Buku Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang ini memang pantas mendapatkan apresiasi yang sangat baik dan luar biasa dari masyarakat Indonesia.
Buku tersebut pun akan diterbitkan dan didistribusikan oleh Humaira Book Store Enterprise, Taman Putra Kajang, Selangor Malaysia, dengan menggunakan
Bahasa Melayu. Malaysia menjadi distributor dan publisher pertama di luar negeri yang akan menerbitkan dan mendistribusikan buku ini. Iding berharap buku
tersebut dapat diterima di Singapura dan di negara lainnya.
51
C. Sinopsis Buku Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang
Afrika Timur tepatnya di Arusha, Tanzania merupakan kota yang menjadi saksi suatu peristiwa menakjubkan. Di kota tersebut telah lahir bayi laki-laki dari
pasangan Domisia Kimaro dan Francis Fundinkira. Mereka adalah pasangan yang berasal dari keluarga Katolik. Mereka pun tergolong keluarga yang rajin
beribadah. Kelahiran putra pertamanya telah memberikan mereka anugerah dan kemuliaan dalam hidup. Anak merekalah yang kelak mengantar mereka mengenal
Islam, membukakan hati mereka akan kebenaran agama Islam, dan berkat anak ini akhirnya mereka berdua mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Syarifuddin Khalifah, itulah nama anak Domisia dan Francis. Syarifuddin mempunyai kelebihan yang sangat menakjubkan. Ia dapat menghafal al-
Qur’an dan sholat lima waktu dengan baik, tanpa belajar dan tanpa diajari saat berumur
1,5 tahun. Sedangkan saat berumur 5 tahun, Syarifuddin dapat berbicara dengan lima bahasa asing dan telah mengislamkan ribuan orang termasuk mengislamkan
kedua orang tuanya. Kemampuan yang dimilikinya memang tidak dapat diterima
51
Wawancara Pribadi
oleh akal manusia begitu saja, tetapi ingatlah Allah Maha Kuasa, apa pun yang dikehendaki-Nya akan terjadi.
Selang beberapa hari dari kelahiran Syarifuddin, kedua orang tuanya menginginkan anaknya dibaptis karena mereka memahami bahwa itu salah satu
perkara penting yang harus secepatnya dilakukan sesudah anak mereka lahir. Orang-orang Kristiani meyakini bahwa pembaptisan merupakan proses
melahirkan kembali anak-anak karena mereka terlahir dengan dinodai oleh dosa- dosa asal supaya dibebaskan dari kekuasaan kegelapan dan dimasukkan ke dalam
kerajaan kebebasan anak-anak Allah. Sesudah langkah kaki Domisia dan Francis terayun jauh meninggalkan
rumah dan hanya berjarak selangkah lagi, mereka seakan mendengar suara yang mengagetkan telinganya. Ternyata itu adalah suara bayi kecil mereka. Domisia
dan Francis sama sekali tidak percaya dengan kemampuan anaknya yang mengatakan, Ibu tolong jangan baptis saya, saya adalah orang beriman kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Mereka pun gemetar dan saling memandang dalam kebingungan. Akhirnya, mereka kembali ke rumah dan tidak
jadi membaptis anak mereka. Hal yang aneh lagi dirasakan oleh Domisia dan Francis. Ketika bayi-bayi
seumuran Syarifuddin sedang senang-senangnya menyususi, bayi kecilnya malah melarang Domisia untuk menyusuinya. Umur dua bulan Syarifuddin menolak ASI
yang diberikan oleh ibunya. Ia hanya menyusu dari susu formula. Hanya Allah yang lebih mengetahui makna hal tersebut.
Tidak semua kejadian harus dimaknai dengan rasionalitas manusia. Akal manusia tidak sebanding dengan kekuasaan Allah. Manusia hanya dapat
mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi. Saat Syarifuddin berumur empat bulan, ia mengucapkan kalimat yang berasal dari al-
Qur’an. Kalimat itu terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 54, yaitu:
Mulut mungilnya melafalkan ayat al- Qur’an yang bermaksud mengajak
orang yang mendengarnya, khususnya orang tua Syarifuddin untuk bertaubat kepada Allah. Awalnya, Domisia dan Francis merasa bingung akan kondisi
Syarifuddin. Tetangga bahkan pastur pun mengira ia kerasukan setan dan tidak ada yang dapat mengerti apa yang diucapkan Syarifuddin.
Apa yang dialami oleh anak Domisia dan Francis rupanya menjadi bahan pembicaraan di area sekitar rumah mereka. Sampai-sampai berita tersebut
terdengar oleh Abou Ayub yang merupakan seorang muslim yang tinggal di wilayah tersebut. Ayub pun penasaran dan mencoba ingin membantu keluarga
Syarifuddin. Setelah Ayub mendengar sendiri apa yang dikatakan Syarifuddin, ia pun terdiam seribu bahasa, bacaan Syarifuddin begitu fasih dan tartil, Ayub pun
menjatuhkan dirinya untuk bersujud mensyukuri keagungan Allah SWT. Beberapa saat lamanya, Ayub mengatakan kepada Domisia dan Francis
bahwa sebenarnya Syarifuddin tidak kerasukan setan, ia hanya mengajak kalian untuk bertaubat. Mereka pun kaget dan bingung apa yang harus mereka lakukan.
Setelah keduanya memikirkan matang-matang, mereka pun mendapat hidayah dari Allah. Domisia dan Francis mendatangi Ayub dan mengatakan bahwa mereka