Rukun Wakaf Syarat-syarat Wakaf

kebolehan memberi wakaf dalam bentuk uang. Fatwa MUI tersebut adalah: 30 1 Wakaf uang cash wakaf waqf al-nuqud adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. 2 Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga. 3 Wakaf uang hukumnya jawaz boleh. 4 Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar’i. 5 Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan. Dengan adanya UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan fatwa MUI tersebut telah menjadi pijakan hukum bagi umat Islam di Indonesia untuk melakukan perbuatan hukum memberikan wakaf dalam bentuk uang. Dan saat ini sudah keluar pula Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

3. Rukun dan Syarat Wakaf

a. Rukun Wakaf

Para ulama telah sepakat bahwa tanpa memenuhi rukun dan syarat, perbuatan wakaf tidak akan terwujud. Khusus mengenai jumlah rukun wakaf, terdapat perbedaan antara jumhur dan mazhab Hanafi. Menurut jumhur, mazhab Syafi’i dan Maliki serta Hambali, rukun wakaf ada empat, yaitu: 31 30 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Keputusan Fatwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Wakaf Uang, ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 11 Mei 2002 a. Waqif orang yang mewakafkan b. Mauquf benda yang diwakafkan c. Mauquf ‘Alaih sasaran atau penerima wakaf d. Sighat wakaf pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan harta bendanya Menurut mazhab Hanafi, rukun wakaf hanya satu, yaitu berupa pengucapan sighat. 32

b. Syarat-syarat Wakaf

Masing-masing rukun wakaf mempunyai syarat-syarat tertentu, yaitu: 1. Syarat Waqif orang yang mewakafkan Ulama menetapkan syarat-syarat pewakaf waqif sebagai berikut: 33 a. Berakal yaitu mempunyai akal, maka tidaklah sah wakaf yang diberikan oleh orang gila b. Dewasa balig, tidak sah wakaf yang berasal dari anak-anak yang belum balig c. Tidak dalam tanggungan, karena boros dan bodoh 31 Muhammad Khatib al-Sarbini, Mughni al-Muhtaj, Beirut: Dar Ihya al-Turas al-Arabi, t.t.. Juz, II, h. 376 32 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam, h. 159 33 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Jakarta: Dompet Dhuafa Republika dan IIMaA, 2004, h. 219 d. Kemauan sendiri, bukan atas tekanan atau paksaan dari pihak manapun e. Merdeka 2. Syarat Mauquf benda yang diwakafkan Para fuqaha sepakat bahwa barang yang diwakafkan itu al- Mauquf harus berupa barang kongkrit dan pasti, diketahui dan betul- betul milik penuh bagi orang yang mewakafkannya. 34 Menurut mazhab Hanafi, syarat barang yang diwakafkan itu ada empat macam, yaitu: 35 a. Barang yang diwakafkan itu harus berupa harta benda, tidak boleh mewakafkan manfaat semata tanpa bendanya, juga tidak boleh mewakafkan sesuatu harta yang tidak baik menurut syara’, seperti barang-barang yang memabukkan dan kitab-kitab yang menyesatkan. b. Barang yang diwakafkan itu harus jelas, baik kejelasan ukuran, seperti mewakafkan 100 m tanah maupun lainnya. Jadi tidak boleh mewakafkan suatu barang yang tidak jelas, sebab ketidakjelasan itu dapat mengarah kepada terjadinya pertikaian. 34 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam, h. 184 35 Ibid, h. 184 c. Barang yang diwakafkan itu betul-betul milik penuh bagi orang yang mewakafkannya. Karena wakaf itu menggugurkan hak milik, maka haruslah barang yang diwakafkan itu betul-betul sebagai hak milik orang yang berwakaf. d. Barang yang diwakafkan itu harus sudah dibagi, tidak sebagai kongsi dengan orang lain jika memang barang itu dapat dibagi. Sebab penerimaan atas barang yang diwakafkan itu adalah syarat bolehnya wakaf, sedangkan barang atau harta kongsi itu menghalangi penerimaan tersebut. 3. Syarat Mauquf ‘Alaih sasaran atau penerima wakaf Menurut Jumhur Ulama, beberapa persyaratan umum yang harus diperhatikan dalam mauquf ‘alaih adalah tujuan wakaf tidak bertentangan dengan syara’, tidak dibatasi waktu dan sesuatu yang tidak menimbulkan madharat pada ahli warisnya. Sasaran wakaf dapat ditujukan kepada wakaf khairi dan wakaf ahli . 36 Wakaf khairi adalah wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan umum seperti yang dilakukan Umar bin Khathab. Ia mewakafkan sekaligus mengelola sendiri tanahnya di Khaibar dan membagikan hasilnya kepada fakir miskin, ibnu sabil, sabilillah dan kepentingan umum lainnya. Adapun wakaf ahliwakaf dzurri yang 36 Sayyid Sabiq, Fiqih, h. 378 terkadang disebut wakaf ‘al aulad adalah wakaf yang khusus diperuntukkan orang-orang tertentu. 37 Jadi yang menikmati manfaat benda wakaf ini sangat terbatas kepada yang termasuk golongan kerabat sesuai dengan ikrar yang dikehendaki oleh si waqif. 4. Sighat pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan harta bendanya Berkenaan dengan syarat-syarat yang berkenaan dengan sighat, para ulama mensyaratkan atas sighat itu sebagai berikut: a. Ta’bid, yaitu waqif harus menyerahkan harta wakaf untuk selamanya, tidak dibatasi waktu. Meskipun Imam Maliki membolehkan wakaf ditentukan batas waktunya namun para Imam Mazhab lainnya menolak argument itu. 38 b. Ilzam, yaitu tidak dipertautkan pada suatu syarat khiyar, seperti mensyaratkan di waktu tertentu harus mengembalikan harta wakaf kepada waqif apabila ia membutuhkannya. 39 Imam Maliki membolehkan ikrar ta’liq wakaf yaitu ikrar yang dikaitkan dengan keadaan tertentu yang dapat mempengaruhi ada dan tidak adanya wakaf, di sisi lain Imam Hambali membolehkan ta’liq wakaf akan tetapi hanya berkaitan dengan kematian saja. Ia 37 Ibid., h. 380 38 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam, h. 204-205 39 Ibid., h. 208 hanya mensahkan perkataan wakif: “Barang ini merupakan wakaf sesudah saya meninggal”. Sedangkan Imam Hanafi dan Syafi’i tidak mensahkannya. 40 c. Sighat tidak terkait dengan persyaratan bathil seperti seseorang mensyaratkan sebagian benefit wakafnya untuk perbuatan maksiat. 41 d. Jumhur Ulama selain Imam Maliki menyatakan sighat harus mengandung arti yang tegas dan tunai, namun Malikiyah membolehkan wakaf berkaitan dengan syarat dan penangguhan realisasi pada masa yang telah ditetapkan oleh waqif. 42

4. Tinjauan Syariah Terhadap Uang Sebagai Objek Wakaf