2.3.2 Proses Adopsi dalam Penyuluhan
Berbicara tentang penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita
suluhkan dengan baik dan benar atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru tersebut dalam kehidupannya.
Menurut penelitian Rogers 1974, indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan adalah sebagai berikut :
1. Tahap sadar awarness, pada tahap ini seseorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari berkomunikasi dengan pihak lain.
2. Tahap minat interest, pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal baru yang sudah diketahuinya dengan jalan mencari
keterangan atau informasi yang lebih terperinci. 3. Tahap menilai evaluation, pada tahap ini seseorang mulai menilai atau
menimbang-nimbang serta menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan serta resiko yang akan ditanggung, baik dari segi sosial
maupun ekonomis. 4. Tahap mencoba trial, pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau mencoba
dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah dapat dilanjutkan.
5. Tahap penerapan adoption, pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Metode dan Media Penyuluhan 2.3.3.1. Metode Penyuluhan
Menurut Van deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie 2005, pilihan seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik penyuluhan sangat
tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode
penyuluhan ada tiga : 1.
Metode berdasarkan pendekatan perorangan Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus
dari penyuluh. Sementara itu adapun kelemahan metode ini adalah dari segi sasaran yang
ingin dicapai, kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu, selain itu ada juga
membutuhkan banyak tenaga penyuluh dan membutuhkan waktu yang lama. 2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk
melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari transfer
informasi juga terjadi tukar pendapat dan pengalaman antara sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Serta memungkinkan adanya umpan balik dan
Universitas Sumatera Utara
interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma anggotanya.
Kelemahan metode ini adalah adanya kesulitan dalam mengkoordinir sasaran karena faktor geografis dan aktivitas sasaran. Salah satu cara yang efektif dalam
metode pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah, metode ini cocok digunakan untuk masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi maupun
rendah. 3. Metode berdasarkan pendekatan massal.
Sesuai dengan namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun
terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa penelitian mengatakan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses
perubahan, tapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Yang termasuk dalam metode ini antara lain : rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film,
surat kabar dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih metode pendekatan kelompok
dengan metode ceramah untuk melakukan penyuluhan gizi, dengan tujuan terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran
penyuluhan dalam memberikan umpan balik terhadap penyuluh serta adanya saling tukar informasi dan pengalaman sesama peserta penyuluhan.
2.3.3.2. Media Penyuluhan
Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan–pesan kesehatan sangat bervariasi, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Leaflet Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran yang
dilipat. Keuntungan menggunakan leaflet antara lain : sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran
dapat melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok sasaran, sehingga bisa didiskusikan,
dapat membeerikan informasi yang detail yang mana tidak dapat diberikan secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak, dan diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan
kelompok sasaran. Sementra itu, ada beberapa kelemahan dari leaflet yaitu : tidak cocok untuk
sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang, leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses
penggandaan yang baik. 2. Flif chart lembar balik
Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk buku di mana tiap lembar berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat
sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar. Keunggulan menggunakan media ini antara lain : mudah dibawa, dapat dilipat
ataupun digulung, murah dan efisien, dan tidak perlu peralatan yang rumit. Kelemahan dari media ini adalah : terlalu kecil untuk sasaran yang berjumlah relatif
besar, serta mudah robek dan tercabik.
Universitas Sumatera Utara
3. Film dan Video Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah : dapat memberikan realita
yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran yang jumlahnya relatif
penting dapat diulang kembali, mudah digunakan dan tidak memerlukan ruangan yang gelap.
Sementara itu kelemahan media ini antara lain : memerlukan sambungan lisrik, peralatannya beresiko untuk rusak, perlu adanya kesesuaian antara kaset
dengan alat pemutar, membutuhkan ahli yang profesional agar gambar mempunyai makna dalam sisi artistik maupun materi, serta membutuhkan banyak biaya.
4. Slide Keunggulan media ini antara lain : dapat memberikan berbagai realita
walaupun terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar, dan pembuatannya relatif murah, serta peralatannya cukup ringkas dan mudah digunakan.
Sedangkan keterbatasan menggunakan media antara lain : memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko mudah rusak, dan memerlukan ruangan yang sedikit
gelap. 5. Transparansi OHP
Keunggulan menggunakan OHP sebagai media penyuluhan adalah : dapat dipakai untuk mencatat point-point penting saat diskusi sedang berjalan, murah dan
efisien karena alatnya mudah dapat didapat dan dibuat serta tidak memerlukan ruangan yang gelap, dapat digunakan untuk sasaran yang relatif kecil maupun besar,
peralatannya mudah digunakan dan dipelihara.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu kelemahan media ini adalah : memerlukan aliran listrik, sukar memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapat menghalangi
pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat duduk komunikan yang tidak baik.
6. Papan Tulis Keunggulan menggunakan papan tulis yaitu : murah dan efisien, baik untuk
menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali, tidak perlu ruang gelap. Kelemahannya adalah terlalu kecil untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar,
tidak efektif karena penyuluh harus membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila tidak dibersihkan dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih leaflet dan slide sebagai media dalam penyuluhan karena keunggulannya serta sedikitnya faktor keterbatasan yang
dimiliki.
2.3.4. Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku