Analisis dan Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

56 yang relisting ada 1 peusahaan yaitu PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Dan perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data penelitian yang dibutuhkan ada 4 perusahaan yaitu PT. Gozco Plantations Tbk, PT Dian Swastika Sentosa Tbk, PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. Sehingga dari 77 perusahaan yang melakukan IPO di BEI pada tahun 2007- 2010, hanya 61 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.3 Sampel Yang Sesuai Kriteria No Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing Harga IR Penawaran Penutupan 1 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 06112007 820 980 19,51 2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 18122007 105 178 69,52 3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 04102007 150 205 36,67 4 BISI Bisi Internasional Tbk 28052007 200 340 70 5 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 15062007 120 204 70 6 COWL Cowell Development Tbk 19122007 130 221 70 7 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 12122007 200 220 10 8 DEWA Darma Henwa Tbk 18122007 335 565 68,66 9 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 10102007 310 345 11,29 10 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 18122007 14000 19600 40 11 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 04122007 615 980 59,35 12 JSMR Jasa Marga Tbk 12112007 1700 2050 20,59 13 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 13072007 125 212 69,6 14 MCOR PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 03072007 200 225 12,5 15 MNCN Media Nusantara Citra Tbk 22062007 900 940 4,44 16 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 11072007 400 680 70 17 PTSN Sat Nusapersada Tbk 08112007 580 640 10,34 18 SGRO Sampoerna Agro Tbk 18062007 2340 2525 7,91 19 WEHA Panorama Transportasi Tbk 31052007 245 415 69,39 20 WIKA Wijaya Karya Tbk 29102007 420 560 33,33 21 ADRO Adaro Energy Tbk 16072008 1100 1730 57,27 22 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 08012008 1080 1320 22,22 23 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 14012008 150 255 70 24 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 06062008 550 560 1,82 57 No Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing Harga IR Penawaran Penutupan 25 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk 08072008 200 340 70 26 ELSA Elnusa Tbk 06022008 400 515 28,75 27 HOME Hotel Mandarine Regency Tbk 17072008 110 183 66,36 28 INDY Indika Energy Tbk 11062008 2950 3425 16,1 29 KBRI Kertas Basuki Rahmat Tbk 11072008 260 355 36,54 30 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk 09042008 170 226 32,94 31 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 17102008 150 159 6 32 TRAM Trada Maritime Tbk 10092008 125 159 27,2 33 TRIL Triwira Insanlestari 28012008 400 680 70 34 YPAS Yanaprima Hastapersada 05032008 545 640 17,43 35 BBTN Bank Tabungan Negara Persero Tbk 17122009 800 840 5 36 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 11122009 110 173 57,27 37 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk 01062009 110 121 10 38 BWPT BW Plantation Tbk 27102009 550 570 3,64 39 INVS Inovisi Infracom Tbk 03072009 125 145 16 40 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 10072009 2100 2750 30,95 41 TRIO Trikomsel Oke Tbk 21082009 225 230 2,22 42 APLN Agung Podomoro Land Tbk 30072004 365 410 12,33 43 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk 19042007 140 191 36,43 44 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten 08041999 600 900 50,00 45 BRAU Berau Coal Energy Tbk 07092006 400 445 11,25 46 BSIM Bank Sinarmas Tbk 15091989 150 255 70,00 47 BUVA PT Bukit Uluwatu Villa Tbk 15122000 260 310 19,23 48 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk 03081983 720 730 1,39 49 GOLD Golden Retailindo Tbk 08111995 350 520 48,57 50 GREN Evergreen Invesco Tbk 18092003 105 178 69,52 51 HRUM Harum Energy Tbk 12101995 5200 5450 4,81 52 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 02092009 5395 5950 10,29 53 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk 