Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

5 kondisi pasar. Dalam penelititan ini besarnya underpricing dalam hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya akan dibatasi oleh faktor-faktor yang dapat dianalisis di pasar modal Indonesia. Yang dimaksud dapat dianalisis di sini adalah faktor-faktor yang memang dapat dikuantifikasi serta datanya tersedia dalam bentuk data sekunder Kusumawati dan Sudento, 2005:94. Dalam dua mekanisme penentuan harga tersebut sering terjadi perbedaan harga terhadap saham yang sama antara di pasar perdana dan di pasar sekunder. Apabila penentuan harga saham saat IPO secara sifnifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekuder hari pertama, maka terjadi yang disebut dengan underpricing. Sebaliknya, apabila harga saat IPO secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder pada hari pertama, gejala ini disebut overpricing Yasa, 2008:145. Sebelum memutuskan harga penerbitan, para penjamin umumnya melakukan temu wicara yang memberi penjamin dan manajemen perusahaan kesempatan untuk berbicara dengan para investor potensial. Para investor bisa memperlihatkan reaksi mereka pada penerbitan ini, mengusulkan apa yang mereka anggap sebagai harga yang adil, dan menunjukkan berapa banyak saham yang akan mereka beli. Ini memungkinkan penjamin membuat pembukuan kemungkinan pemesanan. Meskipun tidak terikat pada isyarat yang mereka berikan tersebut, para investor sadar bahwa jika mereka ingin tetap 6 memiliki reputasi yang baik di mata pihak penjamin, mereka tidak akan melanggar janji tentang ekspresi minat mereka Brealey, et. al, 2008: 416. Penetapan harga IPO bukanlah hal sepele, tidak semua IPO terjual lebih rendah dari seharusnya. Banyak saham menunjukkan penjualan yang buruk setelah pelepasan perdana dan lainnya ada yang tidak bisa dijual sepenuhnya ke pasar. Oleh penjamin emisi, saham yang tidak terjual diusahakan untuk dijual rugi di pasar sekunder. Bankir investasi dalam hal ini menanggung resiko harga atas saham yang tidak terjual Bodie, et. al, 2006: 91. Harga saham pada saat IPO ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjamin saham. Pada umumnya penjamin lebih banyak mengetahui tentang informasi pasar modal dibandingkan dengan investor dan penjamin akan selalu berupaya bernegosiasi dengan emiten agar saham – saham tidak terlalu tinggi harganya karena jika tidak laku dijual, penjamin hrus membeli saham yang tidak laku dijual tersebut. Oleh sebab itu, harga yang terjadi pada saat IPO cenderung underpricing daripada overpricing Khomsiyah, 2005:168. Underpricing terjadi karena kondisi extante uncertainty mengenai harga yang ditawarkan saat IPO serta adanya asimetri informasi Beatty dan Ritter 1986 dan Rock 1986 dalam Saftiana dan Amelia 2007:104 juga berargumentasi bahwa underpricing di perusahaan IPO diperlakukan untuk mengkompensasi investor yang tidak mempunyai informasi uninformed investor dengan pihak yang lebih banyak mempunyai informasi. Gumanti 2007 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa secara rata-rata perusahaan yang go public mengalami underpricing, yaitu sebesar 22, 9. Dan 7 hasil penelitian menunjukkan bahwa ownership retention dan penggunaan dana IPO untuk investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap initial return. Tingkat Underpricing dalam penelitian Saftiana dan Amelia 2007 cukup tinggi, yaitu sebesar 61, 5. Temuan ini konsisten dengan temuan-temuan sebelumnya, yang menyatakan bahwa fenomena underpricing juga terjadi di pasar modal Indonesia. Yolana dan Martani 2005 melakukan penelitian dengan mengambil populasi perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaran perdana antara tahun 1994-2001. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata underpricing sebesar 38 dengan standar deviasi sebesar 63,5. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai underpricing. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel-variabel yang mempengaruhinya serta periode yang digunakan dari tahun 2007-2010 merupakan saat di mana krisis global terjadi sehingga diharapkan dapat mencerminkan dampak dari krisis global tersebut. Penelitian ini menggunakan variabel jenis industri, rasio profitabilitas Return On Equity, dan ukuran penawaran. Variabel-variabel independen tersebut diambil karena dari berbagai penelitian terdahulu terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian, sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel tersebut. Atas dasar itulah, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana Di Bursa Efek Indonesia. 8

