Hasil penelitian yang releven

sekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-unsur yang terdapat pada dalam tiga bidang itu. I. Tipe hasil belajar bidang kognitif a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan knowledge Yaitu tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanyakonsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain: menyebutkan, mendefinisikan, menunjukan dan lain-lain b. Tipe hasil belajar pemahaman komprehensif. Yaitu tingkat kemampuan yang mengharapkan testee responden mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya, testee tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari faktamasalah yang ditanyakan. Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur tipe ini antara lain : membedakan, menjelaskan, memberi contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain. c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi. Yaitu kemampuan yang mengharapkan respoden mampu untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain : menggunakan, menerapkan, menghubungkan dan lain-lain. d. Tipe hasil belajar analisis. Yang tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen atau unsur pembentuknya. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur penguasaan jenjang analisis ini antara lain : membedakan, mengklasifikasikan, membandingkan, mengategorikan dan lain-lain. e. Tipe hasil belajar sintesis Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian- bagian kedalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jadi kemampuan sintetis yaitu : kemampuan yang menuntut responden untuk dapat menemukan hubungan kausal atau urusan tertentu, atau menemukan abstraksinga _____________________________________________ 24 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan tek nik evaluasi pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, Cet. Ke-12, h.44-47 25 Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar baru algesindo, 1998 h.55 yang berupa integritas. Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain : menghubungkan, menggambungkan, menyimpulkan, mengklasifikasikan dan lain-lain. f. Tipe hasil belajar evaluasi Yaitu kemampuan yang menuntut responden untuk dapat membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu kritaria tertentu. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini antara lain : membandingkan, menafsirkan, menilai, memutuskan dan lain-lain. 24 II. Tipe Hasil belajar bidang efektif Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motifasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain: a. Receiving Attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa. b. Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan dari luar. c. Valuing penilaian yaitu segala yang berkenaan dengan nilai atau kepercayaan terhadap suatu gejala. d. Organisasi yaitu pngembangan nilai dalam suatu perkumpulan e. Karakteristik nilai yaitu keterpaduan dari sistem nilai yang dimiliki seseorang. 25 III. Tipe hasil belajar psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk keterampilan skill kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi antara lain: a. Persepsi perseption Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktifitas gerak. Contoh pada level ini seperti:  Siswa dapat membedakan beberapa warna  Siswa dapat membedakan dengan sentuhan tangan beberapa tipe kain yang berbeda dan lain-lain. b. Kesiapan set Level ini menunjukan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi. Contoh:  Siswa dapat menyusun langkah-langkah untk membuat sebuah prakarya  Siswa dapat siap memosisikan dirinya dalam menerima servis bola tenis  Siswa menyatakan minat kesiapan untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal tertentu c. Gerak terbimbing Guided Respone Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang komplek, hal ini meliputi peniruan mengulang suatu gerakan yang didemonstrasikan oleh instruktur serta trial dan eror. Contoh:  Siswa dapatmengikuti langkah instruktur dalam memperagakan sesuatu  Siswa mampu memasak kue dengan cara mengikuti resep, dan lain-lain. d. Gerak Terbiasa Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah menjadi terbiasa dan gerakan gerakan yang dilakukan penuh dengan keyakinan dan kecakapan. Contoh:  Siswa mampu secara mandiri menggunakan mesin potong kayu  