24031995 210 235 11,90 54 KRAS Krakatau Steel Persero Tbk 27101971 850 1270 49,41 55 MFMI Multifiling Mitra Indonesia Tbk 09071992 200 340 70,00 56 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 28062007 275 410 49,09 57 PTPP PP Persero Tbk 26081953 560 580 3,57 58 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 08031995 1275 1490 16,86 59 SKYB Skybee Tbk 10061995 375 560 49,33 60 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 08112004 2025 2400 18,52 61 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 02062008 1050 1570 49,52 Sumber : data diolah 58 2. Statistika Deskriptif Variabel-Variabel yang Digunakan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 61 perusahaan, yaitu perusahaan yang mengalami underpricing initial return 0 dan mempunyai kelengkapan data untuk diteliti. Tabel 4.4 Daftar Sampel dan Variabel yang Digunakan No Nama Perusahaan Underpricing Jenis ROE Ukuran Industri Penawaran 1 Ace Hardware Indonesia Tbk 19,51 10,24 422.300.000.000.000 2 Alam Sutera Realty Tbk 69,52 1,2 329.900.000.000.000 3 Bank Capital Indonesia Tbk 36,67 6,76 75.000.000.000 4 Bisi Internasional Tbk 70 27,61 180.000.000.000 5 Bukit Darmo Property Tbk 70 0,45 480.000.000.000 6 Cowell Development Tbk 70 6,51 32.500.000.000 7 Catur Sentosa Adiprana Tbk 10 8,79 120.000.000.000 8 Darma Henwa Tbk 68,66 3,43 1.055.000.000.000.000 9 Perdana Gapura Prima Tbk 11,29 6,72 298.200.000.000.000 10 Indo Tambangraya Megah Tbk 40 12,23 3.164.000.000.000.000 11 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 59,35 16,58 184.500.000.000.000 12 Jasa Marga Tbk 20,59 4,65 3.468.000.000.000.000 13 Laguna Cipta Griya Tbk 69,6 1,48 37.500.000.000 14 PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 12,5 1,81 60.000.000.000 15 Media Nusantara Citra Tbk 4,44 10,99 3.713.000.000.000.000 16 Perdana Karya Perkasa Tbk 70 13,11 50.000.000.000 17 Sat Nusapersada Tbk 10,34 1 4,23 308.200.000.000.000 18 Sampoerna Agro Tbk 7,91 14,62 1.080.000.000.000 19 Panorama Transportasi Tbk 69,39 6,45 31.360.000.000.000 20 Wijaya Karya Tbk 33,33 10 775.400.000.000.000 21 Adaro Energy Tbk 57,27 6,33 12.250.000.000.000.000 22 Bank Ekonomi Raharja Tbk 22,22 16,08 291.600.000.000.000 23 Bekasi Asri Pemula Tbk 70 0,77 22.500.000.000 24 Bumi Serpong Damai Tbk 1,82 10,77 601.500.000.000.000 25 Destinasi Tirta Nusantara Tbk 70 5,78 43.000.000.000 26 Elnusa Tbk 28,75 8,29 584.000.000.000 27 Hotel Mandarine Regency Tbk 66,36 13,02 33.000.000.000 59 No Nama Perusahaan Underpricing Jenis Industri ROE Ukuran Penawaran 28 Indika Energy Tbk 16,1 20,81 2.765.000.000.000.000 29 Kertas Basuki Rahmat Tbk 36,54 1 19,85 353.600.000.000.000 30 Kokoh Inti Arebama Tbk 32,94 6,14 42.500.000.000 31 Sekawan Intipratama Tbk 6 1 5,22 36.000.000.000 32 Trada Maritime Tbk 27,2 4,3 500.000.000.000 33 Triwira Insanlestari 70 4,49 120.000.000.000 34 Yanaprima Hastapersada 17,43 1 15,78 37.060.000.000.000 35 Bank Tabungan Negara Persero Tbk 5 8,98 1.888.000.000.000.000 36 Bumi Citra Permai Tbk 57,27 6,39 55.000.000.000 37 Batavia Prosperindo Finance Tbk 10 13,36 49.500.000.000 38 BW Plantation Tbk 3,64 18,5 666.100.000.000.000 39 Inovisi Infracom Tbk 16 23,99 40.000.000.000 40 Metropolitan Kentjana Tbk 30,95 21 199.500.000.000.000 41 Trikomsel Oke Tbk 2,22 17,12 10.130.000.000.000 42 Agung Podomoro Land Tbk 12,33 5,47 2.245.000.000.000.000 43 Benakat Petroleum Energy Tbk 36,43 1,29 1.610.000.000.000 44 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten 50 31,87 1.454.000.000.000.000 45 Berau Coal Energy Tbk 11,25 89,18 1.360.000.000.000 46 Bank Sinarmas Tbk 70 12,38 240.000.000.000 47 PT Bukit Uluwatu Villa Tbk 19,23 3,86 222.900.000.000.000 48 Elang Mahkota Teknologi Tbk 1,39 14,06 369.200.000.000.000 49 Golden Retailindo Tbk 48,57 22,51 30.100.000.000 50 Evergreen Invesco Tbk 69,52 0,64 210.000.000.000 51 Harum Energy Tbk 4,81 193,9 2 2.600.000.000.000 52 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 10,29 1 79,28 6.292.000.000.000.000 53 Indopoly Swakarsa Industry Tbk 11,9 1 46,22 483.000.000.000 54 Krakatau Steel Persero Tbk 49,41 1 8,07 2.682.000.000.000.000 55 Multifiling