wakaf, baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda bergerak yang ada di Indonesia sehingga dapat memberdayakan ekonomi umat.
58
2. Di Luar Negeri
Dalam hal wakaf uang, negara yang sampai saat ini boleh dikatakan paling berkembang dan maju dalam pengelolaannya adalah Bangladesh. Di Bangladesh
wakaf uang memang telah menuai hasil memuaskan. Melalui dana wakaf, pemerintah Bangladesh mampu memberdayakan masyarakatnya dan mandiri
secara ekonomi. Hal ini bermula dari pengenalan sertifikat wakaf tunai cash waqf certificate
, yang dilakukan oleh Prof. Dr. M. A. Mannan, serta pendirian sebuah badan bernama Social Investment Bank Ltd. SIBL. Badan ini kemudian
berfungsi untuk menggalang dana dari orang-orang melalui sertifikat wakaf tunai. Lalu dana yang terkumpul dikelola, sedangkan keuntungannya disalurkan kepada
rakyat miskin yang membutuhkan.
59
Menurut M. A. Mannan, wakaf uang dapat berperan sebagai suplemen bagi pendanaan berbagai macam proyek investasi sosial yang dikelola oleh bank-
bank Islam, sehingga dapat berubah menjadi bank wakaf sebuah bank yang menampung dana-dana wakaf. Pengenalan Sertifikat Wakaf Tunai merupakan
yang pertama kalinya dalam sejarah perbankan. Sertifikat Wakaf Tunai ini dimaksudkan sebagai instrumen pemberdayaan keluarga kaya dalam memupuk
58
Departemen Agama RI, Paradigma Baru, h. 107
59
Hendra Kholid, “Alternatif Pemanfaatan Wakaf Tunai”, artikel diakses pada 29 Agustus 2007 dari
http:www.halalguide.infocontentview44146
investasi sosial sekaligus mewujudkan kesejahteraan sosial. Wakaf uang membuka peluang yang unik bagi penciptaan investasi di bidang keagamaan,
pendidikan, dan pelayaan sosial. Tabungan dari warga yang berpenghasilan tinggi dapat dimanfaatkan melalui penukaran Sertifikat Wakaf Tunai. Sedangkan
pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan Wakaf Tunai tersebut dapat dibelanjakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti pemeliharaan harta-harta
wakaf itu sendiri.
60
Manfaat lain dari Sertifikat Wakaf Tunai adalah bahwa dia dapat mengubah kebiasaan lama di mana kesempatan wakaf itu seolah-olah hanya
untuk orang-orang kaya saja. Karena Sertifikat Wakaf Tunai seperti yang diterbitkan oleh SIBL dibuat dalam denominasi sekitar US21, maka sertifikat
tersebut dapat terbeli oleh sebagian besar masyarakt muslim. Bahkan, sertifikat tersebut dapat dibuat dalam pecahan yang lebih kecil lagi. Dipandang dari sisi ini,
maka penerbitan Sertifikat Wakaf Tunai diharapkan dapat menjadi sarana bagi rekonstruksi sosial dan pembangunan, dimana mayoritas penduduk dapat ikut
berpartisipasi.
61
Garis-garis besar pengaturan operasionalisasi Sertifikat Wakaf Tunai sebagaimana yang diterapkan SIBL adalah sebagai berikut:
60
M. A. Mannan, Serifikat Wakaf Tunai: Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam, Jakarta: CIBER dan PKTTI-UI, 2001, h. 36
61
Ibid, h. 37
1 Wakaf Tunai harus diterima sebagai sumbangan sesuai dengan Syari’ah. Bank
harus mengelola wakaf tersebut atas nama Waqif. 2
Wakaf dilakukan dengan tanpa batas waktu dan rekeningnya harus terbuka dengan nama yang ditentukan oleh Waqif.
3 Waqif mempunyai kebebasan memilih tujuan-tujuan sebagaimana tercantum
pada daftar yang jumlahnya ada 32 sesuai dengan identifikasi yang telah dibuat oleh SIBL atau tujuan lain yang diperkenankan oleh syari’ah.
4 Wakaf Tunai selalu menerima pendapatan dengan tingkat rate tertinggi yang
ditawarkan bank dari waktu ke waktu. 5
Kuantitas wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh Waqif. Bagian
keutungan yang tidak dibelanjakan akan secara otomatis ditambahkan pada wakaf dan profit yang diperoleh akan bertambah terus.
6 Waqif dapat meminta bank mempergunakan keseluruhan profit untuk tujuan-
tujuan yang telah ia tentukan. 7
Waqif dapat memberikan Wakaf Tunai untuk sekali saja, atau ia dapat juga menyatakan akan memberikan sejumlah wakaf dengan cara melakukan
deposit pertama kalinya sebesar Tk.1000 atau equivalent dengan jumlah tertentu pada mata uang Rupiah. Deposit-deposit berikutnya juga dapat
dilakukan dengan pecahan masing-masing Tk.100 atau kelipatnnya. 8
Waqif dapat juga meminta kepada bank merealisasikan Wakaf Tunai pada jumlah tertentu untuk dipindahkan dari rekening Waqif pada SIBL.