Siswa mampu secara mandiri mengaktifkan computer dan menggunakannya dan lain-lain. e. Gerak kompleks Gerak ini merupakan gerak yang sangat trampil dengan pola-pola gerak yang sangat kompleks, keahliannya terindikasi dengan gerakannya yang cepat, lancar, akurat tanpa keraguan. ___________________________________________ 26 Hisyam Zaini dkk, Desain Pembelajaran, Yogyakarta: C.T.S.D IAIN Sunan gunung jati, 2002 h.79-82 27 D5a. kartini Kartono, Bimbingan belajar di Sma dan Perguruan tinggi, Jakarta: CV Rajawali cet 1 h.61 f. Gerak pola penyesuaian Gerak ini berkenaan dengan keterampilan yang di kembangkan dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasi pola - pola gerak untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu. g. Kreatifitas Level ini menunjukan pada penciptaan pola-pola gerak baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar inimenekankan kreatifitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat hebat piawai. Contoh:  Siwa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi tertentu  Siswa dapat memodifikasi gerak dalam tarian senam dengan gerak yang sedikit berbeda. 26 Ketiga tipe ini adalah pendapat bloom yang sangat penting untuk di ketahui oleh guru sebagai dasar dalam membuat tujuan pembelajaran.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Masalah utama yang menghambat sukses keberhasilan pendidikan dan pengajaran adalah kesukaran - kesukaran yang dihadapi oleh anak pada umumnya, sebab - sebab kesukaran tersebut dapat digolongkan menjadi 2 sebab yaitu : 1. Sebab indogin 27 a. Sebab yang bersipat biologis yang berhubungan dengan jasmaniah, contoh : 1 Kesehatan : Faktor kesehatan sangat mempengaruhi diri anak, sebab anak-anak yang sakit akan mengalami kesulitan dalam belajar. 2 Cacat badan : contoh bisu, tuli, buta dan lain-lain, hal ini menghambat belajar anak, sebab anak-anak yang seperti ini tidak dapat menerima pelajaran seperti biasa, melainkan harus secara khusus. b. Sebab yang bersifat psikologis yang berhubungan dengan kejiwaan anak, contoh : 1 Intelejensi : Merupakan salah satu faktor indogin yang sangat mempengaruhi kemajuan dan perkembangan anak, sebab jika intelejensi anak memeng rendah, maka hal ini akan membatasi kemampuan belajarnya, contoh :  Anak idiot : Anak yang hanya dapat mencapai tingkat kecerdasan sama dengan anak 3 tahun.  Anak imbesil : Anak yang hanya dapat mencapai tingkat kecerdasan sama dengan anak umur 3-7 tahun.  Anak debil : Anak yang hanya dapat mencapai tingkat kecerdasan sama dengan anak umur 7-12 tahun. 2 Perhatian: ini sangat mempengaruhi kemajuan belajar anak, sebab dengan tidak adanya perhatian terhadap pelajaran, maka anak tidak akan suka belajar, berarti tanpa perhatian akan sangat menghambat belajar anak. 3 Minat: Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, maka anak tidak akan belajar dengan baik. a. Bakat: Jika pelajaran tidak sesuai dengan bakat anak, maka anak tidak akan mancapai prestasi tinggi, karena dia tidak berbakat dalam bidang tersebut. b. Konstelasi psikis yang lain yaitu adanya kemunduran-kemunduruan psikis yang menghambat belajar anak, contoh: kehidupan emosinya, gangguan-gangguan psikis, antaralain neoreosis psikosis dan lain-lain. 2. Sebab eksogin a Faktor keluarga Karena faktor keluarga sangat luas maka faktor ini di bagi dalam beberapa aspek, antara lain: 1 Faktor orang tua, contoh:  Cara orang tua mendidik anak yang tidak mapan.  Hubungan antara orang tua dengan ankanya kurang harmonis.  Contoh perbuatan orang tua yang tidak baik, baik dari segi perkataan maupun sikap. 2 Suasana rumah Suasana rumah yang tenang,damai dan harmonis sangat berpengaruh terhadap proses belajar anak, karna hal itu sangat mendukung belajar anak, jika keadaan harmonis, damai dan tenang maka dalam belajar pun anaka akan merasakan ketenangan sehingga apa yang di pelajari akan mudah di ingat dan di fahami. 3 Keadaan ekonomi keluarga Jika keadaan ekonomi kurang, makakebutuhan dan perlengkapan belajar akan kurang terpenuhi, bisa jadi tempat belajar pun tidak ada, maka anak tidak akan belajar dengan baik. Demikian pula anak yang ekonomi keluarganya serba terpenuhi juga dapat terhambat dalam belajar, karena biasanya anak yang tersebut di atas di manja oleh orang tuanya sehingga ia hanya bersenang-senang dan kurang perhatian terhadap pelajaran.