Mitra Indonesia Tbk 70 19,33 51.520.000.000.000 56 Midi Utama Indonesia Tbk 49,09 1,61 118.900.000.000.000 57 PP Persero Tbk 3,57 49,34 581.800.000.000.000 58 Nippon Indosari Corpindo Tbk 16,86 1 47,96 193.600.000.000.000 59 Skybee Tbk 49,33 22,72 88.130.000.000.000 60 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 18,52 50,99 1.116.000.000.000.000 61 Sarana Menara Nusantara Tbk 49,52 60,7 117.800.000.000.000 60 Tabel 4.5 Statistika Deskriptif Variabel yang Digunakan Sumber : data diolah SPSS 17 Pada tabel 4.5 menggambarkan bahwa rata-rata nilai underpricing dari 61 perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 34,80 dengan standar deviasi sebesar 25,20. Tingkat underpricing yang tertinggi terjadi pada saham IPO PT. Bisi Internasional Tbk., PT. Bukit Darmo Property Tbk., PT. Cowell Devolepment Tbk., PT Perdana karya Perkasa., PT. Bekasi Asri Pemula Tbk., PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk., PT. Triwira Insanlestari Tbk., PT Bank Sinarmas Tbk., dan PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk., yaitu sebesar 70 sedangkan tingkat underpricing terendah terjadi pada saham IPO PT. Elang Mahkota teknologi Tbk sebesar 1,39. Rata-rata perusahaan yang mengalami tingkat underpricing tertinggi adalah yang melakukan IPO pada tahun 2007 dan 2008 mayoritas dialami oleh perusahaan di sektor property dan real estate. Rasio profitabilitas ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba pada laporan keuangan terakhir sebelum meakukan IPO. Informasi ROE ini oleh emiten diharapkan menjadi pertimbangan keputusan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Underpricing 61 1,39 70 34,80 25,202 JI 61 1 13,11 34,036 ROE 61 0,45 193,92 19,2803 29,21531 K 61 2,25E10 1,23E16 7,9369E14 1,91029E15 Valid N listwise 61 61 investasi oleh investor. Berdasarkan data dari 61 sampel perusahaan diperoleh rata-rata ROE sebesar 19,28. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata emiten mendapatkan laba bersih sebesar 19,28 dibanding dengan total ekuitasnya pada laporan terakhir sebelum IPO. Rasio ROE terendah adalah sebesar 0,45 yang diperoleh Bukit Darmo Property Tbk. Ukuran penawaran atau proceeds menunjukkan besarnya ukuran saham yang ditawarkan saat IPO. Berdasarkan Tabel 4.5 maka ukuran penawaran paling besar dimiliki oleh Adaro Energy Tbk sebesar Rp. 12.250.000.000.000.000 dan ukuran penawaran paling kecil dimiliki oleh Bekasi Asri Pemula Tbk yaitu sebesar Rp. 22.500.000.000. 3. Uji-t satu sampel one sample t-test Uji-t satu sampel one sample t-test digunakan untuk menguji purata mean dari sampel tunggal terhadap suatu purata acuan µ dengan asumsi data terdistribusi normal Uyanto, 2006:77. Tabel 4.6 Hasil Uji t-satu sampel Tingkat Underpricing Harga Penawaran terhadap Harga Penutupan One-Sample Test Test Value = 0 t df Sig. 2-tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper UP 10,785 60 0,000 0,34801 0,2835 0,4126 Sumber : data diolah SPSS 17 62 Pada tabel tersebut menggambarkan nilai t-hitung dengan derajat kebebasan n-1=61-1=60 adalah 10,785 t-tabel 2,0003 dan nilai p-values untuk two-tailed = 0,000 ; karena pada penelitian ini dilakukan uji hipotesis satu sisi one tailed test Ha : µ 0, maka nilai p-values harus dibagi dua 0,000 : 2 = 0,000 untuk uji satu sisi ini lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho : µ ≤ 0 ditolak sehingga Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana IPO berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Rata-rata tingkat underpricing adalah sebesar 34,80. Underpricing terjadi karena kondisi exante uncertainty mengenai harga yang ditawarkan saat IPO serta adanya asimetri informasi Beatty dan Ritter, 1982 dalam Saftiana, 2007: 104 dan juga underpricing di perusahaan IPO diperlakukan untuk mengkompensasi investor yang tidak mempunyai informasi uninformed investor dengan pihak yang lebih banyak mempunyai informasi Rock, 1986 dalam Saftiana, 2007:104. Adanya initial return atau underpricing berarti saham yang dibeli dengan harga tertentu di pasar perdana, akan menjadikan investor mendapat keuntungan bila saham itu dijual di pasar sekunder dengan harga yang lebih tinggi Handayani, 2008:26. Fenomena underpricing pada penawaran umum perdana IPO dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2008, Martani 2005, Khomsiyah 2005, Saftiana 2007, Misnen Ardiansyah 2004. Tetapi hasil ini berbeda dengan Ahmad Rodoni 2003 yang menyimpulkan 63 bahwa rendahnya keuntungan perdana dan tidak mengalami underpricing bagi penawaran umum untuk masa penelitiannya dari tahun 1990 sampai dengan 1998. 4. Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan model regresi berganda multiple regression sehingga harus dipenuhi asumsi-asumsi klasik persamaan regresi berganda, yaitu tidak adanya heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas dan data terdistribusi normal. a Uji Normalitas Untuk melihat normalitas data maka dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov tampak di bawah ini. Tabel 4.7 Tabel Kolmogorov-Smirnov 1 UP JI ROE K N 61 61 61 61 Normal Parameters a,,b Mean 0,3480 0,1311 19,2803 7,9369E14 Std. Deviation 0,25202 0,34036 29,21531 1,91029E15 Most Extreme Differences Absolute 0,156 0,519 0,273 0,339 Positive 0,156 0,519 0,273 0,315 Negative -0,141 -0,350 -0,260 -0,339 Kolmogorov-Smirnov Z 1,220 4,052 2,131 2,647 Asymp. Sig. 2-tailed 0,102 0,000 0,000 0,000 Sumber : data diolah SPSS 17 Dari tabel diatas dapat dilihat hanya variabel UP yang bersifat normal, karena nilai signifkansinya 0,1020,05. Sedangkan variabel ROE dan K 64 bersifat tidak normal karena nilai signifikansinya berturut-turut 0,000; dan 0,000 0,05. Maka dilakukan transformasi variabel menjadi bentuk logaritma natural, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut Tabel 4.8 Tabel Kolmogorov-Smirnov 2 JI LnROE LnK N 61 61 61 Normal Parameters a,,b Mean 0,1311 2,2826 30,1841 Std. Deviation 0,34036 1,21863 4,37893 Most Extreme Differences Absolute 0,519 0,081 0,171 Positive 0,519 0,067 0,137 Negative -0,350 -0,081 -0,171 Kolmogorov-Smirnov Z 4,052 0,635 1,339 Asymp. Sig. 2-tailed 0,000 0,815 0,056 Sumber : Data diolah SPSS 17 Dari tabel diatas, besarnya p value untuk variabel LnROE, dan LnK berturut-turut adalah 0,815; dan 0,056. Nilai ini lebih besar dari α = 0,05. Jadi kita tidak dapat menolak Ho yang menyatakan bahwa residual tedistribusi secara normal atau dengan kata lain residual terdistribusi normal. b Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya hetroskedastisitas dapat dilakukan 65 dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang ditunjukkan dengan gambar seperti di bawah ini. Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Sumber : data diolah SPSS 17 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. c Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini adalah uji Durbin Watson DW. 66 Tabel 4.9 Uji Autokorelasi Sumber : Data diolah SPSS 17 Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson sebesar 2,199. Nilai D-W menurut tabel dengan α = 5 , n = 61 dan k=3 didapat angka dl=1,4499 dan du=1,7281. Berdasarkan tabel Durbin Watson Imam Ghozali 2005:96, nilai DW yang didapat terletak pada du d 4-du; 1,7281 2,199 2,2719 4-1,7281 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak yaitu tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif. d Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Di bawah ini adalah hasil uji multikolinearitas. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,480 a 0,231 0,190 0,22681 2,197 a. Predictors: Constant, LnK, JI, LnROE b. Dependent Variable: UP 67 Tabel 4.10 Uji Multikolineaaritas Sumber : Data diolah SPSS 17 Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Imam Ghozali, 2005: 92. Jika dilihat dari nilai VIF dan tolerance pada tabel 4.10 di atas, model regresi linear berganda bisa disimpulkan bebas dari multikolinearitas. Karena nilai VIF yang dihasilkan tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. 