Pengertian Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi

komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. 32 Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan fakor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. a. Mengenali Sasaran Komunikasi Sebelum melancarkan komunikasi, sebagai komunikator haruslah mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komunikasinya. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu. Apa pun tujuannya, metodenya, dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1 Faktor Kerangka Referensi Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi frame of reference-nya. Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, cita-cita, dan sebagainya. 2 Faktor Situasi dan Kondisi Situasi di sini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya 32 Ibid, hlm. 239. komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan. Kondisi di sini ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi tidak akan efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar. Dalam menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang-kadang bisa menangguhkan komunikasi sampai datangnya suasana yang menyenangkan. b. Pemilihan Media Komunikasi Media komunikasi jumlahnya banyak, mulai dari media tradisional sampai yang modern. Untuk mencapai sasaran komunikasi, dapatlah memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Apa pun tekniknya, pertama-tama komunikasi harus mengerti pesan komunikasi itu. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna gesture, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak isi pesan komunikasi yang disampaikan kepada komunikan dengan menggunakan gabungan lambang, seperti pesan komunikasi melalui surat kabar, film, atau televisi. d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi Ada faktor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber source attractiveness dan kredibilitas sumber source credibility. 1 Daya Tarik Sumber Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan lain perkataan, komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator. 2 Kredibilitas Sumber Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Dengan kata lain, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit, kecewa, dan sebagainya. 33

5. Tujuan Sentral Strategi Komunikasi

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam Techniques for Effective Communication, seperti yang dikutip Onong Uchjana Effendy mengemukakan, tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu: a. To secure understanding: memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Tujuan sentral ini sangat terkait dengan pengertian komunikasi, di mana keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan. b. To establish acceptance: Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu harus dibina. Komunikator harus membina apa yang telah diterima dan dimengerti oleh komunikan. Di saat komunikan dan komunikator telah sepaham dan sepakat mengenai tanda bahsa yang digunakan, komunikator harus membangun saling pengertian di antara keduanya. c. To motivate action: Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan. 34 Komunikasi yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang menghasilkan kegiatan untuk memberikan motivasi kepada komunikannya. 33 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 35-39. 34 Ibid, hlm 32. Setelah komunikan mengerti apa yang disampaikan oleh komunikator, komunikator pun harus menjaga hubungan baiknya dengan komunikan, komunikator harus membina apa yang telah diterima oleh komunikan, dan akhirnya kegiatan itu pun menjadi kegiatan yang memotivasikan, sebagaimana komunikator berkomunikasi dengan komunikan dan bertujuan agar komunikan mengikuti apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam buku Rosady Ruslan, tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas empat tujuan utama, yang keempat adalah The goals which the communicator sought to achieve: bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut. 35 Tujuan ini lebih kepada langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh komunikator. Setelah kegiatan komunikasi menjadi kegiatan yang memotivasikan, komunikator pun mencari cara agar tujuan dari motivasi tersebut dapat tercapai.

B. Strategi Signing, Framing, Priming, dan Faktor Internal-Eksternal

1. Pengertian Strategi Signing

Ibnu Hamad dalam bukunya Komunikasi Sebagai Wacana menjelaskan Strategi Signing adalah strategi penggunaan tanda-tanda bahasa, baik bahasa verbal dalam bentuk kata-kata maupun nonverbal dalam bentuk gambar, grafik, gerakan, dan sebagainya. Dalam pembuatan wacana, sistem tanda merupakan alat utama dalam proses konstruksi realitas. Proses konstruksi realitas dimulai ketika seorang konstruktor melakukan objektifikasi terhadap 35 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005, hlm. 37. suatu kenyataan yakni melakukan persepsi terhadap suatu obyek. Selanjutnya, hasil dari pemaknaan melalui proses persepsi itu diinternalisasikan kedalam diri seorang konstruktur. Dalam tahap inilah dilakukan konseptualisasi terhadap suatu obyek yang dipersepsi. Langkah terakhir adalah melakukan internalisasi atas hasil dari proses permenungan secara internal melalui pernyataan-pernyataan. Alat membuat pernyataan tersebut tiada lain adalah kata-kata atau bahasa. Tampak dalam proses ini bahasa menempati peranan yang sangat sentral. Begitu pentingnya bahasa, maka tidak ada berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Secara disadari atau tidak orang-orang menggunakan cara kerja tanda sign secara semiotis. Dilihat dari semiotika ilmu yang mempelajari sistem tanda dan makna, setiap tanda itu mempunyai cara kerja selain memiliki makna masing-masing. 36 Dalam semiotika, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat dapat diteramati, mengacu pada hal yang dirujuknya, dan dapat diinterpretasikan, itu semua adalah tanda. Fungsi tanda pertama-tama adalah alat untuk membangkitkan makna. Itu karena tanda selalu dapat dipersepsi oleh perasaan dan pikiran. Dengan menggunakan akal sehatnya, seseorang biasanya menghubungkan sebuah tanda pada rujukannya reference untuk menemukan makna tanda itu. Tidak berlebihan jika disimpulkan bahwa penggunaan tanda itu tiada lain karena seseorang memiliki tujuan. Orang tersebut ingin menyampaikan dan atau mencapai sesuatu dalam menggunakan tanda. 37 36 Ibnu Hamad, Komunikasi Sebagai Wacana, Jakarta: La Tofi Enterprise, 2010, Cet. Ke-1, hlm. 53. 37 Ibid, hlm. 58-60.