Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
43
1 Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasatisitas. c. Uji Autokorelasi
Autokrelasi autocorrelation adalah hubungan antara residual satu observasi dengan observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudaah timbul pada
data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun
demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antarobjek cross section Winarno, 2007: 5.24.
Pada penelitian ini digunakan Uji Durbin Watson untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu first order autocrrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel
independen Imam Ghozali, 2005: 96. Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : tidak ada autokorelasi r = 0
Ha : ada autokorelasi r ≠ 0
44
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada autokorelasi negatif
Tdk ada autokorelasi negatif Tdk ada autokorelasi,
Positif atau negatif Tolak
No Decision Tolak
No Decision Tdk ditolak
0 d dl dl
≤ d ≤ du 4-dl d 4
4-du ≤ d ≤ 4-dl
du d 4-du
Sumber : Imam Ghozali 2005: 96 d. Uji Multikolinearitas
Masalah multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna atau pasti di antara satu atau lebih variabel independen dalam model. Dalam
kasus terdapat multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan pengaruh murni dari variabel independen dalam model Utomo,
2007:161. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Variance
Inflation Factor VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mulyikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
VIF 10 Imam Ghozali, 2005: 92. 4. Analisis Model Regresi
Regresi adalah alat analisis statistik yang berguna untuk mempelajari arah dan besarnya pengaruh dari satu atau lebih variabel selanjutnya disebut sebagai
variabel independen-independent variable terhadap satu atau lebih variabel lain
45
selanjutnya disebut sebagai vaiabel dependen-dependent variable. Regresi yang mengandung satu variabel indepeden sering disebut sebagai regresi sederhana
simple regression, sedangkan bila variabel independennya lebih dari satu sering disebut sebagai regresi berganda multiple regression Utomo,2007: 147.
Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah analisis regresi linear berganda multiple regression. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabe dependen. Model persamaan regresi adalah sebagai berikut:
UP = β
+ β
1
JI + β
2
ROE + β
3
K + e UP
= Variabel dependen underpricing yang diwakili dengan Initial Return
β = konstanta
β
1
– β
3
= koefisien regresi dari setiap variabel bebas JI
= Jenis industri ROE
= Return On Equity K
= Ukuran Penawaran e
= error term
46
5. Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh sautu variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen Imam Ghozali, 2005: 84. 1
Ho : β
i
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh JI, ROE, dan K secara parsial terhadap UP.
2 Ha : β
i
≠ 0, artinya terdapat pengaruh JI, ROE, dan K secara parsial terhadap UP.
b. Uji Simultan Uji F Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen terikat Imam Ghozali, 2005: 84.
1 Ho : β
1
= β
2
= β
3
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh JI, ROE, dan K secara simultan terhadap UP.
2 Ha : β
1
≠ β
2
≠ β
3
≠ 0, artinya terdapat pengaruh JI, ROE, dan K secara simultan terhadap UP.
c. Menentukan level of significance α
Level of significance α ditentukan sendiri oleh penguji atau peneliti
berdasarkan tingkat kesulitan pengumpulan data. Jika data sulit dikumpulkan, sebaiknya menggunakan alfa
α yang relatif besar, dan bila pengumpulan data
47
lebih mudah, menggunakan α relatif kecil. Digunakan untuk membandingkan
nilai sig pada uji t, apakah lebih besar dari α atau lebih kecil, dan pada uji F,
dengan membandingkan nilai sig pada uji F atau pada tabel ANOVA, apakah lebih besar dan nilai atau tidak. Danang, 2009: 13. Dalam penelitian ini
digunakan α = 5.
6. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi Adjusted R Square pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai adjusted R
2
berkisar antara 0 sampai dengan 1, bila adjusted R
2
kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel babas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan
untuk data runtut waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi Imam Ghozali, 2005: 83. Banyak peneliti menganjurkan
untuk menggunakan nilai adjusted R
2
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik Imam Ghozali, 2005: 83.