Peran orang tua terhadap pendidikan anak

___________________________ 12 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 Cet ke-16, h.82-83 3.Kedudukan dan status anak Hakikatnya kedudukan anak bagi orang tua adalah sebagai amanah titipan dari Allah SWT yang harus dijaga dan dibimbing perkembangannya agar menjadi insan yang kamil sempurna yang berakhlak mulia, memiliki keimanan dan ketaqwaan, serta berpengetahuan. Disisi lain kedudukan anak dalam keluarga adalah sebagai obyekpenerima, yaitu obyek yang diberikan kasih sayang, yang dibimbing, yang didik, yang dipelihara dan lain-lain, sekaligus harapan dan kebanggaan keluarga. Namun terkadang terdapat perbedaan perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya, adapun perbedaan perlakuan tersebut dapat di sebabkan oleh kedudukan atau setatus anak tersebut dalam keluarganya, seperti contoh : anak tiri kemungkinan akan mendapatkan perlakuan yang berbeda di banding anak bungsu, anak perempuan satu-satunya akan mendapatkan perlakuan yang berbeda diantara saudaranya yang laki-laki dan lain-lain. Hal diataslah yang pada umumnya dapat mempengaruhi perkembangan mental dan kecerdasannya. Dari serangkaian di atas, budaya keilmuan orang tua dapat di artikan sebagai aktualisasi dari sebuah ide, gagasan serta pemikiran yang berupa sikapprilaku kebiasaan dan kebijakan-kebijakan orangtuaanggota keluarga lain yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan kependidikan yang dapat di ketahui dari cara pandang dan cara memecahkan masalah-masalah pendidikan yang tercermin dalam suasana kehidupan sehari-hari dalam keluarga tersebut. Dapat juga berarti pola prilaku, nilai-nilai, sikap dan kebiasaan- kebiasaan orang tua akan hal kependidikan yang di bentuk dalam perjalanan panjang proses pendidikan, yang di refleksikan dalam kesehariannya terhadap anak atau anggota keluarga. ___________________________ 13 Sudirman, Interaksi dan Motifasi Belajar, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1994,Cet. Ke-5, h.38 14 Habsy, Kamus Popular, Jakarta Centre, 1983, Cte, Ke-20, h.216 15 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid 3, Jakarta, Balai Pustaka, 2002 h.894 16 Salman,, Interaksi dan motifasi belajar, Jakarta, CV Rajawali, 1986, Cet,Ke-1, h.23