B. Perumusan Masalah

Berbagai penelitian terdahulu yang telah dilakukan tentang fenomena underpricing pada penawaran saham perdana mendapatkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, penulis perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang fenomena underpricing pada penawaran saham perdana dengan rumusan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat underpricing pada penawaran umum perdana IPO di BEI. 2. Bagaimanakah pengaruh jenis industri, ROE, dan ukuran penawaran terhadap tingkat underpricing pada penawaran umum perdana IPO di BEI.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk menganalisis underpricing pada penawaran umum perdana IPO di BEI 2. Untuk menganalisis pengaruh jenis industri, ROE, dan ukuran penawaran terhadap tingkat underpricing pada penawaran umum perdana IPO di BEI. Manfaat dari penelitian ini diantaranya : 1. AkademisiPeneliti Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca baik dari kalangan akademisi maupun non akademisi. Serta hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi yang dapat memberikan informasi bagi kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut. 9 2. Investor Bagi calon investor sebagai informasi dalam pengambilan keputusan investasi dengan mempertimbangkan faktor–faktor yang dapat mempengaruhi underpricing pada penawaran umum perdana. 3. Pihak Bursa Diharapkan hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan oleh pihak bursa untuk mengembangkan pasar modal yang lebih efisien yaitu pasar modal yang harga sahamnya mencerminkan seluruh informasi yang tersedia baik tersembunyi maupun yang dipublikasikan informasi relevan. Dan penelitian ini juga bisa membantu pihak bursa dalam mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif dan saling menguntungkan karena bisa memacu investor baik lokal maupun asing untuk berinvestasi misalnya pada saat penawaran umum perdana. 4. Perusahaan Bagi perusahaan atau emiten yang akan melakukan penawaran umum perdana perlu mengetahui faktor– faktor yang dapat mempengaruhi saham perdana itu mengalami underpricing. Setidaknya perusahaan bisa menciptakan harga saham yang ideal bersama underwriter setelah mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhi underpricing. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pasar yang relatif berjangka panjang lebih lama dari waktu jatuh tempo satu tahun untuk berbagai instrumen keuangan, seperti, obligasi dan saham. Van Horne dan Wachowicz, 2007 : 322. Sedangkan menurut Brealey et, all 2008 : 37 pasar modal adalah pasar untuk ekuitas dan utang jangka panjang. Modal perusahaan adalah pendanaan jangka panjangnya. Sekuritas jangka pendek diperdagangkan di pasar uang. Jangka pendek berarti kurang dari 1 tahun. Brigham dan Houston 2009:150 mengungkapkan bahwa pasar modal capital market adalah pasar untuk saham – saham dan utang jangka panjang atau jangka menengah perusahaan. Pasar modal capital market merupakan pasar finansial yang khusus untuk jual beli sekuritas jangka panjang seperti saham dan obligasi Herman Darmawi, 2005: 24. Pasar modal capital market adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti yang sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. 11 Pengertian bursa efek stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung Budisantoso dan Triandaru, 2006:279. Pengertian pasar modal sebagaimana pasar pada umumnya yaitu merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di sini yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan penjual modaldana dengan pembeli modaldana yang lazim disebut investor Yulfasni, 2005:1. Pasar modal capital market adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain itu pasar modal juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahaan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian, pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modaldana Arthesa dan Handiman, 2006: 215. Untuk mendapatkan dana, perusahaan dapat menggunakan pasar keuangan financial market. Bagian dari pasar keuangan yang sumber pembelanjaan jangka panjang bagi perusahaan adalah pasar modal capital market. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal, bahwa pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek Warsono, 2003:355. 12 Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa Efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran Siamat Dahlan, 2001: 249. Selanjutnya definisi Pasar Modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah kongkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Abstrak dalam pengertian pasar modal adalah transaksi yang dilakukan melalui mekanisme over the counter OTC Siamat Dahlan, 2001: 249. Pasar modal juga disebut sebagai bursa efek dalam bahasa Inggris disebut Securitas Exchange atau Stock Market, seperti tampak pada istilahnya yang berbeda, namun pada intinya sama yaitu merupakan tempat bertemunya penjual daan dan pembeli dana yang dipasar modal atau bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli Yulfasni, 2005:1. Dermawan Sjahrial 2006: 15 mengungkapkan bahwa pengertian pasar modal ada dua, yaitu :