatakan bahwa yang dimaksud hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menempuh
pengalaman belajar.
41
Perubahan tingkah laku atau kemampuan siswa setelah menempuh pengalaman belajar yang disebut hasil belajar tersebut
meliputi hal-hal yang bersifat internal yang tidak dapat langsung diamati seperti pemahaman dan sikap, serta hal-hal yang bersifat
eksternal yang dapat langsung diamati seperti keterampilan motorik dan berbicara dalam bahasa asing.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan hal-hal internal dan eksternal siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan belajar dapat diamati
pada akhir kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu proses
pembelajaran.
42
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh maka diperlukan penilaian hasil belajar. Melalui penilaian ini dapat
40
Slameto, Belajar ..., h. 2.
41
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, h. 2.
42
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 16.
diketahui apakah komponen bahan pelajaran, metode mengajar dan alat bantu pembelajaran telah dilaksanakan sesuai fungsinya dengan
baik atau belum dan dapat diketahui pula apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai atau belum. Informasi mengenai keberhasilan atau
kegagalan kegiatan pembelajaran sangat penting untuk menetapkan keputusan lebih lanjut mengenai kegiatan belajar dan pembelajaran.
43
Dengan hasil penilaian yang diperoleh, menurut Daryanto, guru akan dapat mengetahui siswa-siswa yang mana yang sudah
maupun yang belum berhasil menguasai bahan. Guru juga dapat mengetahui apakah meteri yang diajarkan sudah tepat bagi siswa dan
apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.
44
Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl 1964 membagi hasil belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan yaitu; ranah kognitif
cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotor psychomotor domain.
45
Ketiga aspek-aspek hasil belajar tersebut dapat dirinci sebagai berikut yaitu:
1 Kawasan kognitif adalah kawasan yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual mulai dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang lebih tinggi yaitu terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
2 Kawasan afektif adalah satu dominan yang berkenaan dengan sikap yaitu terdiri dari penerimaan, reaksi atau tanggapan, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. 3 Kawasan psikomotor berkenaan dengan hasil belajar berupa
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perspektual,
43
Sudjana, Penilaian..., h. 2.
44
Daryanto, Evaluasi ..., h. 9-10.
45
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta; Bumi Aksara, 2006, Cet. ke-1, h. 35.
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
46
Untuk dapat mengungkapkan dan mengukur data tentang hasil belajar yang memenuhi syarat, maka kunci pokoknya dengan
mengetahui secara garis besar jenis dan indikator hasil belajar serta cara pendekatan pengungkapan dan instrumen pengukurannya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar bergantung kepada banyak hal atau faktor. Tidak
semua faktor mempunyai pengaruh yang sama besar, ada yang peranannya sangat penting, ada yang kecil saja pengaruhnya. Agar
belajar berhasil baik, faktor-faktor pendukung belajar perlu dikerahkan sebaik mungkin.
Pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan STM yang menekankan pada proses pembelajaran yang aktif akan membuat hasil
belajar siswa lebih baik. Dengan demikian, pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan STM merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses belajar banyak
jenisnya. Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor eksternal yang ada di luar diri individu yang sedang belajar.
47
Sedangkan menurut Muhibbin Syah, secara umum faktor- faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga, yaitu faktor internal, faktor
eksternal, dan faktor pendekatan belajar approach to learning.
48
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar antara lain yaitu:
46
Sudjana, Penilaian..., h. 22-23.
47
Slameto, Belajar..., h. 54.
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 144.
1 Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah meliputi kondisi kesehatan kesehatan dan
cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu. Demikian juga siswa yang cacat akan
mengalami gangguan dalam belajarnya.