5. Faktor-faktor lain yang ada dalam keluarga adalah:

a Adanya anggota keluarga lain Hadirnya saudara atau anggota keluarga lain dalam sebuah keluarga, akan sangat mempengaruhi suasana kehidupan keluarga tersebut dalam hal ini anak adalah objek pertama yang akan terkena pengaruhnya, bila anggota keluarga lain tersebut dapat membuat suasana keluarga yang harmonis dengan perhatian dan kasih saying, mak hal itu akan berdampak baik bagi perkembangan anak. b Kedudukanstatus anak dalam keluarga Dalam keluarga, apakah anak tersebut yang dijadikan sampel penelitian termasuk anak yang di manja, disayang, atau anak yang sering terkena marah karena hal-hal tertentu?, hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi motifasi dan psikologi dalam perkembangannya. Status juga dapat mempengaruhi perkembangan anak, yang di maksud status disini: apakah anak tersebut anak tunggal, anak bungsu,anak angkat, anak pertama dll, hal itu akan berpengaruh khususnya dalam hal perlakuan yang di dapatkan c Jenis kelamin anak Dalam keluarga, apakah apakah anak tersebut anak lelaki satu-satunya diantara saudaranya yang lain, atau anak perempuan satu-satunya diantara saudaranya yang lain dan sebagainya. Hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. 1. Faktor sekolah 1 Cara penyajian belajar yang kurang baik  Guru kurang menguasai bahan pelajaran  Methode yang di gunakan kurang baik dan tepat  Tanpa penggunaan alat peraga dan lain-lain. 2 Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik Biasanya guru yang sudah di benci oleh siswa, maka pengajaran yang di sampaikan tidak akan berhasil maksimal. 3 Hubungan antar anak dengan temannya Hubungan dengan teman yang baik akan membawa anak tersebut kearah yang baik pula, hal ini juga dapat merupakan motifasi bagi anak untuk dapat saling berbagi pengetahuan dan bersaing dalam pelajaran yang akhirnya akan berujung pada dampak yang positif. Sebaliknya hubungan dengan teman yang kurang baik akan menimbulkan perasaan malas belajar dan cenderung bersenang-senang yang tentunya akan berujung pada dampak yang negative. 4 Standar pelajaran tidak sesuai dengan ukuran normal kemampuan anak Maksudnya jika pelajaran yang diberikan oleh guru ada di atas kemampuan anak pada umumnya, maka hanya anak-anak yang pandai sajalah yang berhasil menerimanya, maka hal ini juga merupakan hambatan belajar anak. 5 Alat-alat pelajaran di sekolah kurang lengkap Dengan kurangnya alat-alat pelajaran, maka penyajian bahan pelajaran juga akan kurang baik, hal ini akan mengakibatkan anak-anak untuk tidak menerima pelajaran dengan jelas dan baik. 6 Kurikulum kurang baik Kurikulum yang tidak sesuai dan seimbang dengan kebutuhan anak juga merupakan hambatan dalam proses belajar. 7 Pelaksanaan disiplin yang kurng baik Seperti contoh anak yang datang terlambat di biarkan saja tanpa di berikan teguran atau sangsi, anak yang kurang rajin di biarlan saja tanpa di berikan nasehat dan motifasi, contoh yang semacam ini akan memberikan pengaruh yang tidak baik pada proses belajar dan perkembang 8 Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah disini mencakup lingkungan masyarakat yang berada di sekitar sekolah, bila lingkungan tersebut baik maka kemungkinan besar akan berdampak baik bagi sekolah khususnya siswa tersebut , namun bila di sekitar sekolah buruk maka akan sangat mempengaruhi sekolah khususnya siswa. 9 Keberadaan sakolah Keberadaan sekolah disini dapat berupa letak geografis sekolah bahkan status sekolah, hal ini juga mempengaruhi kualitas pendidikan sekolah khususnya dalam pelaksanaan segala aktifitas sekolah seperti prosses belajar mengajar,administrasi, keorganisasian sekolah, yang mana hal itu berdampak pada proses perkembangan belajar anakdan proses belajar mengajarnya. Di bawah ini terdapat 9 Sembilan komponen dalam penyelenggaraan sekolah, secara umum semuanya dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Namun setelah digolongkan secara sfesifik, hanya terdapat beberapa poin saja yang dapat berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar anak di sekolah, ke sembilan komponen tersebut adalah: 1. Kurikulum dan pembelajaran 2. Administrasi dan manajemen 3. Organisasi dan kelembagaan 4. Sarana dan prasarana 5. Ketenagaan 6. Kesiswaan 7. Pembiayaan 8. Peran serta masyarakat 9. Lingkungan dan budaya sekolah 2. Faktor masyarakat lingkungan umum Dalam faktor ini terdapat empat hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1 Mas- media contoh: bioskop, radio, majalah, komik dan lain-lain. 2 Teman bergaul. Teman bergaul yang kurang baik akan menyebabkan anak tersebut kurang baik pula. 3 Aktifitas dalam masyarakat. Jika terlalu banyak tugas yang di jabat dan dilakukan dalam berbagai organisasi, maka hal itu akan mengganggu belajar anak. 4 Corak kehidupan tetangga. Suatu contoh jika lingkungan tetangganya suka berjudi, mabuk-mabukan, mencuri dan kebiasaan buruk lain, maka juga akan mempengaruhi belajar dan kehidupan anak. 3. Faktor-faktor lain 1 Metode belajar anak yang kurang baik, contoh:  Pembagian waktu belajar yang kurang baik  Cara belajar yang salah  Pembagian dan penggunaan waktu istirahat yang kurang baik 2 Tugas-tugas rumah yang terlalu banyak Anak yang terlalu banyak diberikan tugas rumah, contoh mengasuh adik, mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, membersihkan halaman, melakukan pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan, hal ini akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karna wktu dan konsentrasi yang mereka miliki menjadi terbagi.

C. Kerangka Berpikir

H ubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Anatar Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar keputusan awal pemecahan suatu persoalan yang di jadikan dasar penelitian. Hipotesis akan di terima jika penelitian yang diadakan hasilnya mebenarkan kebenarannya dan akan di tolak jika kenyataannya tidak membenarkan pernyataan untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang diteliti. Hipotesis yang hendak di uji kebenarannya dan digunakan dalam pribadi orang tua terhadap prestasi belajar anak, yaitu : Ho : Tidak dapat pengaruh antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Sukamaju 02 yang beralamat di jalan kampung Ceger Rt. 0106 Desa Sukamaju Jonggol -Bogor. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2012. Dalam penelitian terdapat dua variabel yang dijadikan sasaran,yaitu : Perhatian orang tua dengan penuh kesadaran dalam menumbuhkan semangat belajar anak agar berprestasi dengan cara antara lain : Menciptakan situasi kondusif untuk belajar anak dirumah, melengkapi fasilitas belajar anak, selalu memberikan support dorongan kepada anak untuk dapat berprestasi, dan prestasi belajar anak yang dapat di indikasikan dengan skor atau nilai rata-rata yang di berikan oleh guru. Prestasi belajar yang di maksud adalah nilai yang di peroleh siswa setelah di adakan proses belajar mengajar atau hasil belajar siswa yang di peroleh setelah melalui serangkaian tes pelajaran, yang berupa skornilai. Jadi data variabel”Y” prestasi belajar yang akan di olah nanti adalah berupa nilai raport siswa kelas II smester II, merupakan nilai kumulatif yang meliputi : nilai-nilai dari ketiga ranah hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik ditambah dengan catatan-catatan harian guru atas para siswanya. Jadi nilai raport merupakan satu paket yang terdiri dari beberapa aspek yang tersebut diatas. Berikut gambaran taksonomi Bloom tentang ketiga ranah hasil belajar yang dijadikan patokan penilaian oleh para guru. a. Ranah Kognitif  Tipe hasil belajar pengetahuan hapalan  Tipe hasil belajar pemahaman  Tipe hasil belajar kesiapan dan lain-lain b. Ranah Afektif  Receiving Kepekaan terhadap segala rangsangan  Responding reaksi terhadap rangsangan dari luar  Valuing penilaian pandangan dan lain-lain c. Ranah Psikomotorik  Persepsi penggunaan organ indra yang membimbing aktipitas gerak  Gerak terbimbing menirumengulang gerakan-gerakan komplek yang diperagakan oleh pelatih dan lain-lain. Penulis memilih kelas II sebagai sempel penelitian karena pada umumnya kelas II belum terlalu dalam terkena pengaruh lingkunan luar, mereka adalah anak yang masih lugu yang baru akan beranjak dewasa, oleh karenanya pengaruh yang mengkristalkental dalam dirinya saat ini hanya pengaruh lingkungan sekolah dasarnya dan lingkungan keluarganya orang tua, disinilah peneliti ingin mengetahui seberapa kental pengaruh budaya ke ilmuan orang tua keluarga terhadap anak yang tersebut di atas. Dan mengapa pada semester II, karena semester II merupakan masa dimana hasil belajar siswa yang telah di tempuh selama satu tahun pelajaran di tuangkan dalam bentuk angka, yaitu nilai raport yang mengindikasikan prestasi belajar masing-masing siswa dari ketiga aspek penting yaitu : aspek kognitif, afektif, psikomotorik lihat lampiran contoh penilaian raport yang selama ini berusaha di kembangkan. Tabel I MATRIX VARIABEL PENELITIAN No Variabel Dimensi Indikasi No.Soal 1 Perhatian orangtua keluarga

1. Perhatian terhadap

proses belajar anak dan perkembangannya - Memiliki jadwal belajar anak di rumah dan mengingatkannya - Menemani belajar anak di rumah - Menanyakan perkembangan prestasi anak ke sekolah - Membimbing dalam mengerjakan PR - Mengajak berbincang seputar ilmu pengetahuan,politik, sosisal dan lain - Membantu mengatasi kesulitan belajar memberikan arahan dan bimbingan - Menegur jika melihat anaknya malas untuk belajar. - Menanyakan hasil ulangan atau tes anaknya. - Mengingatkan akan jadwal belajar anaknya di rumah. 3 14 16 8 7 8 2 4 6

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Perhatian Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

0 10 0

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar Program Fullday.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar Program Fullday.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGANDI SEKOLAH DAN BIMBINGAN ORANGTUA DENGAN HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DAN BIMBINGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP.

0 0 14

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2106.

0 1 147

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR - Unika Repository

0 0 14

PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA, MINAT BELAJAR SISWA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

0 1 170