B. Partai Nasional Indonesia memperhatikan filsafat historis materialisme, tetapi Partai
Nasional Indonesia berpendirian, bahwa bukan hanya anasir-anasir ekonomi saja yang berpengaruh kepada perjalanan sejarah, melainkan juga cita-cita. jadi, baik
keadaan jasmani maupun rohani, berpengaruh pada masyarakat dan antaranya ada sifat pengaruh memengaruhi.
C. Partai Nasional Indonesia menolak diktator dalam bentuk bagaimana juga.
5. Dalam menjalankan paham demokrasi, Partai Nasional Indonesia menuju ke arah
demokrasi yang meliputi seluruh pergaulan hidup total dan mewujudkan diri sebagai “Partai Rakyat” yang berhaluan revolusioner. oleh karena itu Partai Nasional Indonesia
dalam perjuangannya menempuh jalan yang radikal artinya: Dalam menghendaki suatu perubahan, Partai Nasional Indonesia tidak bersifat tanggung-tanggung, melainkan
mengusahakan tercapainya suatu perubahan itu sampai ke akar-akarnya.
6. Partai Nasional Indonesia menentang kapitalisme, karena kapitalisme itu menimbulkan
sifat memeras dan menindas orang golongan yang satu atas yang lain, dan kapitalisme itu ternyata telah menimbulkan imperialisme yan mengakibatkan penjajahan, seperti yang
telah kita alami di Indonesia, tiga setengah abad lamanya. Karena menentang kapitalisme, Partai Nasional Indonesia menolak paham liberalisme yang menjadi dasar dan sumber
kapitalisme itu.
7. Untuk memenuhi hak demokrasi politik, maka Partai Nasional Indonesia menjalankan
Badan Perwakilan Rakyat, akan tetapi, karena perjuangan dalam Badan Perwakilan Rakyat tergantung kepada kekuatan dan pengaruh partai di luar badan-badan itu, maka
Partai Nasional Indonesia meletakkan pusat perjuangannya di kalangan dan bersama- sama rakyat marhaen. Karena itu, maka Partai Nasional Indonesia dalam perjuangannya
menyatukan diri dengan nasib rakyat marhaen, ialah rakyat yang terbanyak dan yang paling buruk nasibnya.
56
II.3.2. Partai Kedaulatan Rakyat
Partai Kedaulatan Rakyat pada mulanya lebih merupakan organisasi kedaerahan. Partai tersebut lahir di daerah Sulawesi setelah satu-satunya partai
politik yan ada di daerah tersebut, yakni PNI, dibubarkan sebagai akibat kebengisan Westerling, maka diciptakanlah wadah baru pada 24 November 1946
dengan nama Kedaulatan Rakyat. Tujuan semula dari partai tersebut yaitu: menuntut penjelmaan Sulawesi khususnya dan daerah-daerah lain pada umumnya
sebagai daerah yang tidak terpisah dari Negara Republik Indonesia berdasarkan Kedaulatan Rakyat. Kemudian pada tahun 1948 tujuan tersebut berubah, dan
akhirnya disempurnakan. Hasil yang telah disempurnakan tersebut kemudian pada Kongres ke-3 tahun 1950, diubah lagi. Pengaruh Marxisme dari partai tersebut
dapat dilihat dari keterangan asasnya:
56
A.M.W. Pranarka, Sejarah Pemikiran Pancasila, Jakarta: CSIS, 1985, hal. 103-105.
Universitas Sumatera Utara
1. Kedaulatan rakyat marhaen menjadi dasar dari:
A. Perjuangan kebangsaan menghendaki paham gotong-royong, yaitu paham asasi dari
kaum marhaen yang terdapat di Indonesia. Dalam segala hal harus ada mufakat dan persamaan hak di lapangan politik, ekonomi, dan sosial, berarti harus ada demokrasi
politik, demokrasi ekonomi, dan demokrasi sosial. Demokrasi politik mengakui hak yang sama bagi tiap-tiap warga negara untuk ikut menentukan haluan dan susunan
negara. Demokrasi ekonomi mengakui hak-hak tiap orang untuk hidup sama makmur dengan yang lain dan tidak menghendaki pemerasan satu terhadap yang lain.
Demokrasi sosial mengakui hak tiap-tiap morang untuk mendapatkan penghargaan yang sama dalam segala lapangan.
B. Perjuangan sedunia Marhaenisme menuju kepada terleburnya penjajahan dan
penindasan dalam segala lapangan anti imperialisme. paham Marhaenisme dalam hubungan internasional mengadakan perjuangan radikal menentang kapitalisme di
dunia, sehingga tersusunlah suatu masyarakat bangsa-bangsa sedunia yang bebas dari penjajahan dan penindasan dalam segala lapangan.
2. Untuk mencapai maksudnya, maka kedaulatan rakyat marhaen menuntut suatu
pemerintahan kerakyatan sebagai satu-satunya bentuk pemerintahan. Karena apabila hanya rakyat marhaen, ialah rakyat yang terbanyak dan yang berdaulat, barulah kita
mencapai suatu negara yang adil dan makmur.
3. Kedaulatan rakyat marhaen menghendaki susunan masyarakat gotong-royong
masyarakat kolektivis yang berdasarkan keadilan sosial dan bersendikan perikemanusiaan. Masyarakat gotong-royong yan dikehendaki Marhaenisme adalah
masyarakat sosialis yang sesuai dengan jiwa rakyat marhaen di Indonesia dan tidak bertentangan dengan sifat ketimuran kita.
a.
Tidak menghendaki hak milik pribadi privaat eigendom atas alat-alat produksi yang vital.
b. Tidak menghendaki adanya kaum modal yang memeras kaum marhaen.
c.
Alat-alat produksi yang vital itu dijadikan hak milik negara supaya terjamin penghidupan sosial rakyat marhaen
.
57
II.3.3. Partai Indonesia