B. Hasil penelitian yang releven

a. Pengertian prestasi Supaya lebih jelas dalam membahas istilah prestasi belajar, maka terlebih dahulu penulis akan menguraikan satu persatu dari ke dua istilah tersebut, kata prestasi dalam bahasa Inggris “Achivement” yang berarti hasil yang telah dicapai dari yang telah di tetapkan. 13 Dalam keterangan lain, prestasi belajar diartikan sebagai apa yang telah di lakukan dan di ciptakan, atau hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang di peroleh dengan jalan keuletan bekerja. 14 Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia prestasi diartikan sebagai sebuah hasil yang di capai dari suatu pekerjaanusaha yang telah di lakukan, yang menandai dan member penilaian terhadap baik tidaknya hasil usaha tersebut. 15 b. Pengertian belajar Secara umum belajar dimaksudkan sebagai kegiatan psikofisik menuju perkembangan pribadi utuh, sedangkan secara spesifik belajar di maksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya keperibadian yang utuh. 16 Menurut Skinner seperti yang di kutip Blower 1985 berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung progresif, dan berdasarkan eksperimennya Skinner menyatakan bahwa proses adaptasi tersebut akan menghasilkan suatu yang maksimal, jika di beri penguat.Menurut Chaplin 1972 dalam dictionary of psychologiy, merumuskan dua macam definisi belajar yaitu : Pertama belajar adalah memperoleh perubahan tingkah laku yang relative menetapkan sebagai ____________________________________________ 17 Netti Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, Jakarta R E Persada, 2004, cet.ke-1, h.53-54 18 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1986, h.85 19 Muhibin Syah, Psikologo Pendidikan dengan Pendekatan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, cet.ke-4, h.90 20 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, cet.ke-1, h.121 21 Abin Syamsudin Makmun, PSikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, cet.ke-4, h.157 akibat dari latihan dan pengalaman. Kedua belajar adalah suatu proses untuk memperoleh respon-respon yang di karenakan adanya latihan-latihan khusus. Jadi belajar tidak hanya melibatkan suatu kemampuan atau masalah akademis baru, tapi perkembangan emosi, interaksi sosial dan pengembangan kepribadian. 17 Dalam buku psychology pendidikan karya Ngalim Purwanto, terdapat pendapat Hilgrade dan Blower yang menyatakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi tersebut. Menurut pendapat Gagne dalam buku theconditional oflearning 1977 menyatakan bahwa belajar terjadi jika situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga membuat perubahan dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami tadi. 18 Dalam keterangan lain disebutkan bahwa belajar adalah: aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu sipelajar dalam arti behavioral change perubahan sikap tingkah laku baik aktual maupun potensial, yang mana dari perubahan tersebut didapatkan kemampuan baru yang dilalui dalam waktu yang relative lama dan juga karena usaha yang dilakukannya. 19 Menurut ahli psikologi belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baik, secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu tersebut dalam reaksinya dengan lingkungan. 20 Terdapat banyak perbedaan dikalangan ahli psikologi dalam menjelaskan mendefinisikan istilah belajar, namun secara umum, dari definisi - definisi para ahli psikologi yang ada pada hakikatnya terdapat kesamaan maknanya, bahwa ___________________________________________ 22 Tim penyusun kamus pusat pembinaan pengembangan bahasa,Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet.ke-1, h.700 23 Muhibbin Syah, M. Ed, Psikologi belajar, Jakarta: PT Logos, 1999, cet.ke-1 h.192 konsep belajar itu selalu merujuk pada suatu proses perubahan prilakupribadi individu berdasarkan pengalaman - pengalaman tertentu. 21 Dari semua definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: terdapat dua hal besar yang dibedakan dalam pemakaian istilah belajar yaitu: pertama pemakaian tersebut menunjukan pada berbagai macam keadaan baik yang berasal dari suasana kehidupan dalam keluarga maupun dari lingkungan luar, yang diperkirakan menjadi dasar dari proses perubahan prilaku. Dari definisi - definisi yang telah di kemukakan di atas penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran , yang lazimnya di tunjukan dalam bentuk nilai atau skor yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. 22 Prestasi belajar merupakan kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa yang meliputi perubahan prilaku dari tiga buah ranah psikologis yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Menurut Muhibbin syah, pada prinsipnya bahwa pengungkapan hasil belajar idealnya meliputi segenap ranah psikologis yang berubah akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demkian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa siswa, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible tak dapat diraba. 23 c. Tipe hasil belajar Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada tiga bagian, antara lain: bidang kognitif, bidang efektif, bidang psikomotorik. Ketiga bidang tersebut tidak bias berdiri sendiri, namun merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan dan harus merupakan hasil belajar siswa di sekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-unsur yang terdapat pada dalam tiga bidang itu. I. Tipe hasil belajar bidang kognitif a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan knowledge Yaitu tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanyakonsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain: menyebutkan, mendefinisikan, menunjukan dan lain-lain b. Tipe hasil belajar pemahaman komprehensif. Yaitu tingkat kemampuan yang mengharapkan testee responden mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya, testee tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari faktamasalah yang ditanyakan. Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur tipe ini antara lain : membedakan, menjelaskan, memberi contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain. c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi. Yaitu kemampuan yang mengharapkan respoden mampu untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain : menggunakan, menerapkan, menghubungkan dan lain-lain. d. Tipe hasil belajar analisis. Yang tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen atau unsur pembentuknya. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur penguasaan jenjang analisis ini antara lain : membedakan, mengklasifikasikan, membandingkan, mengategorikan dan lain-lain. e. Tipe hasil belajar sintesis Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian- bagian kedalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jadi kemampuan sintetis yaitu : kemampuan yang menuntut responden untuk dapat menemukan hubungan kausal atau urusan tertentu, atau menemukan abstraksinga

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Perhatian Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

0 10 0

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar Program Fullday.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar Program Fullday.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGANDI SEKOLAH DAN BIMBINGAN ORANGTUA DENGAN HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DAN BIMBINGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP.

0 0 14

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2106.

0 1 147

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR - Unika Repository

0 0 14

PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA, MINAT BELAJAR SISWA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

0 1 170