49
2 Faktor psikologis Faktor psikologis meliputi inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Pengaruh faktor-faktor ini dalam belajar yaitu:
a Seseorang yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang memiliki tingkat inteligensi
yang rendah dalam situasi belajar yang sama. b Jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah
kebosanan sehingga ia tidak lagi suka mempelajari hal tersebut. c Jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa
maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik bagi siswa.
d Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakat siswa maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar
kemudian ia lebih giat dalam belajar. e Motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar karena dapat
lebih mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dengan berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar. f Seorang siswa akan lebih berhasil belajarnya jika ia sudah siap
matang. g Jika siswa belajar dengan adanya kesiapan maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
50
49
Slameto, Belajar..., h. 54-55.
50
Slameto, Belajar..., h. 55-59.
3 Faktor kelelahan. Kondisi jasmani atau rohani yang lelah akan menghambat
belajar seseorang. Kelelahan jasmani menimbulkan kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani psikis
mengakibatkan kepala pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
51
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari tiga faktor, yaitu:
1 Faktor keluarga Faktor keluarga yang memberikan pengaruh kepada siswa
yang belajar berupa: a Cara orang tua mendidik
b Hubungan antara anggota keluarga c Suasana rumah tangga
d Keadaan ekonomi keluarga e Pengertian orang tua
f Latar belakang kebudayaan.
52
2 Faktor sekolah Salah satu faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa
yaitu metode mengajar dan pendekatan belajar approach to learning. Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi atau metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
53
Metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran oleh guru kepada siswanya agar siswa
tesebut menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Pendekatan belajar dan metode mengajar mempengaruhi
belajar. Siswa akan dapat belajar dengan lebih baik jika
51
Slameto, Belajar..., h. 59-60.
52
Slameto, Belajar..., h. 60-64.
53
Syah, Psikologi ..., h. 155.
pendekatan belajar dan metode mengajar yang digunakan oleh guru tepat, efisien, dan efektif.
54
Pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan STM merupakan salah satu pendekatan belajar yang tepat, efisien, dan
efektif sehingga hasil belajar siswa, termasuk di dalamnya pemahaman konsep siswa, akan meningkat.
Faktor sekolah lainnya yang berpengaruh terhadap belajar siswa yaitu kurikulum, hubungan siswa dengan guru dan sesama
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar siswa,
dan tugas rumah.
55
3 Faktor masyarakat. Faktor masyarakat yang berpengaruh terhadap belajar siswa
yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
56
c. Pemahaman Konsep Dalam taksonomi Bloom, pemahaman merupakan hasil belajar
yang termasuk dalam ranah kognitif. Menurut Dahar dan Liliasari, pemahaman
merupakan jenjang
kemampuan berpikir
untuk mengetahui tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya dari berbagai
segi.
57
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemahaman adalah keadaan siswa yang mengetahui apa-apa yang disampaikan dan dapat
menggunakan materi atau gagasan yang diberikan. Indikator pencapaian hasil belajar berupa pemahaman menurut
Dahar dan Liliasari di antaranya yaitu siswa mampu membedakan,
54
Slameto, Belajar..., h. 64-69.
55
Slameto, Belajar..., h. 64-69.
56
Slameto, Belajar..., h. 70-72.
57
Ratna Wilis Dahar dan Liliasari, Interaksi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000, h. 48.
menjelaskan, mendemonstrasikan, memperkirakan, menafsirkan, memberikan contoh, dan menghubung-hubungkan.
58
Menurut Ngalim Purwanto, indikator pencapaian hasil belajar berupa pemahaman di antaranya yaitu siswa mampu mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menentukan, dan mengambil kesimpulan.
59
Abin Samsuddin Makmun menyatakan bahwa indikator pencapaian hasil belajar berupa pemahaman yaitu siswa mampu serta
mampu menyebutkan atau menunjukkan kembali apa-apa yang telah dipelajari.
60
Dengan demikian, indikator pencapaian hasil belajar berupa pemahaman yaitu siswa mampu menyebutkan atau menunjukkan
kembali apa-apa yang telah dipelajari, mampu membedakan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memperkirakan, menafsirkan,
memberikan contoh,
menghubung-hubungkan, mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menentukan, dan mengambil kesimpulan.