9 Atas setiap setoran Wakaf Tunai harus diberikan tanda terima dan setelah
jumlah wakaf tersebut mencapai jumlah yang ditentukan, barulah diterbitkan sertifikat.
10 Prinsip dan dasar-dasar peraturan Syari’ah Wakaf Tunai dapat ditinjau
kembali dan dapat berubah.
62
Dengan diterbitkannya Sertifikat Wakaf Tunai oleh SIBL telah membuka peluang kepada masyarakat untuk membuka rekening deposito wakaf tunai
dengan tujuan untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut: 1
Menjadikan perbankan sebagai fasilitator untuk menciptakan wakaf tunai dan membantu dalam pengelolaan wakaf.
2 Membantu memobilisasi tabungan masyarakat dengan menciptakan wakaf
tunai dengan maksud untuk memperingati orang tua yang telah meninggal, anak-anak, dan mempererat hubungan kekeluargaan orang-orang kaya.
3 Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan masyarakat
menjadi modal. 4
Memberikan manfaat kepada masyarakat luas, terutama golongan miskin, dengan menggunakan sumber-sumber yang diambilkan dari golongan kaya.
5 Menciptakan kesadaran di antara orang kaya tentang tanggung jawab sosial
mereka terhadap masyarakat. 6
Membantu pengembangan Social Capital Market.
62
Ibid, h. 46
7 Membantu usaha-usaha pembangunan bangsa secara umum dan membuat
hubungan yang unik antara jaminan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
63
Kesimpulannya, seseorang dapat membeli Sertifikat Wakaf Tunai dengan maksud untuk memenuhi target investasi sedikitnya meliputi 4 empat
bidang,yaitu: 1
Kemanfaatan bagi kesejahteraan pribadi dunia-akhirat. 2
Kemanfaatan bagi kesejahteraan keluarga dunia-akhirat. 3
Pembangunan sosial. 4
Membangun masyarakat sejahtera: jaminan sosial bagi si miskin dan jaminan keamanan sosial bagi si kaya.
64
Dari beberapa paparan di atas, wakaf uang yang dikelola SIBL ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain, memperluas jangkauan pemberi
wakaf dan mendapat partisipasi penuh masyarakat. Masyarakat yang tidak mempunyai fixed asset dan harta berlebih dapat mewakafkan uang sesuai dengan
kemampuannya. Dana itu dikumpulkan dan dikelola oleh lembaga wakaf serta mendistribusikan hasilnya pada beneficiary. Benefit yang dihasilkan dapat
bermanfaat untuk meningkatkan produktifitas asset-asset wakaf yang belum terkelola dengan baik.
Selain itu dana deposit permanen ini dapat diinvestasikan pada bidang investasi sosial dan dakwah Islam dengan cara mentrasferkan tabungan kaya pada
63
Ibid, h. 41
64
Ibid, h. 49
entrepreneur dan masyarakat untuk mendanai proyek-proyek yang berkenaan
dengan dakwah Islam serta pemberdayaan ekonomi dan potensi masyarakat.
BAB III PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG
DILIHAT DARI UU NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
A. Perbankan Syariah Sebagai Lembaga Keuangan Syariah Pengelola Wakaf
Belakangan ini banyak tumbuh dan berkembang lembaga-lembaga keuangan syariah. Dilihat dari bentuknya, lembaga keuangan syariah dapat dibagi
menjadi 2 bagian. Pertama, lembaga keuangan bank seperti Bank Muamalat Indonesia BMI dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS. Kedua, lembaga
keuangan non bank seperti BMT, Unit Simpan Pinjam Syariah USPS dan Asuransi Takaful. Lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut pada umumnya mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional yakni berpegang pada prinsip ekonomi syariah dan mempunyai Dewan Pengawas Syariah DPS.
65
Ada tiga hal yang menggerakkan kegiatan lembaga keuangan syariah dewasa ini. Pertama, adalah untuk merealisasikan prinsip-prinsip syariah Islam.
Kedua, memenuhi kepentingan umat, sebagai suatu kelompok masyarakat, untuk membentuk kekuatan ekonomi umat. Dan ketiga, untuk memenuhi kepentingan
ekonomi masyarakat umumnya, yakni meningkatkan pendapatan dan menciptakan kekayaan.
66
65
Hendi Suhendi, dkk, BMT, Bank Islam: Instrumen Lembaga Keuangan Syariah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, h. 159
66
Muhammad, ed., Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman, Yogyakarta: Ekonisia, 2006, Cet 1, h. 78