Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Sains Teknologi

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat STM di MA Al-Khairiyah Jakarta Selatan Dalam proses penelitian ini yaitu pelaksanaan perlakuan berupa pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan STM pada materi minyak bumi dan petrokimia yang dilakukan dalam empat pertemuan di MA Al-Khairiyah Jakarta Selatan, penulis menemukan beberapa kondisi-kondisi siswa dalam pembelajaran yang berbeda bila dibandingkan dengan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional, di antaranya yaitu: 1. Keaktifan siswa bertanya. Pada proses pembelajaran dengan pendekatan STM, siswa lebih aktif dalam bertanya dan kemudian menyimak jawaban yang diberikan oleh siswa lain maupun oleh guru. Keaktifan siswa ini dikarenakan siswa memiliki keingintahuan lebih jauh mengenai materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehinggga menimbulkan minat siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Keaktifan ini juga dimungkinkan karena guru tidak dominan, tidak memposisikan diri sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pembelajaran dan guru memberikan ruang kesempatan yang luas bagi siswa untuk bertanya jawab. Kondisi ini berbeda dengan kondisi siswa pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Siswa tidak antusias untuk bertanya karena keaktifan guru yang sangat dominan sehingga siswa seolah-olah merasa cukup dengan informasi-informasi yang diberikan oleh guru melalui ceramah, dari catatan yang diberikan oleh guru, dan dari buku paket pelajaran yang mereka miliki.. 2. Keaktifan siswa mencari informasi dari berbagai sumber. Tugas mencari informasi seputar materi yang akan dipelajari dilaksanakan oleh siswa dengan antusias. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kelompok yang tidak mencari informasi mengenai penyulingan bertingkat minyak bumi dan mengenai kualitas bensin serta dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan. Pada kelas dengan perlakuan berupa pembelajaran dengan pendekatan konvensional, siswa tidak dilatih untuk mencari informasi dari berbagai sumber. Siswa merasa cukup dengan yang diperolehnya dari guru dan buku dalam ruang kelas selama jam pelajaran berlangsung. 3. Perhatian, semangat, motivasi siswa Siswa pada kelas eksperimen semangat dalam pembelajaran, memiliki perhatian terhadap pelajaran, dan motivasi untuk belajar. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa antusias menjalani proses pembelajaran, dan sedikitnya siswa yang mengantuk, melamun, atau menguap dalam pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan oleh Elif Bakar dkk bahwa siswa yang mengalami pembelajaran dengan pendekatan STM mamiliki sikap yang lebih positif dibandingkan siswa dengan pendekatan tradisional. 1 Sedangkan siswa pada kelas kontrol, lebih banyak yang terlihat bosan dengan ceramah dan catatan dari guru, bahkan tidak sedikit yang mengantuk, melamun, atau menguap dalam pembelajaran. Ketiga kondisi tersebut senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, yaitu siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran kimia dengan pendekatan STM karena siswa merasa lebih mudah memahami pelajaran, merasa pelajaran yang disampaikan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, tertarik dan merasakan keterampilan proses dalam dirinya berkembang, merasa tumbuh ide dan 1 Elif Bakar, et.al., “Preservice Science Teachers Beliefs About Science –Technology And Their Implication In Society”, dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, Vol. 2, No. 3, Desember 2006, h. 18. pertanyaan untuk memecahkan masalah, dan merasa terlibat aktif dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas. 2

B. Pemahaman Konsep Kimia Siswa