Menurut Makmun,
pemahaman dapat
diukur dengan
menggunakan instrumen penilaian hasil belajar berupa pertanyaan, persoalan, tugas, atau tes.
61
Sudjana menyatakan, dalam tes objektif, aspek pemahaman banyak diungkapkan melalui tes tipe pilihan ganda dan tipe benar-
salah.
62
Dalam teori belajar kognitif, seseorang hanya dapat dikatakan belajar apabila telah memahami keseluruhan persoalan secara
mendalam insight. Memahami itu berkaitan dengan proses mental:
58
Dahar dan Liliasari, Interaksi..., h. 48.
59
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, h. 44-45.
60
Abin Samsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Perngajaran Modul, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. ke-7, h. 167.
61
Makmun, Psikologi..., h. 167.
62
Sudjana, Penilaian..., h. 25.
bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan bagaimana impresi-impresi itu digunakan dalam memecahkan
masalah.
63
Belajar dengan memahami adalah belajar yang memberikan tekanan pada dikuasainya materi pelajaran secara menyeluruh
insightful karena memahami hubungan satu materi dengan yang lain. Belajar yang bersifat mekanistik dan tanpa pemahaman dipertanyakan
manfaatnya. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan informasi yang tidak bermakna.
Konsep-konsep merupakan kategori-kategori yang kita berikan pada stimulus-stimulus yang ada di lingkungan. Konsep-konsep
menyediakan skema-skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan untuk menentukan hubungan di dalam dan
di antara kategori-kategori.
64
Konsep menurut Djiwandono yaitu satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep dapat
dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu. Konsep dibedakan atas konsep konkret yang menunjuk pada objek-objek
dalam lingkungan fisik dan konsep yang didefinisakan yang mewakili realitas hidup tetapi bukan merupakan lingkungan hidup fisik.
65
Menurut Ausubel, konsep-konsep diperoleh dengan dua cara yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep
terutama merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak masuk sekolah. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk
memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah sekolah.
66
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep- konsep merupakan batu-batu pembangun berpikir. Konsep merupakan
dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan
63
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 2001, h. 25.
64
Dahar, Teori..., h. 95.
65
Sri Esti Wuryani Djiwandono, PsikologiPendidikan, Jakarta: Gramedia, 2006, h. 219.
66
Dahar, Teori..., h. 98.
prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan
yang didasarkan pada konsep yang diperolehnya.
67
Dalam belajar, siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang
diperoleh dan disimpan sebelumnya yang ada dalam struktur kognitifnya.
68
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Pengetahuan tidak dapat diteruskan
dalam bentuk jadi, sehingga siswa harus membangunmengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
69
Guru tidak menjadi satu-satunya sumber belajar melainkan menjadi mediator dan fasilitator siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya.
d. Konsep Kimia pada Pokok Bahasan Minyak Bumi dan Petrokimia Ilmu kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang tergolong
sains atau Ilmu Pengetahuan Alam IPA. IPA adalah ilmu yang mempelajari mengenai gejala-gejala alam dan hukum-hukum alam.
Di antara bidang ilmu yang tergolong sains lainnya, ilmu kimia secara khusus mempelajari tentang komposisi dan struktur suatu
materi, sifat materi, perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut.
70
Menurut Middlecamp dan Kean, ciri-ciri ilmu kimia adalah sebagai berikut:
1 Sebagian besar kimia bersifat abstrak. 2 Ilmu kimia yang dipelajari merupakan penyederhanaan dari yang
sebenarnya.
67
Dahar, Teori..., h. 95-96.
68
Dahar, Teori..., h. 119.
69
Dahar, Teori..., h. 192.
70
Priscilla Retnowati, Seribu Pena Kimia SMA untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2004, h. 1.
3 Mata pelajaran kimia sifatnya berurutan dan berkembang dengan cepat.
4 Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal. 5 Bahan yang harus dipelajari dalam mata pelajaran kimia sangat
banyak.