5. Analisis Model Regresi Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear berganda dapat memberikan pandangan terhadap pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini layak digunakan karena model regresi telah terbebas dari masalah normalitas data, tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadinya heterokedastisitas. Selanjutnya dapat dilakukan uji estimasi linier berganda dan diinterpretasikan pada tabel berikut: Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant JI 0,954 1,048 LnROE 0,919 1,088 LnK 0,934 1,070 68 Tabel 4.11 Hasil Regresi Sumber : Data diolah SPSS 17 Berdasarkan model regresi yang terbentuk pada persamaan di atas, penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : a. Nilai konstanta diperoleh sebesar 0,886. Hasil ini dapat diasumsikan jika empat variabel bebasnya bernilai nol, maka diperoleh nilai underpricing yaitu sebesar 0,886. b. Nilai koefisien regresi LnROE diperoleh sebesar -0,068. Hasil ini berarti ketika LnROE Return On Equity naik satu persen, sedangkan JI dan LnK jenis industri, dan ukuran penawaran tetap, maka nilai Y underpricing akan turun sebesar 0,067 100 = 0,00067 persen. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 0,886 0,205 4,325 0,000 JI -0,104 0,088 -0,140 -1,177 0,244 0,954 1,048 LnROE -0,068 0,025 -0,327 -2,694 0,009 0,919 1,088 LnK -0,012 0,007 -0,213 -1,774 0,081 0,934 1,070 Underpricing = 0,886 – 0,068 LnROE + e 69 6. Pengujian Hipotesis a. Uji t Parsial Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Yaitu variabel umur perusahaan, jenis industri, ROE dan ukuran penawaran terhadap tingkat underpricing. Tabel 4.12 Uji t Parsial Sumber : data diolah SPSS 17 Pengaruh variabel jenis industri terhadap underpricing menunjukkan angka signifikansi 0,244 yang berarti tidak signifikan pada level 0,05. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan pengaruh industri manufaktur dan non- manufaktur terhadap underpricing . Arah koefisien negatif menandakan bahwa hubungan variabel jenis industri dengan underpricing tidak searah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Suyatmin dan Sujadi 2006, Misnen Ardiansyah 2004 dan berbeda hasilnya dengan penelitan Yolana dan Martani 2005 yang menemukan bahwa jenis industri berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 0,886 0,205 4,325 0,000 JI -0,104 0,088 -0,140 -1,177 0,244 0,954 1,048 LnROE -0,068 0,025 -0,327 -2,694 0,009 0,919 1,088 LnK -0,012 0,007 -0,213 -1,774 0,081 0,934 1,070 70 Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa industri. Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang, dan persediaan relatif besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya Kasmir, 2008:254. Variabel ROE merupakan proksi untuk profitabilitas perusahaan. Dari tabel 4.12 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,009 yang berarti lebih kecil dari derajat signifikansi α=5. Penelitian ini dapat menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel ROE dengan underpricing dilihat dari sisi investor melalui besarnya initial return yang didapatnya. Nilai koefisien regresi menunjukkan arah negatif yang berarti setiap kenaikan rasio ROE perusahaan satu persen, akan menurunkan initial return sebesar 0,068 100 =0,00068 persen . Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham perusahaan sehingga akan berakibat pada naiknya jumlah permintaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham sehingga perubahan harga diantara transaksi yang terjadi senakin kecil dan akibatnya tingkat underpricingpun semakin kecil. Hasil ini konsisten dengan penelitian Yolana dan Martani 2005, Kurniawan 2007 tetapi berbeda dengan hasil penelitian Kusumawati dan Sudento 2005 71 serta Saftiana dan Amelia 2007 yang mendapatkan hasil bahwa ROE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap underpricing. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas profitabiliy ratio akan menujukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi Brigham dan Houston, 2009: 107. Variabel ukuran penawaran memiliki nilai signifikansi sebesar 0,081 yang berarti lebih tinggi dari 0,05. Sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel ukuran penawaran dengan underpricing. Nilai t-value menunjukkan angka -1,774 yang berarti arahnya negatif. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan bahwa semakin tinggi ukuran penawaran, maka initial returns akan semakin kecil. Hasil ini konsisten dengan penelitian Misnen Ardiansyah 2004, dan Suyatmin dan Sujadi 2006 dimana hasil penelitian yang didapatkan adalah nilai penawaran tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Tidak signifikannya variabel ukuran penawaran kemungkinan disebabkan karena investor di BEI belum menganggap dengan jumlah penawaran saham yang besar, prospek perusahaan akan membaik di masa yang akan datang dengan tersedianya dana yang cukup untuk ekspansi dan investasi yang akan dilakukan atas hasil IPO tersebut. Kemungkinan investor lebih mempertimbangkan variabel lain dalam menentukan keputusan invastasinya. 72 b. Uji F Simultan Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh variabel umur perusahaan, jenis industri, ROE dan ukuran penawaran terhadap tingkat underpricing. Tabel 4.13 Uji F Simultan Sumber : data diolah SPSS 17 Dari data tabel 4.13 ANOVA di atas dapat dilihat bahwa secara simultan bersama-sama variaabel bebas yang terdiri dari jenis industri, ROE, dan nilai penawaran memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 atau 0,5 . Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka secara simultan atau bersama- sama variabel – variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap underpricing. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 0,878 3 0,293 5,692 0,002 a Residual 2,932 57 0,051 Total 3,811 60 a. Predictors: Constant, LnK, JI, LnROE b. Dependent Variable: UP 73 7. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adjusted R 2 mengukur seberapa jauh kemampuan variabel jenis industri ROE, dan nilai penawaran dalam menerangkan variasi variabel underpricing. Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Sumber : data diolah SPSS 17 Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Berdasarkan tabel 4.14 di atas menunjukkan besarnya nilai adjusted R 2 sebesar 0,190 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 19,0. Sedangkan sisanya 81,0 dijelaskan oleh variabel – variabel lain di luar penelitian ini. Pengaruh variabel- variabel independen di dalam penelitian ini tergolong rendah terhadap tingkat underpricing. Hal ini mengindikasikan bahwa emiten maupun investor kurang mempertimbangkan faktor-faktor yang ada dalam penelitian ini. Masih ada kemungkinan bahwa emiten maupun investor menggunakan faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Faktor-faktor tersebut bisa merupakan variabel keuangan yang lain seperti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, atau variabel Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,480 a 0,231 0,190 0,22681 2,197 a. Predictors: Constant, LnK, JI, LnROE b. Dependent Variable: UP 74 non keuangan seperti ukuran perusahaan, persentase penawaran saham, dan reputasi underwriter. Hasil uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana IPO berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Martani dan Yolana 2005, Trisnaningsih 2005, Saftiana dan Amelia 2007 yang mendapatkan bahwa terjadi underpricing pada penawaran umum perdana IPO saham berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa hanya ROE yang berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5 terhadap underpricing. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolana dan Martani 2005, Kurniawan 2007 bahwa ROE berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Ukuran penawaran tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5 terhadap underpricing hasil ini konsisten dengan penelitian Misnen Ardiansyah 2004, dan Suyatmin dan Sujadi 2006 yang menemukan bahwa ukuran penawaran tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Sementara jenis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil ini konsisten dengan penelitian Suyatmin dan Sujadi 2006, Misnen Ardiansyah 2004 yang menyimpulkan bahwa jenis industri tidak mempengaruhi tingkat underpricing dan berbeda hasilnya dengan penelitan Yolana dan Martani 2005 yang menemukan bahwa jenis industri berpengaruh signifikan terhadap underpricing. 75 Hasil uji F simultan menunjukkan bahwa model regresi tersebut signifikan sebesar 0,5 dengan taraf signifikansi 5. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diteliti di sini yaitu jenis industri, ROE, dan ukuran penawaran secara bersama-sama dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing pada penawaran saham perdana. Dari hasil adjusted R 2 bahwa nilai yang dihasilkan dari model regresi linier berganda sebesar 19,0 dari variance underpricing dapat dijelaskan oleh variabel jenis industri, ROE, dan ukuran penawaran dan sisanya sebesar 81,0 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini. Faktor-faktor tersebut bisa merupakan variabel keuangan yang lain seperti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, atau variabel non keuangan seperti ukuran perusahaan, persentase penawaran saham, dan reputasi underwriter. 76

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Hasil dari uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana IPO berdasarkan harga pembukaan terhadap harga penutupan dari seluruh perusahaan yang melakukan IPO di BEI tahun 2007- 2010 dengan rata-rata tingkat underpricing sebesar 34,80. 2. Hasil dari uji t parsial menunjukkan bahwa hanya variabel ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat underpricing pada penawaran umum perdana. 3. Hasil dari uji F simultan menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini yaitu jenis industri, ROE, dan ukuran penawaran secara bersama –sama dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing pada penawaran umum perdana. 4. Dari hasil koefisien adjusted R 2 menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan dari model regresi sebesar 19,0 dari variance underpricing dapat dijelaskan oleh variabel jenis industri, ROE, dan ukuran penawaran dan sisanya sebesar 81,0 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini. 77

B. Implikasi

1. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Dengan melihat beberapa faktor yang terdapat dalam penelitian ini. Maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang diperkirakan mempunyai pengaruh dengan tingkat underpricing saham IPO seperti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, ukuran perusahaan, persentase penawaran saham, dan reputasi underwriter. 2. Bagi Investor Investor hendaknya mempertimbangkan informasi yang terdapat dalam prospektus maupun laporan keuangan terutama mengenai ROE yang sesuai dengan hasil penelitian ini berpengaruh terhadap return saham sebelum melakukan investasi di pasar perdana dan di pasar sekunder. 3. Bagi Emiten Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi emiten, manajemen perusahaan hendaknya memperhatikan informasi ROE karena akan mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. 4. Bagi Pihak Bursa Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak bursa dalam membenatu mempromosikan investasi yang cukup menarik di Bursa Efek Indonesia terutama pada saat penawaran umum perdana IPO karena adanya fenomena underpricing. 78 DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Meliza Silvy. “Analsis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca Ipo Dengan Menggunakan Tehnik Analisis Multinomial Logit”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Journal of Indonesia Economy Business Vol. 18 No. 4, Oktober 2003. Amin, Aminul. “Pendeteksian Earning Management, Underpricing Dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering IPO Di Indonesia”, Simposiaum Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar, Juli 2007. Ardiansyah, Misnen. “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi besaran Perusahaan terhadap hubungan antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 7, No 2, Mei 2004. Arthesa, Ade dan Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”, PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006. Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Bodie Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus. “Investasi”, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Brealey, Richard A, Stewart C. Myers, Alan J. Marcus. “ Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan”, Edisi Kelima, Airlangga, Jakarta, 2008. Brigham E dan Joel F. Houston. “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Dahlan, Siamat. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Ketiga, FEUI, Jakarta, 2001. Darmawi, Herman. “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”, Bumi Aksara, Jakarta, 2006. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2005. Gumanti, T.A. “Ownership Retention, Jumlah Faktor Resiko, Tujuan Penggunaan Dana Dan Underpricing Di Pasar Perdana Saham”, Sekolah Tinggi Manajemen PPM, 7 November 2007. 79 Hamid, Abdul. 2007. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah. Handayani, Sri Retno, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Perdana Studi Kasus Pada Perusahaan Keuangan yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2006”, Thesis S2, UNDIP, Semarang, 2008. Hastuti, Rini Tri. “Net Initial Return Pada Penawaran Perdana Saham Di BEJ”, Jurnal AkuntansiTahun XII, No. 02, Mei 2008:176-188. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi Keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002. Jogiyanto, Hartono. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Keenam, BPFE, Yogyakarta, 2009. Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008. Khomsiyah. “Reputasi Penjamin Emisi Saham, Reputasi Auditor Dan Tingkat Underpricing Pada Penawaran Perdana Di bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 7 NO.2, Agustus 2005. Kurniawan, Benny. “Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non keuangan Terhadap Initial Return Dan Return 7 Hari Setelah Initial Public Offerings IPO”, Thesis S2, UNDIP, Semarang, 2007. Kusumawati dan Sudento. “Analisis Pengaruh Profitabilitas ROE, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Keuangan Solvabilitas Terhadap Tingkat Underpricing Pada Penawaran Perdana IPO di Bursa Efek Jakarta”, Utilitas, Vol 13, No.1, Januari 2005. Li, Ming Yuan Leon. “Would Various Benchmark Measurements Affect Abnormal Return Performance of IPO?Evidence from Taiwan’s IPO Market”, International Journal Business Performance Management, Vol. 10 No.1. 2008 Liu, Xiaoding dan Jay R. Ritter. “Local Underwriter Oligopolies and IPO Underpricing”, University of Florida, February 2011. www.ssrn.com Rodoni, Ahmad. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Awal pada Penawaran Saham Perdana”, Jurnal Etikonomi, Vol 2, No. 3, p249-277, 2003. Rodoni, Ahmad. “Analisis Teknikal dan Fundamental di Pasar Modal, Disertai Hasil Penelitian”, Center for Social Economic Studies CSES Press, Jakarta, 2005. 80 Rodoni, Ahmad. “Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”, UIN, Jakarta, 2008. Saftiana, Yulia dan Muna Amelia J. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Penawaran Umum Perdana IPO Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Akuntansi Vol. 1 No. 2 Juli 2007. Silvanita, Ktut. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Airlangga, Jakarta, 2009. Sjahrial, Dermawan. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2006. Sugiyono. “Statistika Untuk Penelitian”, CV Alfabeta, Bandung, 2007. Sunyoto, Danang, “Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis”, Nica Media Pressindo, Yogyakarta, 2009. Suyatmin dan Sujadi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana Di Bursa Efek Jakarta”, BENEFIT, Vol. 10, No. 1, Juni 2008 Trisnaningsih, Sri. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Vol. 4, No. 2 September 2005. Utomo, Yuni Prihadi. “Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS”, Muhammadiyah University Prees, Surakarta, 2007. Uyanto, Stanislaus S. “Pedoman Analisis Data dengan SPSS”, Graha Ilmu, Yogyakarta. 2006. Van Horne, James C. dan John M Wachowicz, JR. “Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan”, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Warsono. “Manajemen Keuangan Perusahaan”, Edisi 3, Bayumedia Publishing, Malang, 2003. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. “Manajemen Keuangan”, Edisi Kesembilan, Binarupa Aksara, Jakarta, 1995. Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika Dan Statistika Dengan Eviews”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007. Widarjono, Agus. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”,YKPN, Yogyakarta, 2010.