71
Dengan ciri-ciri tersebut, pembelajaran kimia harus mampu menyesuaikan antara teori dengan kenyataan yang ada terutama dalam
kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat memahami kimia secara konkret dan terpadu. Pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan
STM berusaha mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari. Di antara pokok bahasan dalam ilmu kimia pada sekolah
tingkat menengah atas yaitu hidrokarbon yang juga membahas mengenai minyak bumi dan petrokimia. Pembahasan minyak bumi dan
petrokimia mencakup: 1 Pembentukan minyak bumi
Minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Karena pengaruh waktu
yang mencapai jutaan tahun, suhu dan tekanan, jasad renik berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas. Dengan
adanya kapilaritas, minyak bumi bergerak dan terakumulasi pada batuan yang kedap. Bila akumulasi minyak cukup banyak dan
menguntungkan secara
komersial maka
dapat dilakukan
pengeboran untuk mengambil minyak tersebut.
72
Sumber minyak bumi di Indonesia pada umumnya terdapat di daerah pantai atau lepas pantai, seperti: Pantai utara Jawa pantai
utara Cirebon, Cepu, Kruka, Jatibarang, Kalimantan Timur Barito, Kutai, Tarakan, Sumatra Utara Arun, Lhokseumawe,
71
Middlecamp dan Kean, Panduan Belajar Kimia Dasar, Jakarta: Gramedia, 1995, h. 5-8.
72
Retnowati, Seribu ..., h.98.
Aceh Utara, Sumatra Tengah Minas, Lirik, Bekosap, Sumatra Selatan Jambi, Palembang.
2 Komponen utama penyusun minyak bumi Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa
hidrokarbon, yang terdiri atas: a Golongan alifatik, yaitu golongan alkana baik yang rantai lurus
maupun bercabang. Contohnya n-heptana dan isooktana 2,2,4- trimetil pentana. Alkana rantai lurus merupakan komponen
utama penyusun minyak bumi. b Golongan alisiklik, yaitu golongan sikloalkana alkana rantai
tertutup. Contohnya metil siklopentana. c Golongan aromatik, yaitu golongan benzena dan turunannya.
73
3 Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi Minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak
mentah crude oil belum dapat langsung digunakan. Minyak tersebut diolah terlebih dahulu dengan cara distilasi penyulingan
bertingkat.
74
Dengan adanya perbedaan titik didih, minyak bumi akan terpisah sesuai dengan tahapfraksi dan disebut fraksionasi.
Hidrokarbon dengan rantai C pendek akan menguap lebih dulu karena titik didihnya lebih rendah.
Gambar 2. Diagram Distilasi Minyak Bumi
73
Teguh Pangayuanta, Ringkasan Materi dan Latihan Soal Tuntas Tuntunan ke Universitas Kimia X, Jakarta: Graha Pustaka, 2008, h. 40-41.
74
Retnowati, Seribu ..., h. 98.
TANUR 70
C - 140 C
180 C - 250
C 250
C - 350 C
350 C
140 C - 180
C 20
C - 70 C
Petroleum eter C
5
– C
6
Bensin C
7
– C
8
Nafta C
9
– C
10
Kerosin C
11
– C
13
Solar C
14
– C
16
Residu C
17
dst Gas C
1
– C
4
Minyak bumi hasil pengeboran dipanaskan pada suhu di atas 350°C sehingga terjadi penguapan. Minyak bumi yang
menguap akan mengembun mencair pada pendinginan sesuai dengan trayek titik didih masing-masing.
Tabel 1. Fraksi Minyak Bumi
Fraksi Minyak Bumi
Jumlah Atom C
Trayek Titik Didih °C
Kegunaan
Gas 1 – 4
20 bahan bakar LPG
Petroleum eter
5 – 6 20 – 70
pelarut, dry cleaning
Bensin 7 – 8
70 - 140 bahan bakar motor,
mobil Nafta
9 - 10 140 -180
bahan bakar Kerosin
11 - 13 180 - 250
bahan bakar kompor, lampu
Solar 14 - 16
250-350 bahan bakar mesin
diesel Pelumas
16 - 24 350
Pelumas Lilin
21 - 40 penerangan
Aspal 40
bahan bakar dan pengeras jalan raya
4 Bensin Bensin adalah campuran isomer-isomer heptana dan oktana
yang disebut petrol atau gasolin. Bensin merupakan minyak bumi yang paling banyak diproduksi dan digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan.
75
Fraksi minyak bumi yang rantainya lebih panjang dapat diolah menjadi bensin dengan proses cracking pemutusan
hidrokarbon yang rantainya panjang, sehingga lebih komersial.
75
Retnowati, Seribu ..., h. 100.
Kualitas bensin diukur dari nilai oktannya bilangan oktan, yaitu angka yang menunjukkan persentase isooktana dalam bensin.
Dalam penelitian dibuat bensin standar yaitu campuran n-heptana dan isooktana. Bensin standar yang mengandung 100 isooktana
diberi angka nilai oktan 100 dan bensin standar yang mengandung 100 n heptana diberi nilai oktan 0. Jadi bensin yang
mempunyai angka oktan 80 berarti kualitas pembakarannya setara dengan bensin standar yang mengandung 80 isooktana dan 20
n heptana.
76
5 Industri petrokimia Selain sebagai bahan bakar, fraksi-fraksi minyak bumi juga
digunakan sebagai bahan baku dalam industri. Industri yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku dinamakan
industri petrokimia. Sebelum diolah menjadi produk yag digunakan sehari-hari, fraksi-fraksi minyak bumi terlebih dahulu diolah
menjadi intermediat seperti metanol, fenol, stirena, vinil klorida, dan poliester. Intermediat inilah yang digunakan sebagai bahan
untuk menghasilkan berbagai produk.
77
6 Dampak negatif pembakaran bensin Semua bahan bakar seperti batu bara, bensin, dan gas alam
yang dibakar akan menghasilkan gas CO
2
. Pada dasarnya, gas CO
2
tidak beracun, tetapi jika terlampau banyak di udara akan terjadi peningkatan suhu bumi. Peristiwa ini disebut efek rumah kaca
green house effect. Bensin yang terbakar sempurna akan menghasilkan gas
karbon dioksida dan uap air dengan reaksi sebagai berikut: C
8
H
18
+ O
2
CO
2
+ H
2
O Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan
jelaga arang atau karbon sehingga asap kendaraan bermotor
76
Parning, dkk., Kimia 1B Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester Kedua, Jakarta: Yudhistira, 2006, h. 70.
77
Parning, dkk., Kimia ..., h. 72.
menjadi hitam. Partikel padatan karbon dalam udara ini akan mengganggu pernapasan. Selain jelaga, pembakaran bensin yang
tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida CO. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C
8
H
18
+ O
2
C
s
+ CO
g
+ CO
2g
+ H
2
O
g
Gas CO sangat berbahaya. Jika terhirup maka CO akan berikatan dengan hemoglobin darah membentuk HbCO sehingga
O
2
yang terikat makin sedikit sehingga kekurangan O
2
. Jika kadar CO di udara 750 ppm dan terhirup selama satu jam maka bisa
menyebabkan kematian. Bensin juga mengandung sedikit senyawa belerang. Jika
dibakar maka belerang atau belerang oksida dilepaskan ke udara. Kalau berlangsung terus menerus dan oksida belerang yang
dilepaskan ke udara dalam jumlah banyak, maka akan timbul hujan asam.
78
e. Pemahaman Konsep Kimia pada Pokok Bahasan Minyak Bumi dan Petrokimia
Pada Pokok bahasan minyak bumi dan petrokimia, ada beberapa indikator tercapainya hasil belajar ranah kognitif aspek
pemahaman yaitu: 1 Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam
2 Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi 3 Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan
dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi 4 Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya
5 Menjelaskan penggunaan residu minyak bumi dalam industri petrokimia
6 Menyimpulkan dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan
78
Parning, dkk., Kimia ..., h. 71.
B. Hasil Penelitian yang Relevan